Tab

Ticker

6/recent/ticker-posts

REVIEW : HANTU KUBURAN TUA (2015)

Bagi sebagian orang "Hantu Kuburan Tua" garapan sutradara Nayato Fio Nuala yang mana menurut saya gelar "Baginda Perfilman Horor Tanah Air" layak beliau sandang, bagaimana tidak beliau tampil begitu brillian dengan menampilkan hantu sesekali menit bergulir, memasang scoring yang mampu memecahkan gendang telinga dan jangan lupa twist guna membuat penonton merasa meringis ketakutan dan berujar "wahhh.....hebattt" setidaknya itu adalah apa yang dialami bagi para penikmat film horor yang luar biasa sejati, mari kita beri tepuk tangan yang gemuruh untuk para penikmat film Nayato dan jangan lupa juga tepuk tangan yang lebih gemuruh lagi bagi sang Baginda.

Izinkan saya mengulas sinopsis dari film sang Baginda, dimana diceritakan Laura (Whulandary Herman) adalah anak tunggal dari Riska (Keke Soeryo Renaldi), yang mana haus akan kasih sayang keluarga, hubungannya bersama sang ibu acap kali retak dan beradu mulut satu sama lain dan tentunya lengkap dengan ekspresi lempeng para lakonnya. Hendak mencari ketenangan dari kondisi rumah, Laura kemudian pergi bersama sang pacar, Edwin (Maxime Bouttier) dan sahabat sekampus mereka Maya (Vicky Monica) serta Rizal (Trisa Triandesa) guna meliput situs bersejarah sebagai salah satu bahan materi kampus, ditengah jalan mobil mereka menabrak batu besar dan kemudian menyebabkan mobilnya mogok (jangan tanya berapa kali "mobil mogok" digunakan sebagai jalan pembuka keseraman di film Baginda). Mereka kemudian mencari bantuan ke rakyat sekitar, hingga menemukan sebuah bangunan bekas panti asuhan serta bertemu sang pemilik, Sarinten (Jajang C. Noer). Seperti biasa keseraman dimulai tatkala Maya melakukan sebuah ritual pemanggilan makhluk halus di kamar mandi yang bernama ritual "Baby Blues'' kejadian aneh pun mulai terjadi hingga salah satu dari mereka mulai kerasukan, yang kemudian berujung meregang nyawa masing-masing.



Naskah garapan Ery Sofid memang berjalan generik layaknya film horor, karakter digiring menuju sebuah kejadian kemudian menyulut dan mendorong mereka masuk ke lingkaran kematian yang juga disisipi sebuah hal terkait masa lalu salah satu karakter yang mana bukanlah sebuah sajian yang mampu tampil cerdas, seperti biasa Baginda Nayato Fio Nuala memang amat senang bermain jumpscare serta menyakiti karakter dengan menampilkan penampakan demi penampakan sesering mungkin guna membuat penonton bergidik ketakutan. Apakah itu semua berhasil? sedari awal opening credit-nya tampil saya memang tak perlu memasang ekspetasi tinggi terhadap film sang Baginda, yang mana saya nikmati hanya sebatas untuk mencari hiburan, saya menonton juga sudah meninggalkan logika karena film garapan sang Baginda teramat high concept sehingga saya acap kali memasang tampang clueless seolah tak mengerti dengan film ini, dan apa yang saya dapatkan setelah menonton film ini adalah ekspresi datar dan scoring yang memecah gendang telinga.


Filmnya memuat berbaga aspek mulai dari dejavu, tragedi masa lalu, hingga yang konyol sekalipun ritual "Baby Blues" dimana orang yang melakukannya harus menyebut nama Baby Blues selama 12 kali berhadapan dengan cermin di kamar mandi dengan posisi tangan bak menggendong bayi, kemudian setelah itu terjadilah keanehan demi keanehan yang membuat karakter capek terus diikuti makhluk halus terlebih penampakan bayi hingga hantu sukses dengan masker, tentu apa yang dilakukan para karakter di film ini adalah sebuah tindakan yang luar biasa bodoh, mereka adalah seorang mahasiswa tapi kenapa pikiran mereka bak anak kecil yang tak bermoral dan berpendidikan? jelas-jelas mereka ingin selamat dari bencana, kenapa setelah selamat mereka menyulut kembali bencana? dan yang luar biasa lagi penampakan hantu bukan tampil seram melainan geli melihatnya, penggunaan make up visual sebagai tata rias hantu begitu luar biasa sangat mengganggu dan menampilkan tawa secara bersamaan, ditambah lagi performa para pemain yang lempeng tanpa ekspresi, berdialog seolah membaca dialog, dan kemudian diperparah lagi dengan twist yang terasa dipaksakan. Sungguh sebuah kekacauan yang luar biasa bukan? teramat disayangkan aktris watak sekelas Jajang C. Noer menerima film seperti ini.


SCORE : 1.5/5

Posting Komentar

1 Komentar

  1. Sayapun nekat nonton film ini karena ada jajang c noer tp ternyata filmnya kurang oke,saya jg mrs heran krn ibunya laura msh menggunakan mesin tik🤔

    BalasHapus