Setelah kepergian sang ibu yang menjadi prioritas utama seprang gadis bernama Gendis (Yuki Kato) yang telah ia lakukan berbagai macam cara untuk menolongnya termasuk kerja sebagai DJ dan menjadi seorang korban. Sang kekasih (Ilyas Bach) mengajak Gendis untuk menenangkan diri di sebuah villa di kawasan Bogor untuk melupakan semua yang telah terjadi. Berniat untuk melepas kesedihan rupanya berujung bencana bagi Gendis dan yang lainnya, serangkaian pembunuhan berantai terjadi yang siap membunuh siapa saja, dan yang lebih celaka adalah sosok pembunuh itu berwajah persis mirip Gendis.
Puguh b. Admaja dalam film debutnya kali ini mengangkat kepercayaan kejawen, seperti yang dituturkan Eyang Bahwa "setiap bayi yang dilahirkan ke dunia sebetulnya memiliki empat saudara kembar, dua kakak yakni : Kakang Mbarep dan Kawah dan dua adik : Adi Wuragil dan Ari-ari, sedangkan dirimu Pancer. Dalam rahim mereka berikrar untuk menjagamu demi kebaikan sepanjang hidup" jelas sebuah film dengan premis yang menjanjikan bukan? tapi sayang, semua itu tak diimbangi dengan cara eksekusi Puguh B. Admaja dalam menggaranpya, aih-alih untuk fokus ke kepercayaan kejawen yang memang sangat berpotensi, ia malah membelokkannya ke jalur psikologis berupa DID (sebuah syndrom dengan kepribadian ganda), tak hanya itu saja Puguh B. Admaja juga terlalu berisi keras untuk menjadikan Kembar 5 memuat sebuah genre, terhitung dari horor-suspense-thriller-dr
Tak perlu untuk ditanyakan lagi bahwa jelas Kembar 5 jauh dari kata bagus, naskah yang terlihat rombeng dan juga eksekusi yang jauh dari kata oke dan dialog yang terkesan dangkal serta comedy yang gaing dan tak mampu menggelak tawa bahkan thriller yang jauh dari kesan mencekam serta minus scoring, jelas terlihat sebuah film sampah, sangat disayangkan Yuki Kato menerima film yang tak jelas ini dengan secara keseluruhan mengecewakan.
SCORE : 1/5
0 Komentar