Membagi sebuah seri final sebagai penutup memang terkesan suatu hal
yang menakjubkan, dimana penonton setia akan merasakan sensasi yang
berbeda sekaligus menciptakan rasa penasaran dan rasa cinta terhadap
film ini. Namun membagi sebuah seri final juga bisa dikatakan bukan
suatu hal yang mudah. Ya, sang sutradara
harus menempatkan dengan cerdik apa yang harus ditampilkan pada seri
ini dan apa pula yang harus ditampilkan pada seri penutup. Francis
Lawrence mencoba membuktikan hal itu lewat seri pertama final The Hunger
Games Mockingjay.
Setelah berhasil diculik dari arena
pertarungan Quarter Quell, Katnis Everdeen (Jennifer Lawrence) mulai
dituntun untuk mengambil peran penting dalam usaha revolusi untuk
merebut Panem dari tangan Presiden Snow (Donald Sutherland). Rencana
yang disusun distrik 13 dibawah comando wanita bernama Alma Coin
(Julianne Moore) adalah dengan strategi merebut atensi distrik di Panem
untuk bergabung dengan mereka, salah satu caranya melalui video
propaganda yang disebut propo. Tapi Capitol tidak tinggal diam, karena
mereka masih punya Peeta Mellark (Josh Hutcherson) yang sangat tangguh
dalam mengguncang emosi Katniss.
Francis Lawrence sepertinya
mulai salah langkah dalam menggarap seri pertama final film ini. Ya,
sepertinya Lawrence mulai kewalahan dan kehabisan ide untuk memberikan
tontonan yang lebih dahsyat dari sekuel sebelumnya. Memang tak mudah
untuk mempertahankan atensi film ini, hal itu membuat Lawrence
sepertinya mulai mati kutu. Juga naskah mulai beralih ketangan Danny
Strong yang nyatanya tak memberikan sebuah script yang "strong" malah
memberikan script yang "low" dan bantuan Peter Craig yang hanya membuat
naskah ini semakin ruwet.
The Hunger Games : Mockingjay part 1
seharusnya memberikan sebuah loncatan yang besar bagi seri penutupnya.
Namun, Lawrence hanya memberikan sesuatu yang dapat menurunkan atensi
penonton terhadap film ini. The Hunger Games Mockingjay part 1 juga
kurang memanfaatkan script yang ada. Ya, meskipun disini Lawrence
memberikan porsi yang banyak untuk Gale (Liam Hemsworth) namun entah
kenapa karakternya kurang dimanfaatkan. Dan film ini juga gagal
menampilkan something important bagaimana akhir kisah cinta segitiga
antara Peeta, Katniss dan Gale. Padahal jika Lawrence menampilkan
something important itu, film ini setidaknya akan tetap berjaya meskipun
dalam balutan script yang lemah.
The Hunger Games Mockingjay
Part 1, seperti judulnya "mockingjay" yang melambangkan sebagai simbol
pemberontakan sebagai bagian dari "hati dan pikiran" sepertinya gagal
menampilkan sebuah pemberontakan yang besar, ya meskipun akting J-Law
memang terlihat rebel, namun sepertinya semua tak didukung oleh script
dan penggarapan yang mumpuni.
Overall, The Hunger Games
Mockingjay part 1, sebuah seri final dystopian yang jauh dari ekspetasi,
yang gagal menampilkan sebuah simbol Mockingjay sebagai pemberontakan
bagian hati dan pikiran, yang justru malah membuat film ini harus
semakin berhati-hati.
0 Komentar