Tab

Ticker

6/recent/ticker-posts

THE OTHER SIDE OF THE DOOR (2016)

Menggunakan formula standar khas cerita film horor dimana ia diberikan sebuah aturan, jika ia melanggar akan timbul masalah bahkan bencana yang besar, tapi dasar karakter tersebut nakal dan memang diberi rasa kepo bahkan tekanan yang besar. Ketika ia melanggar aturan tersebut maka boom muncul bencana yang besar. Diperingatkan untuk tidak masuk ke hutan berbahaya, malah nekat masuk ke dalam hutan, diminta untuk menaati aturan malah dianggap remeh dan mengabaikannya.The other side of the door tak ayal seperti itu, jangan buka pintu terlarang tapi dasar kepo dan nakal malah dibuka.

Maria (Sarah Wayne Callies) dan suaminya, Michael (Jeremy Sisto) tinggal di Mumbai, India dan memiliki sebuah homewares. Mereka memiliki anak perempuan bernama Lucy (Sofia Rosinsky), sementara anak laki-laki mereka, Oliver (Logan Creran) meninggal dalam sebuah kecelakaan mobil yang tragis. Peristiwa tersebut meninggalkan serta menimbulkan trauma yang mendalam bagi Maria, ia merasa bersalah karena hanya mampu menyelamatkan Lucy. Suatu ketika, pembantu mereka, Piki (Suchitra Pillai-Malik) mengatakan bahwa ada sebuah kuil, tempat dimana Maria dapat berbicara dengan Oliver untuk meminta maaf sehingga ia bisa merasa damai. Celakanya Maria melanggar aturan, Oliver memang kembali namun bukan lagi Oliver yang dulu ia sayangi.

 Terasa basi memang jika berbicara tentang The other side of the door, tapi untungnya sang sutradara Johannes Roberts cukup berhasil memainkan materi yang ia punya, sehingga horor standar tidak terjatuh terlalu dalam. Eits, tunggu dulu, film ini adalah horor yang memuaskan, masih berada dibawah batas dari level dengan eksekusi yang mengikat penonton. Hal positif dari film ini yaitu dari elemen mistis rasa India yang dimiliki cerita. Pengguanaan Aghori cukup menghasilkan kesan beda serta membuat daya tarik bagi film ini, sehingga membuat film ini tak mudah luntur ketika mengingat film ini memiliki potensi yang monoton yang sejak awal sangat besar.

Objek pintu, karakter Maria berhasil terjebak bingung lalu tertidur, cara klasik horor masih dipertahankan film ini dengan menggunakan jump-scare dengan diiringi suara kelas yang standar. Yang menarik dari film ini jika kamu merasa bosan dengan elemen mistis maka Johannes Roberts mulai mencengkram kamu dengan memasukan elemen psikologi serta menyelamatkan nilai yang tadi, walaupun hadir dengan thrill yang biasa.

 Untungnya lagi The other side of the door mempunyai emosi yang baik sehingga karakter Maria dapat menarik penonton peduli dan memberikan simpati serta empati. Film ini juga terasa efektif dikala elemen mistis yang digunakan tadi mampu beriringan dengan konflik batin yang dirasakan oleh Maria, serta tak lepas dari kinerja Sarah Wayne Callies yang memainkan karakternya yang begitu apik.


 Memang film ini mempunyai elemen yang bisa dikatakan biasa, namun Roberts mampu menampilkan tekanan dan jeritan yang cukup berhasil menjaga keresahan penonton, walaupun masih terasa mondar-mandir dan sulit mempertajam pesan kisah yang standard.
Hal yang paling menjengkelkan dari film ini adalah gerak lambat yang dilakukan film ini serta terlalu fokus yang besar pada karakter Maria. Walaupun mempunyai presentasi sinematografi dan atmosfir yang baik, namun sudah diketahui sejak awal bahwa film ini mempunyai materi dan narasi yang biasa lengkap dengan beberapa lubang di segmen cerita.

Overall, The other side of the door, sebuah horor dengan formula standar yang (cukup) memuaskan. Namun mempunyai materi dan narasi yang biasa dengan beberapa hal yang menjengkelkan.


SCORE : 3/5

Posting Komentar

0 Komentar