Tahukah kamu bahwa banyak anak kecil di India menghilang setiap
tahunnya? tak tanggung-tanggung dalam jumlah yang kecil, melainkan dalam
jumlah yang sangat besar sekaligus, yakni mencapai 80.000 per-tahunnya.
Tahukah kamu kisah perjalanan Saroo Brierely yang terpisah dari rumah
dan keluarga kemudian terus mencari keberadaan mereka meski sudah
puluhan tahun? Itulah alasan mengapa
film ini terpilih untuk mewakili "The Weinstein Company Film" untuk
berbagai awards season. Lion an emotional movie about life and Google
Earth.
Lahir di India, dari sebuah keluarga yang tingkat
ekonominya lemah, Saroo (Sunny Pawar) hilang ketika ia berusia lima
tahun, sebuah kereta membawanya pergi menjauh dari sang kakak, Guddu
(Abhishek Bharate) bahkan keluarganya. Saroo yang mempunyai wajah polos
seperti kebanyakan anak biasanya, tak tahu bagaimana cara untuk pulang,
dan semuanya berakhir di sebuah panti asuhan yang setelah itu
mempertemukannya dengan pasangan asal Australia, John Brierley (David
Wenham) dan Sue Brierley (Nicole Kidman) yang kemudian mengadopsinya.
Selang rentan 20 tahun setelah kejadian tersebut, Saroo (Dev Patel)
bercerita mengenai kisahnya kepada teman-temannya yang kemudian
menyarankan Saroo untuk menemukan posisi sang orang tua di India, salah
satu cara yang mereka sampaikan adalah dengan menggunakan Google Earth.
Kisah yang di sadur daro sebuah buku berjudul" A Long Way Home" karya
Saroo Brierly ini pada awalnya sejak pertama ia tampil memang tampak
sederhana dan kamu juga akan merasakan sebuah tahapan yang strong and
charming. Proses perpisahan Saroo kecil dengan sang kakak bahkan
keluarganya di India berhasil di tampilkan dengan baik oleh Garth Davis,
dalam sebuah debutaannya ini, terasa solid memang dalam menceritakan
sebuah "proses" yang di alami oleh Saroo, ketika ia bersama sang kakak
dan keluarganya, terutama sang ibu, hingga ketika ia akhirnya masuk ke
dalam sebuah "mimpi buruk" yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya.Fokus
Garth Davis memang tak ingin mengjak kamu untuk berneko-neko, ia ingin
menyampaikan sebuah lontaran pertanyaan "bagaimana jika kejadian itu
menimpa dirimu atau sosok yang kamu sayangi?".
Premis di atas
adalah modal yang sangat baik untuk "Lion" sebagai usaha untuk how to
find home bagi Saroo yang kemudian ia lakukan ketika dewasa. Lion
sebenarnya terbagi atas dua babak, babak pertama adalah sebuah suguhan
aksi panggung dari Saroo kecil yang sangat menawan di tampilkan oleh
Sunny Pawar dan sekaligus menjadi tonggak bagaimana ia bisa tersesat,
dan di babak kedua menceritakan bagaimana kehdupan Saroo dewasa dengan
segala "kenyamanan" yang ia peroleh, mulai dari fasilitas, orang tua
yang baik, bahkan memiliki seorang kekasih yang sangat care dan
perhatian terhadapnya, Lucy (Rooney Mara) dan munculnya ide pencarian
siapa sebenarnya orang tua asli dari Saroo, semua itu di garap dengan
mumpuni dan baik oleh Garth Davis serta Luke Davis yang mampu menopang
dengan script-nya yang ia tulis yang bersifat progresif terutama ketika
ia berhasil memadukan sebuah kombinasi dimana cerita, teknologi, dan
emosi menjadi satu paduan yang padat yang berhasil memberikan sebuah
guncangan yang Saroo hadapi yang tak se sederhana apa yang kamu kira,
dan semua berhasil memberikan sebuah "concince" sekaligus "experience"
yang dapat menimbulkan sebuah tarikan emosi yang muncul, terlebih di
dalam penempatan sebuah alur flashback antara past and present.
Memang "Lion" tak terasa terlalu sentimental tapi sukses menampilkan
sebuah emotional punch yang oke, tak menampilkan sebuah manipulasi emosi
secara berlebihan tapi menunjukan kontras antara dua sisi kehidupan
Saroo, that's why kisah yang sebenarnya simple ini justru tampil
kompleks dan terasa rumit. tema serta isu yang ia bawa sejak awal tampil
keren hingga akhir. Jangan terkejut, jika tanpa sadar kamu merasakan
ada air mata yang keluar deras dari matamu (that's too i'm feel when
watching this movie) terutama pada saat moment yang kamu tunggu-tunggu
hadir menjelang ending. Sebuah premis yang memang terasa importance
tentang mengetahui who you are serta where you come from yang di garap
Garth Davis begitu oke membentuk sebuah paket berisikan emosi. Harus
diakui memang terasa sedikit sappy tatkala momen ketika Saroo berada di
layar memang semuanya tak terkesan aktif secara fisik, namun tanpa anda
sadari terdapat sebuah emosi yang bermain di sana lewat teknologi dan
tentunya sorot mata Saroo.
Bagian teknis pun tak kalah oke,
terutama Cinematoghrapy karya Greig Fraser (Rogue One : A Stars Wars
Story) yang berhasil memadukan unsur tradisional dan modern serta sisi
dramatis yang oke dan mampu menjadi core bagi sebuah emosi yang oke bagi
Volker Bertelmann dan Dustin O'Halloran di bagian scoring. Performa
cast tak usah di ragukan kembali, mereka tampil all out dan stand out
dengan karakternya, baik itu Rooney Mara, Nicole Kidman, David Wenham,
Dev Patel bahkan Sunny Pawar sekalipun. Overall. "Lion" memang merupakan
sebuah "Oscar bait" tapi jika kita lihat secara mendalam kenapa film
ini terpilih sebagai The Weinsteina Company sebagai jagoannya untuk
awards season di tahun lalu. Lion adalah sebuah debut yang oke dan
mumpuni dari seorang Garth Davis yang menampilkan sisi suka dan duka
dari sebuah kehidupan yang mungkin tidak akan terlihat secara gambaran
yang besar, tetapi jika dinikmati secara lebih mendalam ini adalah
sebuah drama yang terasa emotional.
SCORE : 4.5/5
0 Komentar