Tab

Ticker

6/recent/ticker-posts

REVIEW : PIZZA MAN (2015)

"Di dunia ini ada dua macam cowo, pertama cowo brengsek, dan kedua cowo ngondek"

"Seorang wanita menyerahkan seluruh jiwa dan raga untuk seorang laki-laki, namun apa yang ia dapat hanyalah sakit hati" premis diatas bila dibuat ke dalam sebuah sajian drama akan menghasilkan sebuah film tearjerker khas kawula muda yang penuh dengan kenangan, namun lain halnya jika menurut persepsi film "Pizza Man'' garapan sutradara Ceppy Gober, yakni menuntut balas dendam. Eits, ini bukan balas dendam biasa, melainkan balas dendam dengan cara memperkosa cowo. Lha emang bisa?. Pizza Man sebuah sajian yang absurd, rusuh, kocak dan tentunya sarat akan sebuah kritisi terhadap makhluk yang namanya cowo.

Tiga sahabat yang tinggal bersama, Olivia (Joanna Alexandra), Nina (Karina Nadila) dan Merry (Yuki Kato) masing-masing mempunyai masalah dengan lelaki yang membuat mereka berada di puncak kesabarannya. Untuk melampiaskan dendam, pada suatu malam mereka membuat rencana gila untuk memperkosa seorang lelaki secara random, namun secara tak terduga, ulah Nina dan Merry justru mengakibatkan kekacauan beruntun atas seorang pengantar pizza bernama Adam (Gandhi Fernando).


 
Jika menilik premis yang "Pizza Man" sendiri punya, jelas ia mempunyai sebuah materi yang bisa dibilang unik, meskipun secara logika jelas ini tak masuk logika, namun menurut sebuah ukuran film comedy bagi saya sah-sah saja jika toh memang ia konsisten terhadap materi yang diusungnya. Awal pembuka kita memang sudah disuguhkan pada sebuah chaos yang memang to the point, meski diawal terasa sedikit meronta-ronta toh naskah olahan Gandhi Fernando dan R. Danny Jaka Sembada menurut saya memang konsisten hingga guliran durasi berjalan, ditemani dengan lontaran dialog yang memang kasar, "Pizza Man" mampu terkoneksi dengan penonton sedari awal, membawa penonton untuk merasakan apa yang karakter rasakan dengan sebuah tindakan nekat dan gila yang kemudian berujung pada sebuah kekacauan yang nyaris tak ada batas.



Semua itu turut di fasilitasi oleh chemistry ketiga tokoh utama yang memang sukses membangun sebuah tendensi yang kuat, Olivia dengan tingkah kasarnya, Nina dengan sikap cerewetnya dan Marry dengan tampang lugu dan rasa paniknya yang menggebu, turut juga para supporting cast-nya, Babe Cabiita, Chika Waode, Kemal Palevi, Dennis Adhiswara, Dhea Ananda hingga Henky Solaiman yang mampu membantu aksi ini kian terasa lengkap dengan sajian comedy-nya yang cukup memikat. Ceppy Gober juga turut mengkritisi sebagian public figure misalnya dalam suatu dialog yang turut memasukan nama Nazril Ilham (you know what this guy). Aksi chaos comedy-nya memang bisa dibilang cukup oke disamping beberapa lawakannya yang terkadang berujung hit and miss, ditemani dengan sebuah sajian drama terkait kaukalitas mereka yang bisa dibilang cukup berhasil namun terasa masih kurang karena ketidaktepatan penyampaian, dan kemudian diakhiri dengan sebuah konklusi yang bisa dibilang tampil ujug-ujug, saya maafkan kesalahan itu toh itu masih tak mengganggu lajur jalan filmnya yang hanya tampil 80 menit ini, Pizza Man mungkin bukan film yang sempurna, tetapi cara penyampaian "makna" tersendiri film ini cukup berhasil mempadupadankan lewat guliran sebuah aksi komedi yang turut ditunjang beberapa aspek lain misalnya performa yang oke dari para cast, sebuah film yang cukup menghibur.


SCORE : 3/5

Posting Komentar

0 Komentar