Tab

Ticker

6/recent/ticker-posts

20TH CENTURY WOMEN (2016)

Terlepas dari tujuan utamanya sebagai sebuah sarana hiburan, sebuah film acap kali sering memasukan berbagai value lewat cerita yang hendak diangkatnya, baik itu mengenai lingkungan sekitar, kehidupan, percintaan maupun kesan lainnya. 20th Century Women adalah satu dari sekian banyak yang menggunakan sebuah lesson terkait kehidupan, feminisme, humanity dan tentunya liberty and diversity. Please Welcome, Mike Mills who made a beautiful movie with the great value about life, and especially human being.

Pada tahun 1979, Santa Barbara, seorang single mother bernama Dorothea (Annette Bening) hidup bersama putra tunggalnya, Jamie (Lucas Jade Zumann) ditengah segala kegundahannya, Dorothea tinggal bersama William (Billy Crudup) seorang mekanik dan tukang kayu, juga tinggal juga disana Abbie (Greta Gerwig), seorang photographer yang ber-style punk, juga hadir pula teman Jamie bernama Julie (Elle Fanning) yang juga telah 'akrab' dengan rumah tersebut. Suatu ketika Jamie mulaI mempertanyakan perihal sang ayah, hal yang terus "mengganggu" dirinya. Dorothea memutuskan untuk meminta bantuan kepada William, Abbie dan juga Julie untuk membantunya memberikan 'jawaban" kepada Jamie.
Mike Mills yang bertindak sebagai sutradara yang kemudian merangkap sebagai penulis naskah yang mengatakan bahwa filmnya ini adalah bak semi-autobiografi bagi dirinya, sehingga tak heran jika kamu menonton film ini memang meninggalkan sebuah kesan personal tersendiri. Karakter Dorothea disini terinspirasi dari sang ibu dari Mills. sedangkan karakter Abbie dan Julie terinspirasi dari kehidupannya yang tinggal bersama saudara-saudara perempuannya. Seperti yang telah saya singgung dari awal tadi, 20th Century Women adalah sebuah ode for time, people, youth, and also human spirit. Sedari awal kita sudah tahu karakter Dorothea disini adalah seorang single mother yang divonis akan meninggal pada usia 74 tahun akibat penyakit kanker yang terus menggerogotinya, sedari awal kita sudah tahu juga apa yang menarik dari film ini, Mills memang tak mau membuat sebuah film yang berlarut-larut dalam kesedihan, ia lebih menekankan pada sisi personal karakter dengan setumpuk pertanyaan yang memaksa untuk menemukan sebuah jawaban, misalnya bagaimana cara Dorothea menghadapi semuanya, yang disamping juga ia punya sebuah kewajiban besar untuk membesarkan Jamie ditengah perubahan zaman yang berbeda.
Setelah itu kita punya 3 karakter lain yang memang ditugaskan untuk membantu Jamie atas permintaan Dorothea, momen dimana mereka turut serta mengabulkan permintaan Dorothea tak langsung dalam skala waktu sekejap saja, melainkan kita aan dibawa untuk mencoba mendekatkan Jamie dengan ketiga karakter ini, dan momen itu berlangsung dengan meaningfull. Bukan hanya fokus pada karakter Jamie saja, Mills juga mengajak kita untuk mencoba mengeksplorasi ketiga karakter yang hendak membantu Jamie dengan latar belakang yang berbeda pula, dan disitu pula scipt garapan Mills mulai naik level kesebuah konflik personal yang penuh dengan gesekan namun tampil secara intim. Meskipun ceria ini adalah sebuah coming of age story, ia tak hanya tampil sebatas untuk memberikan penonton dengan value secara menceramahi namun mengajak penonton untuk berdampingan dengan karakter sembari merenungkan apa yang akan mereka lakukan, sebuah pembelajaran yang bersifat episodik ini nantinya perlahan akan membuat kamu menemukan benang merahnya.

Dengan mengambil setting 70an film ini akan membuat kamu bernostalgia sembari ,dijejali akan ribuan pembelajaran yang dapat kamu petik, misalnya isu terkait feminisme, keluarga, pertemanan hingga sebuah human spirit yang ental akan sebuah esensi hidup. Semua itu tentunya tak lepas dari kinerja karakter yang memikat sedari awal, semua bermain dengan baik dalam balutan nuansa yang mampu klop dengan cerita. Namun, terlepas dari semua aspek yang tampil memikat Mills mungkin kurang untuk meninggalkan sebuah kesan yang menggigit dalam balutan impresi yang kuat di ending, cerita mungkin minim akan konflik yang nendang dan berjalan secara datar, namun 20th Century Women adalah sebuah sajian film yang kaya akan pembelajaran yang berarti untuk kehidupan.


SCORE : 4.5/5

Posting Komentar

0 Komentar