Jika
sebuah film baru bisa dikatakan sebuah film yang bagus jika ia mampu
memberikan penontonnya sesuatu yang belum pernah ditemukan dalam film
sebelumnya, ya, memang sulit mencari sebuah film dengan kategori yang
bagus. Don't Breathe rupanya tidak ambil pusing, ia cukup memasukkan
materi klasik, sebuah genre home invasion genre yang hendak yang akan
digunakannya, tentunya dengan memasukkan
suntikkan berupa tweak yang menarik, baik itu dari segi materi maupun
eksekusi. Don't Breathe sebuah film home invasion yang menggunakan
formula klasik dengan gabungan terror keheningan didalamnya dan bermain
dengan paranoia penonton.
Tinggal di kawasan yang kumuh di kota
Detroit, wanita muda bernama Rocky (Jane Levy) memiliki kehidupan yang
kelam, ia harus membiayai adiknya, sang ibu, dan juga teman pria sang
ibu. Cara Rocky memperoleh uang untuk menunjang kehidupan keluarganya
pun sama kelamnya, ia melakukan aksi pencurian yang telah ia susun
bersama dua orang pria, Money (Daniel Zovatto) yang tak lain adalah
pacarnya, dan Alex (Dylan Minnette) yang selalu mencoba bermain aman dan
bersih ketika melakukan aksi pencurian, pria muda yang tampak terpaksa
melakukan aksi pencurian bersama Money dan Rocky, terlebih jika ia
menilik latar belakang tempat ia berasal.
Suatu ketika, anak
muda ini menemukan target yang begitu "mudah" seorang pria buta mantan
veteran perang yang belum lama ini mendapat santunan berupa dana dalam
jumlah yang begitu besar. Tempat tinggal target itu daerah pemukiman
yang begitu sepi, tidak hanya satu-satunya keuntungan bagi Rocky, Money
dan Alex. Mereka juga mendapat keuntungan yang lebih besar pula, karena
indra penglihatan sang target bernama Norman Nordstrom (Stephen Lang)
tidak berfungsi dan buta dan harus dituntun oleh anjing peliharaannya.
Celakanya misi yang "empuk" tadi berubah menjadi misi yang "keras" yang
membawa mereka masuk dan terjebak di dalam sebuah "bencana" besar.
Fade Alvarez, sang sutradara berhasil menampilkan sebuah terror yang
lebih ketimbang apa yang ia tampilkan di remake Evil Dead (2013),
menariknya tanpa menggunakan karakter hantu, memanfaatkan kondisi sunyi,
sepi, di salah satu kota terpencil di sudut kota Detroit. Lalu Alvarez
memasukan karakter ke "neraka" ruang sempit. Don't Breath berhasil
menjadi sebuah thriller home invasion yang menarik, dimana mengusung
thriller ruang sempit dan formula klasik yang mampu membuat penonton di
permainkan lewat film ini. Sama seperti judulnya, Don't Breath membawa
penonton bermain dengan nafas.
Cerita yang ditulis Fede Alvarez
dan Rodo Sayaques mungkin tidak special, namun ia berhasil membuat
sebuah sesuatu yang tidak special dengan eksekusi yang begitu efektif.
Hal terbaik yang mereka lakukan di sektor cerita adalah menciptakan
ambiguitas di dalam konflik yang terjadi di dua kubu, sehingga
masing-masing batasan aksi "buruk" antara protagonis dan antagonis tidak
begitu jelas.
Tidak peduli seberapa bagus Alvarez mengingatkan
Rocky & Money ketika melakukan aksi pencurian yang bukan sebuah
"seni" dari film ini. Alvarez juga berhasil menaruh simpati penonton
pada "si buta" yang mampu mengubah arah simpati tadi, dan semakin
menyeramkan ketika mengetahui fakta tersembunyi setelah penonton
"mendukung" situasi tersebut.
Sekali lagi, situasi tersebut
dipermainkan dengan baik oleh Alvarez dimana penonton dibuat bingung,
sebenarnya siapa yang harus dibela? Ditambah tekanan awal misi yang
membuat film ini semakin keren. Alvarez berhasil membuat sebuah "clash"
vs "bisnis" yang unik serta menarik.
Alvarez juga mampu
mempertahankan dan memanfaatkan rasa sesak yang menarik di balik narasi
yang begitu simple, yang membuat penonton terjebak di dalam keheningan
yang dingin dalam paranoia mereka. Namun dibalik itu semua rupanya film
ini memiliki opening yang mengganggu, ya memang tidak terlalu mengganggu
karna Alvarez berhasil membuatnya menjadi menarik. Namun opening memang
sangat penting, dimana penonton melihat awal film dan langsung
memberikan penilaian yang begitu positif yang nantinya membuat penonton
betah di kursi dan layar bioskop. Cara akting rasa cemas, takut,
dilakukan dengan baik lewat ekspresi wajah yang begitu pas. Terutama
Stephen Lang yang sukses menebar ancaman yang menakutkan terlebih dari
kekurangan yang ia miliki.
Overall, Don't Breathe sesuai
judulnya membawa penonton bermain dengan nafas, serta mempermainkan dan
memeras paranoia penonton, dan membuat penonton bermain di dalam
keheningan yang penuh kegelisaha dibalik narasi yang simple, yang
membuat fil ini tepat sasaran.
SCORE : 4/5
0 Komentar