Tab

Ticker

6/recent/ticker-posts

THE HUNGER GAMES: CATCHING FIRE (2013)

Membuat sebuah sekuel pasti menjadi sebuah tantangan yang besar. Ya, sebuah film sekuel harus bisa meneruskan apa yang dianggap baik dan memperbaiki apa sebenarnya kekurangan film ini. Sajian sekuel pasti tak lepas dari film pertamanya, jika film ini menampilkan hal bodoh untuk menampilkan dan melanjutkan sajian sekuel, maka film ini gagal dalam membentuk sebuah sajian sekuel yang suskes membuat jembatan ke film selanjutnya.

Tindakan Katniss Everdeen (Jennifer Lawrence) yang seperti berupaya untuk menunjukan cintanya pada Peeta Mellark (Josh Hutcherson) saat babak akhir The Hunger Games ke-74 lalu mungkin telah mengaduk-aduk emosi penduduk Capitol, namun hal tersebut tidak berlaku pada Presiden Snow (Donald Sutherland). Sebuah upaya terselubung untuk mencegah semakin besarnya api yang telah tersulut itu dengan memerintahkannya menunjukan pada seluruh Panem bahwa ia benar-benar mencintai Peeta pada parade pemenang yang diadakan mengelilingi negeri.

Tidak cukup sampai disitu, dengan mengganti gameskeeper yang kini ia berikan pada Plutarch Heavensbee (Philip Seymour Hoffman), Snow memanfaatkan momentum perayaan The Hunger Games setiap 25 tahun sekali (Quarter Quell) sebagai jalan lain, mengumpulkan kembali para pemenang dari tiap distrik kedalam arena. Masih dibawah bimbingan Haymitch Abernathy (Woody Harrelson) dan Effie Trinket (Elizabeth Banks) serta support dari Cinna (Lenny Kravitz), Katnis dan Peeta kembali ke arena, namun kali ini bukan hanya mengusung misi untuk sekedar bertahan hidup, tapi sebagai simbol dalam sebuah indirect fight dengan Presiden Snow untuk memperebutkan api yang telah tersulut padam atau semakin besar.

Materi klasik tanpa terkesan bodoh, menjual formula standar dari cara menjual triangle love karya Hollywood, termasuk didalamnya Kissing scene berhasil ditampilkan The Hunger Games : Catching Fire hingga tidak meninggalkan permainan ambiguitas.

Francis Lawrence berhasil menampilkan pengulangan dengan sentuhan aksesoris baru yang menghujam penonton dengan kejutan, baik itu dari segi visual maupun cerita, fokus pada misi utama, sebuah propaganda tentang kejamnya sistem dan tatanan sosial saat ini yang dikemas dengan dominasi nada suram.


Ya, Lawrence menampilkan materh yang klasik tanpa terkesan murahan, misalnya dari karakter Katniss Everdeen yang lebih rebelious, heroism, dan tangguh. Ya, semua itu tak lepas dari kinerja Jennifer Lawrence yang memainkannya secara apik juga dibantu dengan pemain lainnya seperti Josh Hutcherson, Liam Hemsworth, Sam Claffin, Stanley Tucci, Donal Sutherland, Woody Harellson, Philip Seymour Hoffman, Elizabeth Banks juga Lenny Kravitz yang tampil maksimal lewat perannya masing-masing.

Ya, Lawrence sukses membuat film ini yang mempunyai tugas misi utama, dan itu tunggal, sebagai sebuah jembatan penghubung antara film pertama dengan dua bagian final menjadi sajian petualangan yang megah, mewah, dan tentunya mendebarkan.

Film ini juga sukses menghadirkan script dari kombinasi dua sosok kelas Oscar, Simon Beaufoy dan Michael Arndt yang telah menangani film Slumdog Millionaire, 127 Hours, Little Miss Sunshine, Toy Story 3 dan Brave. Juga ditambah sang penulis novelnya, Suzanne Collins yang membuat script film ini menjadi semakin lengkap.

Terlepas dari itu semua, ternyata film ini mempunyai kekurangan. Ya, memang tak ada film yang perfect, begitupun film ini yang terlalu sibuk membangun konflik (satu jam lebih) yang kurang pada. Sehingga menyebabkan pertarungan kurang padat, kurang komplek dan terkesan terlalu cepat dari durasi 146 menit.

Overall, The Hunger Games : Catching Fire sajian sukel yang berhasil menjadi jembatan penghubung untuk bagian final, meskipun terdapat kekurangan, film ini bisa menutupinya dengan baik.



SCORE : 4/5




Posting Komentar

0 Komentar