Tab

Ticker

6/recent/ticker-posts

PERSONAL SHOPPER (2016)


 
Pernahkah kamu melihat sebuah lukisan abstrak yang berdaya jual tinggi dan bahkan mencapai milyaran rupiah? sekilas memang tampak tak beraturan dan tak jelas gambarnya, dari sekian banyak pelukis abstrak yang jauh terlebih dulu menyelesaikan lukisannya sebelum sekarang dikenal luas, Hilma af Klint adalah salah satunya, pelukis asal Swedia yang mempercayai keberadaan dunia lain di luar dunia fana kita, lukisan pertamanya berupa sebuah barisan bangun ruang yang terlihat tak beraturan. Keabstrakan dipercaya berasal dari kesadaran yang lebih tinggi, yang dipengaruhi oleh spiritualisme dan theosofi, bentuk yang biasanya dilukiskan biasanya bentuk-bentuk sembarang. Senada dengan apa yang saya tulis diatas, Personal Shopper arahan sutradara Cloud of Sils Maria, menggunakan tempo dan teknik yang sama, yakni "abstrak" yang terlihat sangat menawan khas Olivier Assayas.Personal Shopper is a absurd movie, who will make you say "tho thumbs up".

Maureen (Kristen Stewart) adalah seorang asisten belanja pribadi (baca: Personal Shopper) kesehariannya adalah pulang pergi dari London ke Paris untuk mengambil pesanan baju yang kemudian ia serahkan kepada seorang model bernama Kyra (Nora von Waldstätten) acap kali sebelum diserahkan Maureen sering mencobanya terlebih dahulu, dan membayangkan bahwa ia adalah orang lain. Ditengah kesibukannya itu, Maureen yang baru saja ditinggal mati oleh saudara kembar laki-lakinya yang bernama Lewis mencoba menggunakan "kemampuan indigo" nya yang ia miliki untuk mencari dan reach out kepada saudara kembarnya tersebut yang mengharuskan Maureen membuat koneksi antara dunia nyata dan dunia ghaib.

Sekilas setelah kamu membaca sinopsis diatas, memang terkesan sangat simple bukan? namun apa yang kamu pikirkan sejatinya bertolak belakang dengan apa yang dilakukan oleh Olivier Assayas disini, memang mungkin bag penonton awam yang tak terbiasa menonton film yang "nyeni" akan beranggapan bahwa film ini adalag sebuah sajian absurd yang gak jelas. Namun sejatinya apa yang dilakukan oleh Olivier Assayas disini adalah sebuah treatment yang sangat luar biasa, seperti yang saya singgung tadi film ini bertemakan sebuah film abstrak yang dapat saja pindah tone ke tone lainnya secara cepat, namun tanpa kita sadari rangkaian tone yang terasa rancu itu mampu membuat serangkaian pondasi yang kokoh yang membuat film ini nampak mempesona. Jangan kaget jika kamu melihat film ini secara mendada pindah tone dari genre drama, horor, thriller bahkan mystery. So, film ini bertema apa sebenarnya? film ini menggabungkan semua genre.
Personal Shopper bukanlah sebuah film dengan kepingan puzzle yang harus penonton susun, bukan pula film yang menggunakan jumpscare yang tinggi, melainkan sebuah film yang tampil secara ambigu, mencoba membawa penonton ke dunia Maureen yang memang punya segudang mimpi ditengah loonlines-nya dan juga ikut menyibak misteri terkait kematian sang saudara kembar, buan sebuah perkara gampang untuk langsung klik dengan personality Maureen, Assayas tampil cerdas bagaimana membuat penonton untuk langsung klik dengan karakter, mencoba membawa penonton lewat ambiguitas yang penuh akan abstraksi yang kental, yang membuat penonton acap kali melontarkan pertanyaan,Apakah ini khayalan Maureen? Siapa sebenarnya Maureen, Apakah ia hantu atau bukan? serta banyak lagi pertanyaan yang mungkin ganjal di pemikiran penonton, Namun jika kita cermati adegan per adegan, nyaris tak ada satu adegan pun yang sama, semua adegan memiliki makna dan penjelasan tersendiri, misalnya adegan tatkala Maureen stalking dengan seorang yang tak dikenal yang mengetahui keberadaan gerak-geriknya, lalu adegan gelas melayang, bahkan lift terbuka serta kedipan lampu saat Kyra terbunuh secara misterius hingga bertemu dengan seorang mantan pacar Kyra bernama Ingo (Lars Eidinger) membuat penonton menyisakan tanda tanya, terasa rancu dan absurd memang. tapi jika kamu telah mengerti dengan semua itu, kamu akan menyadari betapa hebatnya film ini.

Dibalik tone cerita yang campur aduk, begitupun dengan teknik dan treatment yang abstrak disini, Olivier Assayas mencoba berbicara "Tentang Apa yang Kamu Alami Ketika Sedang Berduka?" itu adalah poin utama film ini dibalik beragam variansi genre juga tone dan cerita yang kerap berpindah dan ambiguitas ini, tentunya dibarengi dengan treatment yang luar biasa yang sangat konsisten dari awal hingga akhir yang saling koherensi satu sama lain dibalik nuansa hening dan penuh dengan misteri bidikan kamera dari Yorick Le Saux, tentunya dengan sebuah sentuhan sensual nan mengundang tanda tanya a la Hitchok (Kristen Stewart tampil topless sebanyak dua kali) dan disini Stewart membuktikan bahwa ini adalah peran terbaik yang pernah ia mainkan, akting yang mampu memfasilitasi keadaan yang ditampilkan Stewart terasa meyakinkan yang membuat cerita semakin lengkap. Overall, Personal Shopper adalah sebuah masterpiece dari seorang Olivier Assayas, film yng terasa rancu dan absurd ini mempunyai makna tersendiri sedari awal, begitupun dengan tone yang campur aduk yang mempunyai arti tersendiri, lengkap dengan sentuhan penuh sensualitas yang menawan yang membuat cerita terasa mumpuni. Is the best movie ever made.


SCORE : 4.5/5


Posting Komentar

0 Komentar