Tab

Ticker

6/recent/ticker-posts

ILY FROM 38.000 FT (2016)

Mudah memang jika membuat sebuah film yang mampu meraup pangsa remaja yang haus akan romansa cinta, itu yang coba di gambarkan oleh Asep Kusdinar selaku film ketiganya setelah Magic Hour dan London Love Story, mencoba mengajak para penonton (khususnya remaja) untuk "believe in true love" lewat suguhan paras cantik dan ganteng dengan ribuan kata cinta yang mampu menggugah jiwa para penontonnya (baca : remaja).

Aletta (Michelle Ziudith) adalah seorang perempuan mandiri yang hobi travelling, suatu ketika di atas pesawat ia bertemu dengan seorang lelaki yang terus menggodanya dan bertemu dengan sosok rupawan yang kemudian duduk disamingnya yang tak lain adalah salah satu staf program eksplorasi alam (baca : National Geographic), nasib kemudian mereka kembali tatkala, Aletta kemudian menjadi host dadakan di program Arga karena sang host berhalangan hadir, berawal dari sanalah benih cinta antara Arga dan Aletta perlahan tapi pasti tumbuh dan berkembang menjadi rasa cinta yang sesungguhnya.

Memang bukan hanya ILY from 38.000 ft saja yang mengusung premis "believe in true love" premis ini sering eksis dan masih menjadi incaran para filmmaker, sederhana saja karangan Asep Kusdinar ini layaknya film bergenre sama yang mencoba mengajak penonton hanyut akan cinta lewat dua sejoli yang memang berparas ganteng dan cantik ini, Sukhdev Singh dan Tisa TS serta sang sutradara Asep Kusdinar tahu jelas bagaimana cara memuaskan dahaga para remaja yang haus akan khayalan cinta sejati, mempertemukan mereka, membuat momen yang sulit untuk dilupakan dan memasukan ujian cinta, thats right itulah yang mereka tampilkan disini, mencoba bermain lewat imajinasi cinta sejati tanpa perlu capek memikirkan lubang yang memang sangat terlihat jelas.
Tapi biar bagaimana juga kita semua pernah melewati masa remaja yang penuh kenaifan soal romantika "ILY from 38.000 ft" sukses membangiktkan kita untuk kembali flashback dan mungkin sebuah momen yang kita impikan dulu tatkala kita ingin membuat sebuah momen yang unforgottable seperti bermain dalam guyuran hujan serta naik sepeda berdua, lebih tepatnya adalah sebuah impian yang kita pendam. Landscape pemandangan Pulau Dewata begitu memikat disini, menemani detik demi detik kisah Arga dan Aletta untuk membuat sebuah momen, meski memang harus diakui sang screenwriter melengkapinya dengan dialog chessy serta lantunan untuk berpuisi namun tak berpuisi. Rizky Nazar dan Michelle Ziudith mampu membangkitkan performa yang oke meski memang terdapat over act dibeberapa bagian.

Melewati pertengahan durasi, Asep Kusdinar memang masih enjoyable dibalik berbagai kekurangan yang ia miliki, namun serentetan momen untuk membuat penonton "believe in true love" tadi terasa dipaksakan disini untuk berakhir bahagia, berbagai twist Asep tampilkan disini, namun dibalik semua kekurangan tadi enjoyable yang saya rasakan kian menurun tatkala taktik yang dilakukan Asep Kusdinar terlalu memaksa saya dan juga mungkin anda selaku penonton, pesan "kekalnya cinta sejati" berujung hambar tatkala melihatpemaksaan yang dilakukan oleh Asep ini, kesan haru biru yang telah penonton torehkan juga hanya sekedar moment untuk buang energi disini, ibarat pepatah, "ILY from 38.000 ft" nila setitik rusak susu sebelanga, tapi untungnya sisi manis tatkala momen yang diawal ia bangun terasa mampu membangkitkan sisi naif akan romantika remaja yang pernah kita lalui.


SCORE : 2.5/5

Posting Komentar

0 Komentar