Screenplay
Productions selaku production house yang memulai debutnya lewat
sinetron serta FTV kemudian merangkap ke ranah layar lebar dimana Magic
Hour adalah film pertamanya yang sukses meraup angka finansial yang
fantastis, kemudian muncul London Love Story, ILY from 38.000 Ft serta
kemudian muncul Pomise yang mengikuti jejak film pertama yang mampu
menyedot penonton (sekitar 600 penonton
lebih) namun pertanyaanya apakah dengan kesuksesan di segi finansial
juga berbanding lurus dengan kualitas yang dihasilkan? Promise, when a
children growth to be adults.
Rahman (Dimas Anggara) adalah
seorang pria yang beda dengan pria yang hidup semasanya dimana ia hidup
secara agamis dan jauh dari pergaulan bebas lewat didikan sang Ayah
(Surya Saputra) ia bersahabat dekat dengan Aji (Boy William) suatu hari
secara tak sengaja Rahman diberi kaset bokep oleh Aji, Rahman menolak,
namun akhirnya ia menerimanya dengan tantangan rasa ingin tahu, hal itu
kemudian diketahui oleh sang Ayah dan kemudian sesuai ajaran agama,
Rahman dijodohkan untuk menjaga sesuatu buuk terjadi. Beberapa tahun
kemudian Rahman melanjutkan study di Milan yang kemudian disana ia
bertemu dengan Moza (Mikha Tambayong) bahkan Aji, sang sahabat karibnya
bahkan Kanya (Amanda Rawles).
Asep Kusdinar selaku sutradara
langganan Screenplay Productions mungkin sedikit meninggalkan kisah
romansa remaja yang penuh dengan kelabilan, dan disini ia beranjak ke
ranah pemikira orang dewasa. Promise seolah cerita remaja yang berlagak
(sok) dewasa, naskah garapan Sukhdev Singh dan Tisa TS rupanya mengambil
hal yang cukup berani namun terasa (sok) berani. Dan yang parah lagi
adalah cara Asep Kusdinar yang menggabungkan dua lokasi serta pandangan
yang berbeda, misalnya dalam hal setting Yogyakarta yang memang
berdialog jawa medok, disini tak terlihat bagaimana karakter berdialog
Jawa, lalu Rahman yang agamis dan disini masih dapat terlihat tato dari
Dimas Anggaara, adegan Ricky Cuaca sebagai penambah humor ketika di
Milan menabrak tiang, marah-marah gak jelas dengan tiang, come on, Asep
Kusdinar this is Milan!serta masa iya seorang teman dapat bertemu di
Milan secara bersamaan dan mendadak, tak terhitung banyak lagi plot hole
serta adegan yang memang annoying.
Kesalahan terbesar dari
Promise sendiri adalah cara Asep Kusdinar yang seenaknya menempatkan
adegan tanpa sebuah alasan yang jelas, adegan seperti terasa berantakan
dengan loncatan yang memang tak jelas sekalipun, ditambah script yang
memang berlagak (sok) dewasa padahal sangat terlihat layaknya seorang
ABG labil, ditambah jajaran cast yang bisa dibilang oke, namun kharisma
yang ia miliki kurang serta dialog yang terlampau dangkal bak sinetron,
Dimas Anggara tampil oe namun ia masih terlihat sama seperti karakter di
film sebelumnya, Boy William cukup mencuri perhatian meski beberapa
adegan terasa kurang dan over serta Amanda Rawles dan Mikha Tambayong
seolah eye candy belaka agar terlihat oke, sangat terpampang jelas
sekali kesalahan yang kerap dilakukan film ini, bukan hanya script saja
yang lemah adegan pun terasa over melodrama dan sedikit keteteran serta
konyol. Dan satu-satunya yang bagus adalah landscape gambar scenary
Milan dan Yogyakarta.
SCORE : 1.5/5
0 Komentar