Tab

Ticker

6/recent/ticker-posts

PROMISE (2017)

Screenplay Productions selaku production house yang memulai debutnya lewat sinetron serta FTV kemudian merangkap ke ranah layar lebar dimana Magic Hour adalah film pertamanya yang sukses meraup angka finansial yang fantastis, kemudian muncul London Love Story, ILY from 38.000 Ft serta kemudian muncul Pomise yang mengikuti jejak film pertama yang mampu menyedot penonton (sekitar 600 penonton lebih) namun pertanyaanya apakah dengan kesuksesan di segi finansial juga berbanding lurus dengan kualitas yang dihasilkan? Promise, when a children growth to be adults.

Rahman (Dimas Anggara) adalah seorang pria yang beda dengan pria yang hidup semasanya dimana ia hidup secara agamis dan jauh dari pergaulan bebas lewat didikan sang Ayah (Surya Saputra) ia bersahabat dekat dengan Aji (Boy William) suatu hari secara tak sengaja Rahman diberi kaset bokep oleh Aji, Rahman menolak, namun akhirnya ia menerimanya dengan tantangan rasa ingin tahu, hal itu kemudian diketahui oleh sang Ayah dan kemudian sesuai ajaran agama, Rahman dijodohkan untuk menjaga sesuatu buuk terjadi. Beberapa tahun kemudian Rahman melanjutkan study di Milan yang kemudian disana ia bertemu dengan Moza (Mikha Tambayong) bahkan Aji, sang sahabat karibnya bahkan Kanya (Amanda Rawles).

Asep Kusdinar selaku sutradara langganan Screenplay Productions mungkin sedikit meninggalkan kisah romansa remaja yang penuh dengan kelabilan, dan disini ia beranjak ke ranah pemikira orang dewasa. Promise seolah cerita remaja yang berlagak (sok) dewasa, naskah garapan Sukhdev Singh dan Tisa TS rupanya mengambil hal yang cukup berani namun terasa (sok) berani. Dan yang parah lagi adalah cara Asep Kusdinar yang menggabungkan dua lokasi serta pandangan yang berbeda, misalnya dalam hal setting Yogyakarta yang memang berdialog jawa medok, disini tak terlihat bagaimana karakter berdialog Jawa, lalu Rahman yang agamis dan disini masih dapat terlihat tato dari Dimas Anggaara, adegan Ricky Cuaca sebagai penambah humor ketika di Milan menabrak tiang, marah-marah gak jelas dengan tiang, come on, Asep Kusdinar this is Milan!serta masa iya seorang teman dapat bertemu di Milan secara bersamaan dan mendadak, tak terhitung banyak lagi plot hole serta adegan yang memang annoying.
Kesalahan terbesar dari Promise sendiri adalah cara Asep Kusdinar yang seenaknya menempatkan adegan tanpa sebuah alasan yang jelas, adegan seperti terasa berantakan dengan loncatan yang memang tak jelas sekalipun, ditambah script yang memang berlagak (sok) dewasa padahal sangat terlihat layaknya seorang ABG labil, ditambah jajaran cast yang bisa dibilang oke, namun kharisma yang ia miliki kurang serta dialog yang terlampau dangkal bak sinetron, Dimas Anggara tampil oe namun ia masih terlihat sama seperti karakter di film sebelumnya, Boy William cukup mencuri perhatian meski beberapa adegan terasa kurang dan over serta Amanda Rawles dan Mikha Tambayong seolah eye candy belaka agar terlihat oke, sangat terpampang jelas sekali kesalahan yang kerap dilakukan film ini, bukan hanya script saja yang lemah adegan pun terasa over melodrama dan sedikit keteteran serta konyol. Dan satu-satunya yang bagus adalah landscape gambar scenary Milan dan Yogyakarta.

SCORE : 1.5/5

Posting Komentar

0 Komentar