Tab

Ticker

6/recent/ticker-posts

REVIEW : THE SMURFS 2 (2013), RIO 2 (2014), INSIDE OUT (2015), THE GOOD DINOSAUR (2015)



THE SMURFS 2 [2013]

Apa yang diharapkan dari sebuah film sekuel? cerita yang berlanjut, lalu apa yang dihasilkan dari cerita itu will be better or worst? pertanyaan yang akan selalu berputar dikepala jika membahas sebuah film sekuel, kita bahas kali ini film animasi sekuel beberapa tahun kebelakang tepatnya 2013.

Berawal dari Smurfette (Katy Perry) yang memperoleh mimpi dimana ia mengkhianati teman-temannya para Smurfs dan mulai muncul rasa bimbang dalam pikirannya tentang asal-usul dirinya, terlebih ia adalah satu-satunya perempuan di desa Smurfs. Tidak menganggap serius mimpi itu, semua berubsh ketika ia mendapati bahwa tidak ada satupun dari para Smurfs yang ingat pada hari ulang tahunnya, celakanya hal tersebut bersamaan dengan Gargamel (Hank Azaria) yang mulai menjalankan misinya dalam mempertahankan kekuatan sihir dalam menjaga popularitas yang ia peroleh.

Gargamel butuh sari Smurfs dan mencoba memanfaatkan dua Smurfs ciptaanya yang dianggap sebagai produk gagal, Hackus (J. B. Smoovel) dan Vexy (Christina Ricci) sebagai jalan untuk menculik Smurfette dan mendapatkan formula yang dibutuhkan. Peristiwa tersebut memaksa Papa Smurfs (Jonathan Winters) untuk kembali kedunia nyata membawa pasukannya Clumsy (Anton Yelchin), Grouchy (George Lopez) dan Vanity (John Oliver), berkelana menyusuri kota Paris untuk menyelamatkan Smurfette and maybe rescue the world.

The Smurfs 2 yang sejak kemunculan awal trailer pertama very crunchy, seharusnya ajang sekuel itu menjadi sebuah perbaikan dengan menampilkan keunggulan baru, namun urung dilakukan oleh film yang hanya mengajak kita untuk have fun tanpa ada isi dan maksud dari tujuan yang sangat jauh untuk berbobot, ia hanya seolah membawa penonton untuk menikmati aksi mereka tanpa diiringi dengan naskah yang berbobot, oke, disisi lain ia memiliki banyak ruang untuk bersenang-senang, tapi dengan banyaknya ruang itu membuat ia malas untuk bereksplorasi menjadi sebuah film yang lebih mumpuni dibanding pendahulunya, terlihat sangat jelas film ini hanya ingin mengulang segi finansial saja. Raja Gosnell dalang dibalik semua yang telah menciptakan kekacauan ini, akibat stonehead yang ia pelihara dan akhirnya berdampak pada karakter Patrick (Neil Patrick Harris) serta Grace (Jayma Mays) yang tengah berbahagia dengan lahirnya sang buah hati dan sayangnya porsi mereka hanya sebatas tempelan belaka dan turut juga menambahkan Victor (Brendan Glesson) yang tampilsekedar num[pang lewat. Overall, The Smurfs 2 sebuah sajian sekuel yang tampil dengan malas-malasan tanpa diimbangi dengan naskah yang berbobot.

SCORE : 1.5/5
 
RIO 2 [2014]

Lagi-lagi sebuah sekuel,terasa skeptis memang melihat film ini, rasa paranoid akan sebuah sekuel setelah review diatas takut terulang kembali. Akhirnya dengan tekad yang bulat saya memberanian diri menyaksikan film ini, dan punch yang dihasilkan..mmmmmm let's check this out baby..

Blu (Jesse Eisenberg) dan sang istri, Jewel (Anne Hathway) belum dapat menjauh dari yang namanya masalah, kali ini ia bersama ketiga anaknya, ia kini tinggal bahagia di Suaka Margasatwa yang dikelola oleh Linda (Leslie Mann) dan Tulio (Rodrigo Santoro). Ketika sedang membuat sarapan yang menyiarkan kabar bahwa Linda danTulio sedang berpetualang di hutan Amazon dan telah menemukan eksistensi dari
Spix's Macaw lain, dimana Blu dan keluarga dianggap sebagai satu-satunya yang tersisa.

Uniknya hal tersebut justru dimanfaatkan oleh Jewel yang ingin agar keluarga mereka terbang dari Rio kehutan Amazon untuk mengenalkan anak-anaknya pada dunia, bukan hanya sebatas bermain bersama teknologi. Semangat bahkan semakin besar ketika Rafael (George Lopez), Nico (Jamie Foxx) dan Pedro (will.i.am) juga memilih ikut dalam upaya mencari bakat untuk mengisi karnaval yang mereka rencanakan. Namun ternyata sikap enggan yang sejak awal yang Blu tunjukkan punya makna tersendiri, banyak masalah telah menantinya dihutan Amazon.

