Tab

Ticker

6/recent/ticker-posts

MANCHESTER BY THE SEA (2016)

Ada begitu banyak alasan kenapa manusia di sebut makhluk sosial , salah satunya adalah karena kita butuh orang-orang di sekitar kita untuk dapat menjadi sosok yang lebih dan lebih baik lagi. Ya, memang tak semuanya positif, tapi dari sana manusia dapat berkaca dan kemudian memahami makna sebenarnya dari dirinya dan kehidupan, bukan tidak mungkin bahkan dapat digunakan untuk mengalahkan setan batin dan menyelamatkannya dari jurang "kematian". Hal tersebut yang coba di tampilkan oleh Manchester by the sea, sebuah proses healing lewat examinations terhadap sebuah kesedihan.

Lee Chandler (Casey Affleck) seorang janitor dan kini menetap di Massachusetts, seorang antisocial yang kerap bersahabat dekat dengan minuman, ia merupakan pria yang tidak tertarik dengan orang lain dan cenderung introvert, works and drinks adalah bagian hidupnya. Suatu ketika berita datang terkait saudaranya Joe Chandler (Kyle Chandler) yang membuat Lee harus kembali ke kampung halamannya untuk mengurus keponakannya, Patrick (Lucas Hedges) remaja yang keras dan sensitif. Bersamaan dengan itu juga Lee harus berhadapan dengan sebuah tragedy yang menimpanya di masa lalu dan ia juga harus kembali berurusan dengan mantan isterinya, Randi (Michelle Williams).

Yang menarik dari film ini, Lee Chandler adalah karakter yang menarik sejak awal ia tampil dan ia merasakan sebuah beban berat yang harus setiap hari ia pikul di punggungnya, dia orang yang terluka ketika menjalani kesehariannya yang tidak ditampilkan secara eksplisit, tapi ketika kamu melihat ia mulai dari sorot matanya, kamu akan merasakan sebuah rasa belas kasihan yang dalam, terdapat manusia yang menangis di dalamnya. Lalu setelah itu akan muncul di benak kamu rasa penasaran mulai dari siapa sebenarnya Lee Chandler? Apa yang terjadi pada Lee Chandler? dan seberapa berat beban yang di pikul oleh Lee Chandler? pertanyaan itu akan terus berputar di kepalamu sembari menunggu Kenneth Loneragan mulai memecah satu demi persatu pertanyaan itu dan membuat kamu learn about our main character, bergerak lambat dan sistematis sesuai prosedur yang telah tersusun dan menguasai sepenuhnya kontrol cerita. Dengan cepat kamu akan fokus kepada karakter Lee dan disitu juga Loneragan memberikan sebuah clue terhadap siapa Lee dan apa yang di deritanya.

Sejenak mungkin akan terasa boring jika kamu tak biasa menyaksikan sebuah film yang bergenre sama dengan film ini, ya memang, film berjalan secara lambat seperti yang saya telah utarakan tadi namun bergerak sistematis, tanpa kamu sadari ketika menonton film ini Loneragan menyelipkan kesan yang tersirat dari film ini dan mengajak kamu lewat sebuah pemecahan studi karakter Lee, teknik flashback yang Loneragan gunakan terasa kompleks meski tak sepenuhnya oke, bagaimana ia membuat karakter Lee penuh dengan beban yang ia pikul dan kemudian menyandingkannya dengan sebuah kejadian yang menyeretnya masuk dan terjebak dalam sebuah tragedy masa lalu begitu ia tampilkan dengan implisit meskipun kamu akan masuk ke dalam momen menunggu, but semuanya tak merasa terganggu karena Loneragan tetap mempertahankan atensi yang sejak awal ia gunakan, yakni untuk menjawab pertanyaan demi pertanyaan yang ia lontarkan kepada penonton tadi.

Kemudian cerita berlangsung sepenuhnya pada musim dingin tapi kesedihan yang karakter rasakan jauh lebih dingin. Loneragan tetap bermain leluasa bermain dengan karakter, ia juga kerap menambahkan unsur comedy namun semua itu hanya sebuah pemanis biasa, ia tetap kekeh mempertahankan kondisi karakter untuk mendominasi dan sejatinya ia lakukan dengan sangat baik, kamu seperti akan mendengarkan akan sebuah kejadian yang Lee timpa di masa lalu dan kamu juga akan turut mencari jalan untuk menyelesaikannya bersamaan dengan karakter. Casey Affleck memerankan karakter Lee dengan penuh beban yang ia pikul kinerjanya begitu baik serta di damping dengan performa menawan dari kaakter lainnya. Loneragan acap kali memasukan unsur happy yang menghiasi kehidupan Lee, namun rupanya semua itu tak mampu menebus apa yang ia rasakan dan sejatinya terlihat menawan dalam balutan heartbreaking dan heartwarming lewat tangan Loneragan.

Overall, Manchester by the sea sebuah film yang megajarkan sebuah statement tentang kehidupan sosial serta pemecahan masalah yang memuaskan, momen ini kerap terjadi kepada kita dan Loneragan menggarapnya demikian cerdas.


SCORE : 4.5/5

Posting Komentar

0 Komentar