Tab

Ticker

6/recent/ticker-posts

DON'T BREATHE (2016)

Jika sebuah film baru bisa dikatakan sebuah film yang bagus jika ia mampu memberikan penontonnya sesuatu yang belum pernah ditemukan dalam film sebelumnya, ya, memang sulit mencari sebuah film dengan kategori yang bagus. Don't Breathe rupanya tidak ambil pusing, ia cukup memasukkan materi klasik, sebuah genre home invasion genre yang hendak yang akan digunakannya, tentunya dengan memasukkan suntikkan berupa tweak yang menarik, baik itu dari segi materi maupun eksekusi. Don't Breathe sebuah film home invasion yang menggunakan formula klasik dengan gabungan terror keheningan didalamnya dan bermain dengan paranoia penonton.

Tinggal di kawasan yang kumuh di kota Detroit, wanita muda bernama Rocky (Jane Levy) memiliki kehidupan yang kelam, ia harus membiayai adiknya, sang ibu, dan juga teman pria sang ibu. Cara Rocky memperoleh uang untuk menunjang kehidupan keluarganya pun sama kelamnya, ia melakukan aksi pencurian yang telah ia susun bersama dua orang pria, Money (Daniel Zovatto) yang tak lain adalah pacarnya, dan Alex (Dylan Minnette) yang selalu mencoba bermain aman dan bersih ketika melakukan aksi pencurian, pria muda yang tampak terpaksa melakukan aksi pencurian bersama Money dan Rocky, terlebih jika ia menilik latar belakang tempat ia berasal.

Suatu ketika, anak muda ini menemukan target yang begitu "mudah" seorang pria buta mantan veteran perang yang belum lama ini mendapat santunan berupa dana dalam jumlah yang begitu besar. Tempat tinggal target itu daerah pemukiman yang begitu sepi, tidak hanya satu-satunya keuntungan bagi Rocky, Money dan Alex. Mereka juga mendapat keuntungan yang lebih besar pula, karena indra penglihatan sang target bernama Norman Nordstrom (Stephen Lang) tidak berfungsi dan buta dan harus dituntun oleh anjing peliharaannya. Celakanya misi yang "empuk" tadi berubah menjadi misi yang "keras" yang membawa mereka masuk dan terjebak di dalam sebuah "bencana" besar.

Fade Alvarez, sang sutradara berhasil menampilkan sebuah terror yang lebih ketimbang apa yang ia tampilkan di remake Evil Dead (2013), menariknya tanpa menggunakan karakter hantu, memanfaatkan kondisi sunyi, sepi, di salah satu kota terpencil di sudut kota Detroit. Lalu Alvarez memasukan karakter ke "neraka" ruang sempit. Don't Breath berhasil menjadi sebuah thriller home invasion yang menarik, dimana mengusung thriller ruang sempit dan formula klasik yang mampu membuat penonton di permainkan lewat film ini. Sama seperti judulnya, Don't Breath membawa penonton bermain dengan nafas.

Cerita yang ditulis Fede Alvarez dan Rodo Sayaques mungkin tidak special, namun ia berhasil membuat sebuah sesuatu yang tidak special dengan eksekusi yang begitu efektif. Hal terbaik yang mereka lakukan di sektor cerita adalah menciptakan ambiguitas di dalam konflik yang terjadi di dua kubu, sehingga masing-masing batasan aksi "buruk" antara protagonis dan antagonis tidak begitu jelas.

Tidak peduli seberapa bagus Alvarez mengingatkan Rocky & Money ketika melakukan aksi pencurian yang bukan sebuah "seni" dari film ini. Alvarez juga berhasil menaruh simpati penonton pada "si buta" yang mampu mengubah arah simpati tadi, dan semakin menyeramkan ketika mengetahui fakta tersembunyi setelah penonton "mendukung" situasi tersebut.
Sekali lagi, situasi tersebut dipermainkan dengan baik oleh Alvarez dimana penonton dibuat bingung, sebenarnya siapa yang harus dibela? Ditambah tekanan awal misi yang membuat film ini semakin keren. Alvarez berhasil membuat sebuah "clash" vs "bisnis" yang unik serta menarik.

Alvarez juga mampu mempertahankan dan memanfaatkan rasa sesak yang menarik di balik narasi yang begitu simple, yang membuat penonton terjebak di dalam keheningan yang dingin dalam paranoia mereka. Namun dibalik itu semua rupanya film ini memiliki opening yang mengganggu, ya memang tidak terlalu mengganggu karna Alvarez berhasil membuatnya menjadi menarik. Namun opening memang sangat penting, dimana penonton melihat awal film dan langsung memberikan penilaian yang begitu positif yang nantinya membuat penonton betah di kursi dan layar bioskop. Cara akting rasa cemas, takut, dilakukan dengan baik lewat ekspresi wajah yang begitu pas. Terutama Stephen Lang yang sukses menebar ancaman yang menakutkan terlebih dari kekurangan yang ia miliki.

Overall, Don't Breathe sesuai judulnya membawa penonton bermain dengan nafas, serta mempermainkan dan memeras paranoia penonton, dan membuat penonton bermain di dalam keheningan yang penuh kegelisaha dibalik narasi yang simple, yang membuat fil ini tepat sasaran.



SCORE : 4/5

Posting Komentar

0 Komentar