Film bertema biography asal Indonesia memang sering terjebak dan
didominasi dalam sebuah keadaan dimana karakternya terlalu mengkultuskan
serta berbagai keunggulan sang tokoh. Memang banyak yang berhasil, tapi
tidak sedikit pula yang harus menelan kegagalan. Sutradara Ada Apa
dengan Cinta? 2 dibantu oleh sokongan penulis naskah dari film Mencari
Hilal dan Sang Penari mengangkat sebuah
biopic yang memang semua orang tak terlalu familiar dengan tokoh ini.
Kita memang mengenal Jusuf Kalla selaku Wakil Presiden RI sekarang, lalu
bagaimana dengan sang Ibunda? Apakah kamu mengenalnya? Riri Riza
mencoba membawa kamu untuk kenal lebih dekat dengan sosok seorang wanita
yang patut diberi gelar terbaik.
Bersetting awal 1950-an
yang kemudian perlahan bergulir pada tahun berikutnya, Athirah (Cut
Mini) beserta sang Suami, Puang Ajji (Arman Dewarti) pindah dari Bone ke
Makassar untuk membuka usaha disana, semua berjalan dengan lancar yang
kemudian menghantarkan Puang Ajji di atas daun kesuksesan, Athirah
seorang wanita sosok yang selalu berada di belakang Puang Ajji kemudian
hamil dan mereka hidup bahagia dengan anak mereka, salah satunya adalah
Ucu (panggilan kecil Jusuf Kalla) (Christoffer Nelwan, saat dewasa
diperankan oleh Nino Prabowo). Tabir onflik mulai hadir tatkala Puang
Ajji mulai tertarik dengan wanita lain selain Athirah.
Athirah hadir dan dikemas sebagai biopic yang terasa arthouse berhiaskan
tempo alur lambat serta pengungkapan poin-poin melalui visual tanpa
penuturan verbal (lihat adegan tatkala Puang Ajji mulai tertarik kepada
wanita lain di suaru pesta dengan memberikan senyuman manis tanpa kita
ketahui wajah sang wanita). Athirah memang sebuah film yang enggan
menyuapi penonton dengan apa yang akan ia tampilkan, Athirah mengajak
penonton untuk fokus dan menemukan titik temu serta bagaimana tindakan
Athirah tatkala mengetahui sang suami mulai berpaling darinya, semua itu
tak digambarkan secara mudah, Riri Riza hanya menampilkan siluet semua
jawaban pada mimik muka sang karakter dibalik semua ketegaran serta
kelembutan yang ia miliki dan menemaninya dengan scoring garapan Juang
Manyala dengan lantunan musik tradisional Sulawesi yang ikut menopang
situasi dalam diri dan luar Athirah.
Saya suka bagaimana
cara Riri Riza dan Salman Aristo merangkum adegan per adegan Athirah
menjadi sebuah kesatuan yang utuh ketimbang menggarapnya segmen demi
segmen, tak lupa pula moment antara Athirah dengan sang anak Ucu yang
selalu tampil bersama tanpa mengurangi porsi esensial dari sang tokoh
utama. Riri Riza ta hanya fokus pada kisah Athirah saja, ia juga turut
menyelipkan adegan tatkala Ucu yang mencoba mendekati Ida (Indah
Permatasari, dewasa diperankan oleh Tika Bravani) serta bagaimana
Athirah dengan segala kekuatan dibalik kelembutan layaknya wanita biasa
harus dihadapkan pada situasi yang sulit, Riri mengajak penonton serta
memberikan koneksi bagaimana Athirah menghadapinya, apakah dengan cara
keji ataupun tetap bertahan dalam ketegaran, semua itu tampil cantik dan
oke selama durasi bergulir.
Bukan Riri Riza jika tak
menempatkn kritikan pada filmnya, serupa dengan sosok Athirah Riri
menyelipkan berbagai kritikan yang mungkin sampai saat ini sering
terjadi, itu semua tak digambarkan secara jelas dengan kritikan yang
tajam, tapi seperti film dan sosok Ahirah disini, ia memberikan sebuah
kritikan yang lembut namun pasti. Cut Mini disini ia tampil sangat oke
tak hanya bermain peran dan meneriakan "emosi" saja ia mampu menjelma
menjadi sosok Athirah yang sesungguhnya, laut dalam berbagai tatapan
yang menggambarkan perasaan dari dalam dirinya begitupun dengan
Christoffer Nelwan serta pemeran lainnya yang bisa menyeimangi Cut Mini.
Athirah adalah sosok wanita yang hebat dan kuat, yang mampu menjadi
inspirasi bagi wanit saa ini yang tergolong jarang seperti Athirah, ia
mampu menyukupi kebutuhan finansial keluaga ditengah kondisi batinnya
yang tengah carut marut seperti kondisi masyarakat disini, ia mampu
menjadi wanita yang kuat dan tegar ditengah berbagai masalah yang
menimpanya termasuk menjadi wanita yang kuat tatkala dihadapkan pada
keadaan yang mampu menamparnya dengan membalasnya dengan kebaikan.
Thanks Mr. Riri Riza and Mr. Salman Aristo and don't forget for Cut
Mini.
0 Komentar