Tab

Ticker

6/recent/ticker-posts

REVIEW - PEBBLES (2021)

 

"Apakah kau menyukaiku atau ibumu?" demikian geram Ganapathy (Karuththadaiyaan) kepada sang anak, Velu (Chellapendi) di tengah perjalanan pasca Ganapathy menyeretnya keluar dari sekolah sebagai alasan menjemput ibunya untuk kembali ke rumah. Sedari dibuka filmnya, Pebbles memang minim dialog, pun menilik premis ceritanya diatas, kita bertanya-tanya apa sebenarnya tujuan Ganapathy menjemput sang istri?


Lambat laun, kita mengetahui bahwa Ganapathy adalah seorang alkoholik pun penganut budaya patriarki serta pelaku toxic masculinity yang dirangkum oleh sutradara debutan P.S. Vinothraj (turut merangkap sebagai penulis naskah) secara mulus merambah ranah surealis dan tak jarang bermain alegoris. Perjalanan menemui sang ibu sekaligus istri direkam begitu dekat saat teknik kamera memakai hand-held, seolah melibatkan penonton turut ikut dibelakangnya menyusuri apa yang akan dan hendak terjadi di sebuah bentangan tanah kering, gersang nan tandus di pedesaan Tamil Nadu.


Pebbles (judul aslinya Koozhangal) adalah potret kejamnya realita serta buruk dan naasnya perilaku kehidupan manusia dalam kacamata seorang anak laki-laki yang bisa saja adalah korban maupun penerus budaya patriarki. Masa yang bukan waktunya untuk dialami ini adalah tuntutan keadaan yang turut melestarikan dan membiarkan para pemegang kuasa sepenuhnya atas nama kejantanan. Sementara para perempuan, harus menanggung beban berat sebagi pembawa air pula pelayan suami.


Dalam sebuah adegan, kontras sebuah perbandingan kala Velu yang meneguk air putih di rumah dengan para wanita yang menempuh jarak hingga antrian padat demi mendapatkan air, tangisan bayi hingga ketidakadilan keadaan (wanita harus membayar biaya untuk 3 wadah air yang dibawa dalam angkutan umum) harus ditelan secara bulat. Pun, potret kemiskinan terpampang secara nyata kala sekelompok keluarga berburu tikus untuk makan siang.


Namun, Pebbles untungnya tak jatuh pada sebuah disease-porn murahan, ini adalah ironi dalam strata sosial yang masih dan akan terus dijunjung tinggi. Berdurasi 75 menit memang terlampau singkat untuk ukuran film India, namun sempurna merangkum keseluruhan cerita yang menanggalkan sebuah tanya tatkala jawaban nyata sudah terpampang jelas dalam realita.


Sehingga bukan sebuah kebetulan kala Pebbles memenangkan Tiger Award di kancah Festival Film Internasional Rotterdam yang ke- 50, pun menjadi perwakilan India untuk Best Foreign Film di Academy Award tahun depan. Sungguh, sebuah pencapaian yang pantas diterima dan didapatkan.


SCORE : 4/5

Posting Komentar

0 Komentar