Tab

Ticker

6/recent/ticker-posts

THE GIRL ON THE TRAIN (2016)

Mendeskripsikan sebuah film adaptasi dari sebuah Novel yang menyandang status "best selling" memang bisa menjadi sebuah sajian yang tinggi maupun tenggelam, bagaimana sang sutradara mencoba mendeskripsikan sebuah novel tadi dalam suguhan yang sesuai dengan novel dan pembacanya, bagaimana sang sutradara mampu berhasil membuat para pembaca sreg dengan pendeskripsian yang dilakukan dan bagaimana hasil eksekusi yang dihasilkan, sebaliknya jika hal diatas failed, maka film ini akan tenggelam begitu saja, film yang menyandang predikat sebagai "the next gone girl" yang juga berisikan yang berisikan sex and violence serta permainan atmosfir dan paranoia yang begitu tebal. The Girl on the Train when a women first time to be a passenger train.

Dua kali sehari dengan menggunakan sebuah commutter train wanita bernama Rachel Watson (Emily Blunt) melintasi rumah lamanya yang kini ditempati mantan suaminya, Tom Watson (Justin Theroux) bersama Anna Watson (Rebecca Ferguson). Pasangan tersebut bukan satu-satunya fokus Rachel, dia juga tertarik pada pasangan Megan Hipwell (Haley Bennett) dan Scott Hipwell (Luke Evans) merasa iri dia berharap agar hal buruk terjadi pada mereka dengan melibatkan Dr. Kamal Abdic (Edgar Ramirez). Setiap hari menyaksikan menyaksikan mereka di jendela kereta kehidupan Rachel yang menyedihkan itu berubah ketika Megan dinyatakan menghilang, Rachel berusaha menemukan pelaku, karena merasa bersalah telah memutuskan untuk melancarkan konfrontasi pada Megan, namun masalahnya Rachel tidak ingat apa yang ia lakukan ketika peristiwa itu terjadi.

Menyandang predikat "the next gone girl" rupanya sangat berpengruh pada Tate Taylor sang sutradara dan sang screenwriter Erin Cressida Wilson untuk membuat film ini sebagus predikat yang disandang tadi, ya memang film yang diadaptasi dari sebuah torehan serta coretan best selling karya Paula Hawkins ini bermain lewat sudut pandang seoang wanita bernama Rachel yang terjebak oleh obsesi dibalik rutinitas yang ia punya, jelas sebuah premis yang begitu menggoda penonton dimana disini ia menjual sebuah misteri yang begitu berani dengan rasa yang mampu menggoda dan membuat rasa penasaran yang begitu berlanjut lewat tampilan yang seduktif.

Tak butuh waktu lama pikiran penonton langsung ditempatkan ditengah kehidupan Rachel yang begitu suram, her daily life yang depresif juga berteman dengan alkohol serta obsesi yang begitu memuncak, dan mengajak penonton untuk memberikan sebuah rasa empati kepada karakter, ya memang acapkali penonton mampu mempunyai sebuah koneksi dengan karakter yang begitu memprihatinkan, Tate Taylor berhasil menampilkan sebuah ambiguitas pada karakter dengan setumpuk masalah yang ia hadapi, ya, itu juga peran Rachel begitu lekat ditangan Emily Blunt sang aktris yang memainkannya secara piawai dan begitu tersiksa. Paruh awal yang Taylor tampilkan begitu gemuk dengan berbagai permasalahan serta sebuah pertanyaan yang haus akan sebuah jawaban, Taylor berhasil membawa penonton sreg dengan permasalahan yang ia tampilkan, mampu menjaga atensi penonton dengan berbagai urgensi yang hendak ditampilkan.

Namun semua paruh awal tadi tak semulus hasil awal yang ia tampilkan, perlahan Tate Taylor linglung dengan apa yang ia tawarkan tadi hendak menampilkan sebuah jawaban yang berurgensi ternyata hanya sekedar bullshit yang ia iming-iming kepada penonton, berbagai jawaban dari sebuah pertanyaan berurgensi lewat jawaban flashback dari karakter terasa hambar dan predictable, memang ia mampu membuat karakter utama begitu tersiksa ia juga mampu membuateksekusi serta pertanyaan berurgensi tadi tersiksa karena aksi manipulatif yang begitu besar, sebuah aksi petak umpet dari sebuah permasalahan yang gampang menjadi rumit. Berbagai karakter yang ia tampilkan juga terasa manipulatif. Ingin rasanya saya menyukai film ini, tapi susah karena sebuah pertimbangan yang membuat saya dilanda kebingungan.

Overall, The Girl on the Train layaknya seseorang penumpang kereta yang pertama kali naik kereta dengan rasa ketidaktahuan dan rasa takut yang mengiringi tiap perjalanan, namun ia kemudian sadar bahwa ia naik kereta untuk sampai tujuan.


SCORE : 3/5

Posting Komentar

0 Komentar