Jika Bhool Bhulaiyaa (2007) menggunakan horror-comedy sebagai upaya menyampaikan isu terkait mental ilness, sekuelnya, yang dirilis dengan jarak 15 tahun (awalnya dicanangkan rilis pada pertengahan tahun 2020, sebelum Covid-19 mengubah semuanya) tampil lebih straight-forward, di mana tak ada keterkaitan cerita selain nama Manjulika (kini diperankan oleh Tabu dalam peran ganda luar biasa yang dibawakannya), hantu yang dipercaya masih menghuni mansion besar dan menuntut balas jika ia dibebaskan dalam kurungannya.
Memberikan homage dengan menetapkan tahun 2007 sebagai tragedi dimulainya masa kelam, selang 18 tahun kita dipertemukan dengan Reet (Kiara Advani), adik ipar Anjulika (Tabu) yang tengah menikmati liburannya ke Chandigarh, tanpa sengaja tatkala berhenti di Manali, ia bertemu dengan Ruhaan (Kartik Aaryan), pria happy-go lucky yang seketika mencegat Reet untuk sekedar menikmati festival musik di tengah kenyataan bahwa Reet adalah calon pengantin hasil perjodohan sang ayah.
Beruntung bagi mereka yang menghabiskan waktu bersama, mengingat bus yang seharusnya mereka tumpangi mengalami kecelakaan tanpa adanya korban yang selamat. Berniat menghubungi keluarga, Reet malah mendapati sebuah rahasia yang memaksanya meminta bantuan Ruhaan untuk mengabarkan bahwa dirinya sudah tewas dalam kecelakaan. Singkatnya, Ruhaan dipaksa menjadi dukun gadungan dan menempati mansion mewah yang ditinggalkan demi menghindari kutukan Manjulika.
Menggantikan Priyadarshan, Anees Bazmee (Singh Is King, Welcome, Pagalpanti) bertindak sebagai sutradara dengan bantuan naskah dari Aakash Kaushik (A Flying Jatt, Rabba Main Kya Karoon, Housefull 4) dan Farhad Samji (Street Dancer, Simmba, Laxmii) menggunakan formula sederhana sarat pop-corn movie. Komedi situasi banyak ditekankan yang meski berakhir hit and miss berakhir dapat diterima mengingat tujuan utama filmnya memang sebatas menghibur. Tak lebih.
Lain halnya dengan sentuhan horror-nya kebih terasa ketimbang film pertamanya, meskipun dengan riasan seadanya, yang mana minus utama film ini, berkat kepiawaian Tabu semuanya berjalan lebih dari apa yang seharusnya. Tabu terlihat sekali bersenang-senang memainkan dua karakter yang masing-masing saling bertolak belakang. Pun, pernak-pernik horror ditambahkan semisal boneka voodo atau beragam sesajen yang menghiasi film ini.
Saya mungkin sulit terkoneksi dengan komedi khas Anees Bazmee, tapi kali ini perkawinan komedi-horror menghasilkan satu momen yang meski terbilang receh (melibatkan Manjulika, dan dua pemain film sebelumnya, yang masing-masing memainkan karakter sama Rajpal Yadav sebagai Chotte Pandit dan Sanjay Mishra sebagai Bade Pandit) ampuh menyulut tawa berlebih berkat meniadakan batas miliknya. Sebuah perpaduan yang cukup kompeten, meski tak sepenuhnya sempurna apalagi terbilang baru.
Menggantikan Akshay Kumar, Kartik Aaryan mewarisi gaya dan celoteh sang superstar, meski penampil terbaik di sini adalah the one and only Tabu. Kiara Advani bermain sesuai porsi, meski setelah melihat adegan tatkala ia meniru Manjulika menari dengan segala riasan dan kostumnya, ia berhak diberikan karakterisasi lebih dari sekedar love-interest.
Poin plus lainnya ialah terkait pemilihan lagu yang terbilang eargasm dan catchy, De Taali menyuntikkan semangat, Hum Nashe Hum To Nahin adalah romantisasi sederhana dan re-create Mere Dholna dengan versi Arijit Singh dan Ami Je Tomar terbaru dari Shreya Ghosal adalah ruh sekaligus ciri khas film ini, sebagaimana Bhool Bhulaiyaa Tittle Track selalu menutup film ini.
Bhool Bhulaiyaa 2 masih sama dengan pendahulunya, ditutup dengan sebuah twist yang meski terbilang jamak ditemui, setidaknya berhasil menyulut secercah shocking moment. Akan lebih bijak tatkala pesan mengenai keluarga dihantarkan lewat narasi yang sama baiknya, alih-alih saling tindih-menindih dan diselesaikan dengan twist. Beruntung, konlusinya tampil sepadan tanpa pernah merasa dipaksakan.
SCORE : 3.5/5
0 Komentar