Tab

Ticker

6/recent/ticker-posts

INCARNATE (2016)

Mungkin trik yang sulit untuk dibilang baru, metode sebuah penyembuhan dari gangguan setan dan pengaruh possesion kerap kali kita lihat di film bergenre horor, sebut saja Insidious dan The Conjuring yang memakai trik yang sama, dan kali ini hadir sebuah film horor pshychologis bertajuk Incarnate, when The Conjuring meet Inception in one screen.

Dr. Seth Ember (Aaron Eckhart) adalah seorang ilmuwan yang memiliki kemampuan spesial, yakni bermain dengan pikiran (baca : Inception) untuk memasuki alam mimpi seseorang yang kerasukan entitas jahat. Dengan menggunakan bantuan teknologi yang mutakhir, dia menyelamatkan banyak orang dengan kemampuannya, dan kini ia harus mengusir roh jahat yang masuk ke dalam tubuh seorang anak kecil bernama Cameron Sparrow (David Mazouz) sekaligus menghadapi masa lalunya.

First of all, karakter Dr. Seth Ember memang terasa menarik sejak pertama kali ia muncul, pasalnya selain memiliki sifat heroism ia juga ternyata mempunyai kemampuan memasuki alam bawah sadar manusia, dan itu yang digunakannya untuk menolong pasiennya. Memang mungkin di segi cerita film ini terkesan biasa, namun jangan salah film ini mempunyai ciri khas tersendiri yang membawa rasa menarik sejak awal tadi, yakni sebuah proses healing dari arwah jahat yang terkesan menarik, karena menggunakan teknik pemasukan alam bawah sadar, ya mungkin terasa biasa, tapi eksekusi yang dihasilkan film ini entah kenapa terasa beda, nuansanya bisa dibilang masih fresh dalam sebuah kemasan heroism sekaligus sedikit character study mengenai kisah sang tokoh yang berhasil dilakukan dengan baik oleh Brad Peyton.
Peyton sangat lihai mengolah sebuah materi yang umum digunakan film horor, ia behasil menyuntikkan sebuah pesan yang manis sekaligus pemecahan masalah serta sikap heroism tadi dalam sebuah kemasan horor. Tak ayal kenapa film ini terlihat sangat menarik dan dikatakan saling mrmpunyai koneksi antar karakter tanpa harus melewati rasa ragu sekalipun. Peyton sendiri memang konsisten di aal, ia mungkin tidak terlalu challenging membuat film ini, namun kesederhanaan tadi seolah menjadi tombak utama film ini yang akan merembet dan saling berhubungan satu sama lain dengan hukum kaukalitas yang dialami karakter, dan itu yang menjadi point tersendiri bagi film ini.

Tidak telalu neko-neko dan tidak bermain dengan aman, Peyton menempatkan film ini di pertengahan dengan ritmik yang telah ia bangun secara konsisten dari awal. Script, cinematography serta scoring bahkan jump scare film ini sangat pas meskipun tak terlalu mencoba sebuah progres yang bisa di bilang tinggi dan itu yang membuat film ini kian bersinar, stand out dengan komposisi yang ia miliki dan bermain sesuai ritmik yang telah ia jalankan. Segmented.



SCORE : 3.5/5

Posting Komentar

0 Komentar