"Di dunia ini ada dua macam cowo, pertama cowo brengsek, dan kedua cowo ngondek"
"Seorang wanita menyerahkan seluruh jiwa dan raga untuk seorang
laki-laki, namun apa yang ia dapat hanyalah sakit hati" premis diatas
bila dibuat ke dalam sebuah sajian drama akan menghasilkan sebuah film
tearjerker khas kawula muda yang penuh dengan kenangan, namun lain
halnya jika menurut persepsi film "Pizza
Man'' garapan sutradara Ceppy Gober, yakni menuntut balas dendam. Eits,
ini bukan balas dendam biasa, melainkan balas dendam dengan cara
memperkosa cowo. Lha emang bisa?. Pizza Man sebuah sajian yang absurd,
rusuh, kocak dan tentunya sarat akan sebuah kritisi terhadap makhluk
yang namanya cowo.
Tiga sahabat yang tinggal bersama, Olivia
(Joanna Alexandra), Nina (Karina Nadila) dan Merry (Yuki Kato)
masing-masing mempunyai masalah dengan lelaki yang membuat mereka berada
di puncak kesabarannya. Untuk melampiaskan dendam, pada suatu malam
mereka membuat rencana gila untuk memperkosa seorang lelaki secara
random, namun secara tak terduga, ulah Nina dan Merry justru
mengakibatkan kekacauan beruntun atas seorang pengantar pizza bernama
Adam (Gandhi Fernando).
Jika menilik premis yang "Pizza Man"
sendiri punya, jelas ia mempunyai sebuah materi yang bisa dibilang
unik, meskipun secara logika jelas ini tak masuk logika, namun menurut
sebuah ukuran film comedy bagi saya sah-sah saja jika toh memang ia
konsisten terhadap materi yang diusungnya. Awal pembuka kita memang
sudah disuguhkan pada sebuah chaos yang memang to the point, meski
diawal terasa sedikit meronta-ronta toh naskah olahan Gandhi Fernando
dan R. Danny Jaka Sembada menurut saya memang konsisten hingga guliran
durasi berjalan, ditemani dengan lontaran dialog yang memang kasar,
"Pizza Man" mampu terkoneksi dengan penonton sedari awal, membawa
penonton untuk merasakan apa yang karakter rasakan dengan sebuah
tindakan nekat dan gila yang kemudian berujung pada sebuah kekacauan
yang nyaris tak ada batas.
Semua itu turut di fasilitasi
oleh chemistry ketiga tokoh utama yang memang sukses membangun sebuah
tendensi yang kuat, Olivia dengan tingkah kasarnya, Nina dengan sikap
cerewetnya dan Marry dengan tampang lugu dan rasa paniknya yang
menggebu, turut juga para supporting cast-nya, Babe Cabiita, Chika
Waode, Kemal Palevi, Dennis Adhiswara, Dhea Ananda hingga Henky Solaiman
yang mampu membantu aksi ini kian terasa lengkap dengan sajian
comedy-nya yang cukup memikat. Ceppy Gober juga turut mengkritisi
sebagian public figure misalnya dalam suatu dialog yang turut memasukan
nama Nazril Ilham (you know what this guy). Aksi chaos comedy-nya memang
bisa dibilang cukup oke disamping beberapa lawakannya yang terkadang
berujung hit and miss, ditemani dengan sebuah sajian drama terkait
kaukalitas mereka yang bisa dibilang cukup berhasil namun terasa masih
kurang karena ketidaktepatan penyampaian, dan kemudian diakhiri dengan
sebuah konklusi yang bisa dibilang tampil ujug-ujug, saya maafkan
kesalahan itu toh itu masih tak mengganggu lajur jalan filmnya yang
hanya tampil 80 menit ini, Pizza Man mungkin bukan film yang sempurna,
tetapi cara penyampaian "makna" tersendiri film ini cukup berhasil
mempadupadankan lewat guliran sebuah aksi komedi yang turut ditunjang
beberapa aspek lain misalnya performa yang oke dari para cast, sebuah
film yang cukup menghibur.
SCORE : 3/5
0 Komentar