Tab

Ticker

6/recent/ticker-posts

BEAUTY AND THE BEST (2016)

Teenlit. Ada beberapa alasan mengapa jenis literatur ini sangat digemari dan dibenci secara bersamaan. Digemari karena ceritanya yang ringan dan tak perlu menguras pikiran, biasanya bertemakan tentang cinta, persahabatan dan pencarian jati diri. Dibenci karena memang teenlit selain mempunyai cerita yang ringan dan tipis, kadang kala juga ia bertindak seenaknya dan berlaku bodoh. Ya, memang teenlit diciptakan hanya untuk menarik pangsa para remaja yang haus akan tontonan yang pas serta glamour. Namun bukan berarti mengesampingkan kualitas, coba lihat AADC yang memang bisa dikatakan teenlit tapi mampu menunjukan sebuah kualitas yang memang diatas rata-rata. Beauty and the Best, sebuah gambaran remaja masa kini dengan mimpi mempercantik wajah dan penampilan tanpa selaras dengan otak.

Ira (Andania Suri) adalah siswi yang populer di sekolahnya. Selain memiliki paras cantik, ia juga mempunyai karir yang cemerlang sebagai model. Namun justru karena kelebihan fisiknya itu Ira kerap dipandang sebelah mata untuk urusan akademis. Sehingga tatkala ia mendapat nilai tinggi pada sebuah ujian mengalahkan Kelly (Chelsea Sania) sang murid berprestasi, banyak pihak menuduh Ira telah mencontek. Merasa tersaingi, Kelly menantang Ira berlomba mendapat nilai lebih tinggi saat Ujian. Jikakalah ia harus menuruti permintaan Kelly. Demi memenangkan taruhan itu, Ira meminta bantuan seorang siswa cerdas bernama Aldo (Maxime Bouttier) untuk memberinya les privat. Namun Aldo yang terkenal freak tak segampang dan semudah itu untuk didekati.

Merupakan adaptasi novel berjudul sama karya Luna Torashyngu, Beauty and the Best sukses mewakili keinginan para remaja, pertama ia tampil imut, ya remaja mana yang tak suka dengan seorang siswa yang memang berparas cantik dan rupawan, dan disini sutradara Andri Sofyansyah mampu mewujudkan keinginan yang pertama. Kedua, labil, remaja memang acap kali bersikap labil, tak pelak jika kamu mendapati remaja yang memang labil akan masalah urusan wajah dan mengesampingkan pelajaran, dan disini semua ergambaran oleh karakter Ira yang memang bisa dibilang punya paras cantik dan glamour, yang mana ini adalah impian para remaja, disisi lain ada juga karakter Kelly yang memang digambarkan berkacamata tebal, kutu buku, dan punya problem yang cukup besar dibanding Ira, sikap kekurangan dan kelebihan yang dimanfaatkan oleh Sofyansyah disini, mencoba mengangkat kultur remaja masa kini dengan selipan pesan sederhana, memang di segi tampilan ia berhasil menggambarkan sosok para remaja jaman milenial, namun untuk masalah penceritaan, seperti karakter kebanyakan para remaja, ia masih bersifat labil.
Naskah garapan Hanan Novianti dan Luna Torashyngu ini seperti yang saya bilang tadi memang tampil labil, pertama ia memang fokus pada hal terkait akademis dan persaingan, namun setelah paruh kedua berpindah ke sebuah pesan terkait "be yourself" dan tambahan masalah terkait jati diri. Memang saya tak harus berharap banyak pada suguhan teenlit yang memang bisa berubah labil kapan saja. Lagian ini bukanlah film yang mampu meraup pangsa orang dewasa, terkadang rengekan para karakter serta tingkah konyol mereka terasa menjengkelkan, terlebih tatkala saya harus melihat rengekan dari seorang remaja yang terkesan lebay. Ini memang bukan film yang mampu bereksplorasi, saya maklumi itu, tapi setidaknya menyandang gelar "teenlit" tak harus juga terjebak pada sebuah adegan yang repetitif dan labil, masalah sepele memang terasa dibesar-besarkan disini, oke memang berlomba demi endapatkan nilai bagus memang sebuah cara yang dapat memacu semangat, tapi jika dengan tujuan menjatuhkan teman sendiri lantas apakah itu adalah perbuatan terpuji? saya harap para remaja tak bertingkah seperti di karakter film ini.

Cukup saya membahas kelabilan yang terjadi pada film ini, masih banyak sekai plot hole yang tampil lalu lalang yang jika saya sebutkan satu persatu mungkin tak akan ada habisnya dan review ini akan berubah menjadi sebuah artikel terkait kelabilan para remaja, ensamble cast memang tak menampilkan akting kelas wahid, tapi mereka pas melakono karakter khas remaja masing-masing. Dengan segala setumpuk kekurangan, setidaknya ada satu kenyamanan yang saya dapatkan setelah menonton film ini, yakni melihat paras cantik dan menawan dari seorang Andania Suri *eh).



SCORE : 1.5/5

Posting Komentar

0 Komentar