Tab

Ticker

6/recent/ticker-posts

JILBAB TRAVELER: LOVE SPARKS IN KOREA (2016)

Melihat nama Guntur Soeharjanto, Alim Sudio dan Asma Nadia memang bukan pertama kali mereka bergabung dan bekerjasama dalam menggarap sebuah film, mereka memang sering eksis tampil bertiga atau salah satu diantaranya menghasilkan sebuah film bernuansa religi meski tak semuanya layak disebut bagus terbukti di "99 Cahaya Di Langit Eropa", "Assalamualaikum Beijing" hingga "Pesantren Impian" dan kali ini mereka kembali dalam sebuah suguhan religi adaptasi dari Novel Bestseller karya Asma Nadia dimana ia mengawinkan sebuah romansa dengan tambahan bumbu melihat panorama sudut dunia (that's mean Korea).

Rania Samudra (Bunga Citra Lestari) adalah seorang penulis yang mewujudkan impian sang Ayah untuk mengelilingi dunia laksana Ibnu Bathuthah, seorang traveler muslim yang menjadi rujukan dunia. Berbagai negara telah ia singgahi dan pada suatu ketika mengharuskan ia untuk kembali ke Indonesia untuk menjenguk sang ayah yang kemudian meninggalkannya tatkala ia disuruh sang ayah untuk menyambangi Baluran, tempat dimana Ayah dan Ibu Rania bertemu dan menemukan cinta, disana Rania bertemu dengan seorang pria berdarah Indo-Korea, Hyun Geun (Morgan Oey).

Guntur Soeharjanto selaku Sutradara dengan sokongan naskah dari Alim Sudio berdasarkan sebuah novel adaptasi dari Asma Nadia yang berjudul sama memang tak menawarkan sebuah kisah yang luar biasa, sejatinya ia berjalan secara sederhana layaknya sebuah film romansa berlabel religi, disini kita mempunyai seorang karakter seorang traveler muslim yang kemudian secara tak sengaja bertemu dengan seorang pria Korea, sudah dapat ditebak memang benih cinta akan hadir diantara keduanya, dan harus sangat diakui jalinan romansa antara mereka berlalu begitu cepat, dan meninggalkan beberapa pertanyaan setelah mereka menghabiskan waktu sehari bersama dan kemudian muncul sosok Ilhan (Giring Ganesha) sosok yang memang dapat mengganggu hubungan mereka, dan disini trik Guntur Soeharjanto untuk menggiring penonton bersimpati dan mempertahankan pasangan.
Sejatinya dengan adanya sosok Ilhan bukanlah seorang antagonis, melainkan seseorang yang baik (terbukti tatkala ia mendirikan sekolah untuk ibu-ibu yang tak sekolah), sebenarnya Guntur Soeharjanto lebih membawa penonton untuk bagaimana dan siapa yang akan dipilih oleh Rania, proses menentukan dan melabuhkan hati adalah poin utama film ini, apakah Ilhan yang memang memberi semangat bagi keluarga Rania, atau Hyun Geun yang sejatinya memberi sebuah ketenangan bagi Rania dan itulah pertanyaan yang kemudian akan dikupas secara perlahan, meski sejatinya penonton hanya dibawa sejenak untuk menikmati panorama dengan embel-embel "travelling ke luar negeri" porsi romansa dan romantika karakter lebih besar daripada aspek traveler.

Yang saya suka dari Guntur Soeharjanto adalah cara ia menampilkan sebuah konflik, ia tak perlu membuat karakter dengan bekal dialog yang verbal, tapi disini ia cukup memberikan sebuah konflik secara halus tapi pasti, tak perlu dengan celotehan yang memakan amarah, cukup dengan raut muka serta mimik wajah yang menggambarkan perasaan karakter, konflik antara memilih labuhan hati yang tepat itu semakin lebih rumit tatkala keluarga (baca : kakak-kakak Rania) turut andil dalam masalah, sehingga membuat Rania dilanda kegamangan yang memang berat, bukan tanpa lubang beberapa adegan memang terlihat sebagai tempelan tatkala karakter Jeong Hwa (pacar Hyun Geun) tak digali lebih dalam, karakter Alvin (Ringgo Agus Rahman) sebagai sahabat Hyun Geun tak mampu memberikan sebuah icon comedy yang pas dan terkesan annoying, dan untungnya performa ketiga karakter utama mampu bermain oke dalam karakter mereka yang setidaknya dapat mengobati mata yang takjub akan panorama scenary Korea dan hati yang kosong.


SCORE : 3/5

Posting Komentar

0 Komentar