Di permukaan Drive memang tak menawarkan sebuah pembahruan yang signifikan, namun sutradara sekaligus penulis naskah Park Dong-hee yang memulai debutnya membuktikan bahwa kapasitasnya mengolah thriller ruangan sempit tak pantas dianggap sebelah mata. Demikian pula dengan relevansi terkait budaya yang begitu dekat di kalangan remaja.
Ya, Drive mengetengahkan seorang influencer sekaligus streamer bernama Han Yu-na (Park Ju-hyun) yang memulai karirnya dengan mengunggah video kesehariannya lewat kanal YouTube miliknya. Paruh awalnya menyorti perjuangannya untuk mendapatkan subscriber hingga mempelajari bagaimana video yang disukai pangsa pasar, sementara sang sutradara memastikan sebuah montase singkat dirinya mendapatkan 700.000 pelanggan layak untuk dirayakan.
Seiring popularitasnya naik, Yu-na mulai merasa dirinya perlu dihargai, entah itu dengan bayaran yang tinggi ataupun sikapnya yang menolak untuk tak mengunggah video yang menurutnya tidak pantas. Dari sini, sentilan terhadap seseorang yang merasa dirinya sudah berada dipuncak dilucuti oleh Dong-hee sebagai penanda dimulainya sebuah bencana.
Pasca kedatangannya untuk mempromosikan sebuah produk kecantikan kurang berkesan, Yu-na mendapati dirinya terikat dan terkunci di bagasi miliknya, sementara telepon dari seseorang menyusul, memerintahkan dirinya untuk membayar 1.000 won menjadi awal bagi sebuah marabahaya yang tak segan mengancam nyawa.
Drive tampil tanpa basa-basi di mana ketidaktahuan karakternya sama besarnya dengan apa yang dirasakan penontonnya. Dong-hee secara jeli memainkan paranoia lewat ruang sempit bagasi berbekal air minum, telepon hingga beberapa alat tajam yang nantinya digunakan karakternya untuk bertahan hidup, sementara narasi dari sang penculik terus mengintai guna melakukan sebuah perbuatan yang melucuti harga diri.
Puncaknya ialah ketika Yu-na dipaksa melakukan live streaming guna mengumpulkan 650.000 won yang harus ia penuhi. Berbagai desakan hingga komentar bernada sinis maupun penggemar yang memujanya senantiasa ditampilkan, melecut sebuah ambiguitas moral yang seiring durasi kian dipertanyakan.
Pengadeganan yang dilakukan Dong-hee pun mendukung situasi demikian, adakalanya sang sutradara merendah hanya untuk menjelaskan apa yang terjadi, pun ketika menekan sebuah aksi bertempo tinggi, tensinya kian melesat seiring ketegangan akan sebuah urgensi terus dimainkan.
Memasuki babak ketiga, barulah Drive tampil menggila dengan segala kepingan petunjuk yang selalu membelokkan pada fakta aslinya. Permainan tebak-tebakan seperti ini begitu nikmat untuk diikuti, tentunya ditunjang oleh kapasitas Park Ju-hyun yang menolak untuk surut, kepiawaian sang aktris dalam mengolah rasa dalam berbagi situasi layak sekali untuk diapresiasi.
Twist-nya memang tak terbilang baru, namun guliran narasinya begitu rapi, meski menyimpan pekerjaan rumah terkait pengungkapan yang terlalu menumpuk diakhir. Setidaknya, Drive unggul dalam masalah penebusan dosa lewat perlakuan yang tak terduga, yang sering dilewatkan oleh seseorang bernama manusia ketika berada dalam puncak sosial bernama ketenaran.
SCORE : 3.5/5
0 Komentar