Mempunyai sektor yang lebih luas untuk dieksplorasi dimana kali ini Amazon adalah sasaran utama untuk dieksplor oleh sang sutradara Carlos Saldanha rupanya membuat Blu dan kawan-kawannya berpetualang jauh tanpa mempersalahkan isi klasik yang telah dibangun sangat melelahkan difilm pendahulunya, dengan berpetualang dengan sektor yang lebih luas upanya menyisakan cerita yang sangat melelahan yang kemudian bercampur dan tidak memiliki tanda-tanda jalur yang mereka miliki bersatu disatu titik. Memang aksi petualangan yang ditampilkan cukup oke, namun sejak premis yang ia bawa tadi rupanya bertumpu pada sebuah kekacauan yang bisa dibilang cheap dan memadukannya dengan titik sebuah pesan untuk menjaga hutan, memang Rio 2 mempunyai sektor yang luas, namun ia rupanya canggung dan sangat kasar serta ragu di sektor cerita, seharusnya memiliki sektor yang luas juga naskah luas yang dapat digali namun Rio 2 sepertinya???? Nothing.

SCORE : 2/5

REVIEW : INSIDE OUT [2015]

Apa yang akan ditampilkan oleh sebuah studi animasi kenamaan Walt Disney Studios? pastinya sebuah cerita yang unik dan tentunya sarat akan makna, tak terkecuali dengan film ini, Inside Out sebuah sajian yang kreatif, cerdas, cute, pretty, namun dikemas ambisius nan inovatif dan dipenuhi dengan emotional rollercoaster yang akan membuat kamu takjub sembari dipenuhi dengan emosi smile, silent, happy and sad.

Riley (Kaitlyn Dias) gadis muda berusia 11 tahun yang baru saja pindah dari Minnesota ke San Fransisco, kota yang kemudian memberikan problema baginya. Rumah, sekolah, hingga lingkungan yang baru memberikan stress bagi Riley, yang juga memberikan kesibukan bagi makhluk yang selama ini menghuni pikirannya, ada lima emosi, diantaranya Joy/Kebahagiaan (Amy Poehler), Sadness/sedih (Phyllis Smith), Fear/takut (Bill Harder), Anger/marah (Lewis Black) dan Disgust/jijik (Mindy Kaling) masing-masing dengan karakterisasi dan sesuai dengan nama mereka dalam mengendalikan neurologis Riley. Celakanya suatu ketika Joy dan Sadness mengalami sesuatu yang buruk dan menghalangi tugas yang mereka jalankan.

Ada begitu banyak yang Inside Out tawarkan mulai dari hal lucu yang menggelitik, perasaan bahagi hingga sedih dalam balutan konsep abstrak tapi menghasilkan eksekusi yang rapi serta mudah dikonsumsi, sangat jarang sekali film animasi yang film ini tampilkan, anti mainstream and i think Inside Out the first and one and only. Kita diajak mengenal lima emosi yang begitu khas, terkadang terpikir dibenak saya apakah di dalam pikiran saya juga demikian terjadi? Pete Docter selaku sutradara mampu menciptakan sebuah naskah yang orsinil serta unik dan tentunya sarat akan makna, kita akan terpesona dengan apa yang dilakukan lima emosi itu yang mengasilkan sebuah petualangan yang inventif yang mampu menjaga tema besarnya start in friendsip un
til being a human. Inside Out sebuah animasi yang naik ke level selanjutnya, mencoba memaparkan sebuah entertainment dan menghasilkan sebuah experience.

SCORE : 4/5

THE GOOD DINOSAUR [2015]

Satu lagi animasi besutan Disney yang sayang untuk dilewatkan seperti ciri khasnya Disney tak hanya menampilkan sebuah entertainment tapi experience yang begitu sarat akan makna kehidupan seperti yang dipaparkan film ini.

Henry (Jeffrey Wright) dan Ida (Frances McDormano) merupakan apatosaurus yang masih eksis karena meteroid yang bergerak kearah bumi 65 juta tahun yang lalu ternyata hanya sebatas menyapa bumi dan berlalu begitu saja. Salah satu anak mereka Arlo (Raymond Ochoa) memiliki rasa takut yang besar dibandingkan dengan dua saudaranya Libby dan Buck. Henry mencoba mengatasi itu dengan mengajak Arlo berburu. Suatu hari Arlo melihat seorang Caveboy yang ia namai Spot (Jack Bright), berusaha mengejar namun sayang mereka berdua terjatuh. Arlo pingsan, namun ketika sadar bahwa ia telah jauh dari rumah.

The Good Dinosaur sebuah sajian yang sederhana tapi menghsilkan uang oke, film imut tapi mempunyai kesan dan pesan yang mendalam, Peter Sohn mencoba memberikan sebuah pelajaran sekaligus petualangan yang sangat kental, mulai dari kebersamaan, sikap setia dan mandiri bahkan mengajarkan kita how to be brave. Naskah yang ditampilkan film ini memang simple, tapi visual yang memukau adalah salah satu mahakarya Pixar yang pernah dibuat, view yang oke mengajak kita have fun sembari belajar menambah ilmu kehidupan. Namun semua itu tak bisa berujung "wah" ataupun "amazing" tapi meskipun film ini tak mencapai tingkat tinggi, tapi atensi serta premis yang dihasilkan dari naskah yang simple begitu oke dan menambah pelajaran.

SCORE : 3/5

Posting Komentar

0 Komentar