Tab

Ticker

6/recent/ticker-posts

TRAIN TO BUSAN (2016)


Menggunakan trik yang sudah berulang kali digunakan sebuah film yang mencoba memanfaatkan ruang sempit untuk menyajikan sebuah pertempuran hidup atau mati selalu terasa menarik untuk dikulik, karena hal pertama yang terbesit dibenak penonton adalah menampilkan sebuah sajian yang mencengkram. Train to Busan berhasil menampilkan hal tersebut, bagaimana kamu berada disebuah kereta expres untuk membawa sosok yang kamu sayangi bergembira, namun harus terjebak ke dalam situasi mencekam ditengah jalan yang bagaikan neraka. It's like World War Z meet Snowpiercer in Korea.

Seok-Woo (Gong Yoo) merupakan seorang manager pengelola dana yang sedang mengalami sebuah masalah dadakan di perusahaan tempat ia baru berinvestasi. Walaupun begitu, Seok-Woo tetap memutuskan untuk berangkat ke Busan bersama anak perempuan semata wayangnya, Soo-An (Kim Su-An) menggunakan kereta express. Sebagai kado ulang tahun, Seok-Woo mengajak Soo-An untuk bertemu mantan istrinya yang kini tinggal di Busan. Tapi, rupanya perjalanan kado ulang tahun itu tak berjalan mulus, ketika terjadi sebuah insiden yang mereka saksikan. Seok-Woo sadar bahwa ia bersama penumpang lainnya kini berada dalam bahaya yang mematikan, wabah zombie telah melanda Korea.

Train to Busan berhasil menampilkan sebuah eksekusi ruang sempit yang cekatan, proses pengenalan karakter serta situasi dan tekanan emosi yang ciamik, serta masalah utama wabah zombie terasa tepat dan cepat lewat tangan dingin Yeon-Sang Ho.

Sang Ho juga berhasil memberikan sebuah "gigitan" yang kuat, yang membuat anda acap kali terasa terperangkan bersama karakter, lengkap dengan koneksi rasa simpati danempati terhadap karakter. Apalagi Sang Ho berhasil menciptakan sebuah mood dan atmosfer yang oke tanpa dipaksakan. Konsep "labirin" yang tidak dipaksakan serta terasa baik karena Sang Ho juga menyisipkan class and social rebellion, serta berhasil menyentil para penonton demgan pesan moralnya yang tersurat dalam film ini.

Train to Busan (Bu-San Haeng) mengajak kita fokus pada karakter yang berusaha menyelamatkan diri serta perjuangan dead or live and now or never. Film ini juga leluasa memainkan cerita, tensi, dan ketegangan dalam satu paket. Train to Busan berhasil mencengkram penonton untuk terlibat ketika karakter mempertaruhkan hidup mereka dengan melakukan berbagai aksi yang nekat.
Train to Busan juga berhasil merangkum sebuah thriller with tricky melodrama menjadi sebuah kesatuan yang padat, juga berhasil mengubah sebuah arena mini menjadi sebuah neraka jahanam yang sangat mematikan.

Selain itu juga Train to Busan berhasil menyajikan sebuah teror yang biasa, namun terasa mengasyikan dengan balutan situasi yang mencengkram penonton serta memainkan perasaan penonton dengan mengaduk-aduk emosi dibalut empati yang membuat kita bermain dengan nafas. Tak cuma itu, kinerja pemain juga patut diacungi jempol, terutama Gong Yoo dan Kim Su-An yang menampilkan sebuah kinerja yang luar biasa, dimana mereka dituntut untuk memainkan emosi serta ketegangan untuk mempertahankan hidup mereka, hingga melakukan berbagai hal yang nekat demi menyelamatkan orang yang tersayang.

Overall, Train to Busan (Bu-San Haeng) sebuah film zombie apocalypse thriller yang menggunakan ruang sempit, yang berhasil diracik oleh Sang-Ho dengan mengubah arena mini menjadi neraka, serta situasi now or never and dead or alive.


SCORE : 4/5

Posting Komentar

2 Komentar