Dibalik hingar bingar serta penuh sesaknya ibukota, ternyata
tersimpan topeng-topeng palsu para penduduk ibukota, menjadikan malam
sebagai proses mencari nafkah yang juga dibarengi dengan kesenangan
batin yang tiada tara lewat terpuaskannya nafsu birahi dan siang
beristirahat dan melakukan aktivitas layaknya manusia biasa. Everything
in this world has a dark side. Itulah
yang coba dieksplorasi oleh sutradara Fajar Nugros disini, membawa
penonton untuk melihat sisi gelap nan palsu dibalik ibukota yang kita
kenal dengan dunia malam.
Demi mengejar mimpinya, seorang
pemuda asal Jombang, Pras (Oka Antara) pergi ke Jakarta dengan harapan
menjadi seorang jurnalis di bawah pimpinan Djarwo (Lukman Sardi),
pimpinan redaksi suatu majalah. Perkenalannya dengan seorang waria dan
juga berprofesi sebagai seorang penari striptease bernama Awink
(Ganindra Bimo) membawa Pras memasuki dunia gelap Jakarta yang berisi
aneka macam party, prostitusi sistematis, sashimi girl dan lain
sebagainya, yang juga mempertemukannya dengan Yoga (Baim Wong) sang raja
pesta serta Laura (Tiara Eve) seorang model yang merangkap sebagai
seorang pelacur milik Mama San (Agus Kuncoro) kejadian itu diam-diam
dimanfaatkan oleh Pras sebagai bahan tulisan artikelnya.
Sesuai penggambarannya terkait dunia malam, Fajar Nugros bisa dibilang
berhasil membuat sebuah sajian euforia terkait pesta dunia malam yang
penuh dengan hingar bingar nan menyilaukan mata, visualisasi itu digarap
sedemikian rapi dengan turut pula dengan peran yang bekerja di dunia
yang penuh dengan sisi gelap, pesta, naroba serta prostitusi bahkan
sashimi girl (sebuah keadaan dimana sajian makan sushi dengan perempuan
bertelanjang sebagai wadah makana) mampu mewakili semua yang digambarkan
oleh film ini. Namun bukannya menjadikannya sebuah eksplorasi yang
tampil fokus dengan penceritaan yang runut ia sendiri lebih mengajak
penonton untuk bagaimana menyaksikan petualangan demi petualangan Pras
untuk mengetahui dunia malam ketimbang fokus ke ranah yang lebih serius,
acap kali juga tampil lontaran comedy dari Awink serta romansa antara
Pras dengan Laura, tanpa adanya sebuah pondasi yang cukup kuat.
Ya, alasannya adalah simple menurut saya, tak lain dan tak bukan
ialah demi menghindari gunting sensor, yang membuat Fajar sendiri disini
terlihat nanggung dalam menampilkan adegan yang berani sesuai tuntutan
naskah. Dialoh dangkal nan chessy kerap mewarnai guliran kisah demi
kisah serta perasaan orang yang terkait yang memang melakukannya secara
terpaksa, yakni demi keluarga dan sesuap nasi. Moammar Emka's Jakarta
Undercover memang mampu tampil menawan dengan segala potensi yang ia
miliki, namun permasalahannya adalah Fajar Nugros sendiri tak mau
membawanya ke ranah yang serius, ia hanya menempatkan karakter pada
situasi yang memang masih berada pada batas wajar, ketidakberanian Fajar
sendiri selain menjauhi gunting sensor yang ganas ialah ia enggan
filmnya nanti di cap sebagai film esek-esek yang tak bermoral dengan
menampilkan sisi gelapnya, namun sejatinya menurut saya sah-sah saja
tampil vulgar toh itu memang keperluan cerita. Sehingga semua itu pun
harus berakibat pada konklusi akhir yang memaksakan untuk tampil "aman"
dengan teriakan "Kangeeeen" dari Oka Antara yang membuat film ini
sendiri tak lebih dari upaya menemukan sebuah cinta, ya, cinta seorang
pemuda terhadap wanita.
Selain visualisasi yang tampil
memikat arahan dari sinematografi Padri Nadeak yang mampu mengajak
penonton untuk sedikit melupakan realita dengan kilauan cahayanya,
ensemble cast juga turut berperan terutama bagi Ganindra Bimo yang mampu
memerankan karakter waria yang komikal plus mempunyai hati yang tinggi,
Oka Antara berperan cukup baik meski harus diakui memang bukan akting
terbaiknya, Baim Wong sebagai raja pesta menurut saya tampil hit and
miss, begitupun dengan Tiara Eve, Nikita Mirzani serta Richard Kylie
yang cukup bermain oke meski tak sampai masuk hati. Moammar Emka's
Jakarta Undercover memang bukanlah sebuah sajian yang memikat, beberapa
memang masih terkesan ragu dibalik beberapa adegan yang tampil berani
(adegan seks Nikita Mirzani dan Vicky Burki tanpa busana, Tiara Eve
melakukan adegan ranjang andshasimi girl), namun sulit juga untuk
meletakkan karya Fajar Nugros ini menjadi sebuah sajian yang rendah,
beberapa drama mampu menarik penonton meski tak semuanya berhasil.
0 Komentar