Satu
dari sekian banyak suguhan dramedi dengan balutan sebuah road movie
adalah Me Vs Mami, dimana disini membuktikan bahwa Cut Mini adalah
seorang aktris yang sangat piawai bermain kata maupun verbal, lewat
garapan sutradara Ody C. Harahap ("Kapan Kawin?", "Skakmat") yang turut
dibantu oleh sokongan naskah dari Vera
Varidia (Surat Cinta Untuk Kartini) membuktikan bahwa Cut Mini adalah
seorang aktris yang piawai bermain dan memberikan magnet bagi
penontonnya. Me Vs Mami sebuah gambaran milenial hubungan antara
ibu-anak dengan premis yang klasik.
Maudy (Cut Mini) seorang celebrity chef dan putri semata wayangnya, Mira (Irish Bella), selalu bertengkar. Bagi Maudy, Mira adalah anak bandel yang sulit diatur. Sebaliknya, Mira sering terganggu oleh "kegemaran" maminya memberi perintah. Hubungan keduanya memang mulai renggang sejak perceraian Maudy dengan sang suami yang kini telah meninggal, dimana Mira yakin perpisahan itu dipicu oleh kesibukan sang mami. Suatu hari mereka terpaksa melakukan sebuah perjalanan ke Payakumbuh, Sumatera Barat demi nenek buyut Mira yang tengah sekarat dan minta bertemu dengannya. Perjalanan itu kemudian digunaan Maudy untuk kembali memperbaiki hubungannya dengan Mira. Akan tetapi perjalan mereka tak mulus, berbagai aral melintang harus mereka lewati yang tak lain menghambat perjalanan mereka.
Maudy (Cut Mini) seorang celebrity chef dan putri semata wayangnya, Mira (Irish Bella), selalu bertengkar. Bagi Maudy, Mira adalah anak bandel yang sulit diatur. Sebaliknya, Mira sering terganggu oleh "kegemaran" maminya memberi perintah. Hubungan keduanya memang mulai renggang sejak perceraian Maudy dengan sang suami yang kini telah meninggal, dimana Mira yakin perpisahan itu dipicu oleh kesibukan sang mami. Suatu hari mereka terpaksa melakukan sebuah perjalanan ke Payakumbuh, Sumatera Barat demi nenek buyut Mira yang tengah sekarat dan minta bertemu dengannya. Perjalanan itu kemudian digunaan Maudy untuk kembali memperbaiki hubungannya dengan Mira. Akan tetapi perjalan mereka tak mulus, berbagai aral melintang harus mereka lewati yang tak lain menghambat perjalanan mereka.
Kekuatan utama yang dimiliki oleh "Me Vs Mami"
adalah berbagai lontaran konflik sepanjang perjalanan yang dilontarkan
oleh para protagonisnya, yang mayoritas memang ditujukan demi
menghadirkan tawa dan mengocok perut penonton. Berkonsentrasi pada
kekonyolan situasi (menabrak kerbau, melawan jambret, serta "menolong"
orang yang bunuh diri) itu semua memang bukanlah sajian humor yang
pintar namun Ody disini mampu menanganinya dengan baik, yang
menghasilkan sebuah kejadian komikal yang lucu dan tentunya memorable di
ingatan penonton jika mendengar judul film "Me Vs Mami).
Semua lakon komikal itu tak berujung pada situasi overkill. Walau berisi situasi absurd, penonton tetap akan merasakan kelucuan sehari-hari tentnya dengan ukuran dramatisasi secukupnya. Sebagaimana ia menangani "Kapan Kawin?'', Ody mengandalkan talenta komedik para cast-nya. Karakterisasi Mami Maudy adalah apa yang kita gambarkan pada "mami-mami modern" yakni cerewet, rempong, dan banyak tingkah. Cut Mini memanfaatkan semua itu, menyulap berbagai dialog sederhana seperti "tidak ada satupun manusia'' menjadi sebuah amunisi yang efektif memancing sebuah tawa, sementara itu Irish Bella tampil natural meski di beberapa adegan terasa lost acting, demikian sama halnya dengan kehdiran Dimas Aditya.
Semua lakon komikal itu tak berujung pada situasi overkill. Walau berisi situasi absurd, penonton tetap akan merasakan kelucuan sehari-hari tentnya dengan ukuran dramatisasi secukupnya. Sebagaimana ia menangani "Kapan Kawin?'', Ody mengandalkan talenta komedik para cast-nya. Karakterisasi Mami Maudy adalah apa yang kita gambarkan pada "mami-mami modern" yakni cerewet, rempong, dan banyak tingkah. Cut Mini memanfaatkan semua itu, menyulap berbagai dialog sederhana seperti "tidak ada satupun manusia'' menjadi sebuah amunisi yang efektif memancing sebuah tawa, sementara itu Irish Bella tampil natural meski di beberapa adegan terasa lost acting, demikian sama halnya dengan kehdiran Dimas Aditya.
Tatkala suguhan serta gelaran
komedinya mendekati sempurna, lain halnya dengan porsi drama. Berisi
sebuah pesan tentang perjuangan seorang ibu, transi dari komedi ke momen
emosional tak berjalan dengan mulus. Vera Varidia memang menyelipkan
berbagai pesan lewat analogi memilih kerbau dengan kasih sayang
ibu-anak, atau proses memasak, namun itu hanya semata terasa dipaksakan
masuk di tengah gelaran komedi. Perpindahan yang kasar sulit
menjadikannya sebaga sebuah sajian dramedi yang klop, memang beberapa
adegan tampil dramatis seperti tatkala Mira digendong oleh Mami Maudy,
senyum simpulnya mengiringi kalimat "kamu nggak salah, mami yang salah"
seketika momen haru itu tampil memuncak dan tak sedikit pula yang
meneteskan air mata sembari mengingatkan betapa besar rasa cinta seorang
ibu, dan saya pun mengalami kejadian serupa, waktu kecil saya pernah
digendong oleh sang bunda, persis seperti di film, kaki saya berdarah
dan tak bisa jalan, sudahlah saya ingin nangis mengingatnya.
Ingin rasanya saya menyukai film ini, namun ending film ini merusak tatanan aspek yang telah dibangun sedari awal, bak pepatah, "karena nila setitik, rusak susu sebelanga". Ending yang merusak semuanya, yang meninggalkan beberapa pertanyaan sekaligus meninggalkan sebuah lubang yang besar. Saya hanya bisa diam terpaku. Terpaku mendapati salah satu film favorit saya yang juga layak memuaskan mendadak berujung mengecewakan dalam sekejap.
Ingin rasanya saya menyukai film ini, namun ending film ini merusak tatanan aspek yang telah dibangun sedari awal, bak pepatah, "karena nila setitik, rusak susu sebelanga". Ending yang merusak semuanya, yang meninggalkan beberapa pertanyaan sekaligus meninggalkan sebuah lubang yang besar. Saya hanya bisa diam terpaku. Terpaku mendapati salah satu film favorit saya yang juga layak memuaskan mendadak berujung mengecewakan dalam sekejap.
SCORE ; 3/5
0 Komentar