Setiap
kehidupan seseorang jelas memiliki perbedaan yang signifikan, tak ayal
jika tingkat pendapatan, kebutuhan, dan keinginan seseorang akan suatu
hal ikut berjalan sejajar. Bagaimana cara untuk membuat kebahagiaan
ditengah minimnya kompleksitas akan keadaan serta keinginan? Itu yang
hendak disulut oleh Jim Jarmusch sebagai sang nahkoda film sekaligus merangkap sebagai penulis naskah. Paterson, it's like you made a film with your life story.
Seorang supir bus di sebuah kota bernama Paterson (Adam Driver) yang
melakukan rutnitas yang selalu sama, baik itu pada saat sedang bekerja
lalu kembali pulang untuk bertemu sang isteri, Laura (Golshifteh
Farahani) serta anjing kesayangannya, Marvin. Selain bekerja sebagai
supir bus, rutinitas Paterson yang lain adalah sesekali mengunjungi bir
caffe, lalu kembali pulang untuk beristirahat, dan kemudian kembali
bekerja dan sesekali menorehkan untaian puisi yang dibuatnya lewat buku
yang sering ia bawa.
Apa yang menarik setelah kamu membaca
sinopsis diatas? kamu hanya membaca tentang kehidupan seorang Paterson
bersama kegiatannya, tapi dibalik semua itu terdapat sisi positif yang
hendak disampaikan oleh Jarmusch, ya, semangat akan sebuah kehidupan.
Bayangkan saja, jika cerita kehidupan kamu dibuat dalam sebuah medium
film, lantas apa yang akan kamu tampilkan? Mungkin keseharian serta
rutinitas kamu seperti bangun tidur, bekerja, tidur dan kemudian
mengulangi rutinitas yang biasa kamu lakukan. Itulah apa yang coba
ditampilkan Paterson, Jarmusch membuat sebuah film dengan pendekatan
surealis, minim akan konflik, tapi kaya akan letupan ekspresi, baik itu
dari sorot mata maupun gestur sang tokoh.
Memang cerita yang
ditawarkan oleh Jarmusch terlampau sederhana, dimana ia hanya bermain
dengan tokohnya tanpa adanya sebuah konflik yang mampu membuat sebuah
sekuen yang menggelegar, ia hanya melontarkan sebuah repetisi tentang
"ordinary life from ordinary man" dimana kita lihat seorang ordinary man
bernama Paterson lengkap dengan segala rutinitasnya bahkan keinginannya
serta wajah "lempeng" nya, mungkin sedikit dari beberapa orang yang
akan menyukai film ini, dengan durasi sekitar dua jam kamu hanya akan
melihat rutinitas karakter bernama Paterson.
Dibalik
kesederhanaan cerita, Jarmusch piawai merangkap bagaimana membuat
Paterson mempunyai passion tersendiri, ya ia memang terlihat 'kesepian"
apalagi kota yang ia tinggali bernama sama, Paterson. Paterson memang
"ordinary man" tetapi apa yang dideskripsikan oleh Jarmusch lewat sudut
pandang Paterson, mewakili semua orang di dunia, termasuk saya, dia dan
tentunya kamu. Jarmusch membawa penoton lewat kesan yang mungkin bisa
dibilang tipis namun berbobot, ia seperti melontarkan sebuah kata "bahwa
sejatinya kebahagiaan itu tak perlu dengan sebuah barang mewah, uang
yang melimpah, melainkan dapat kamu temukan dari mana saja, termasuk hal
remeh dan sepele yang sering kamu anggap.
Selain punya naskah
simple namun kuat, penggarapan yang mumpuni serta pesan yang memang
ordinary but looklike extra ordinary in the practice, Paterson didukung
oleh performa yang memikat dari Adam Driver, ia piawai sekali memainkan
apa yang Paterson miliki,mulai dari rasa "lonely" bahkan wajah "lempeng"
nya sendiri, begitupun dengan Golshifteh Farahani, dapat mengimbangi
performa dari Driver. So, are you believe with a quotes "Beauty is often
found, in the smallest details"?.
SCORE : 4.5/5
0 Komentar