Pada masa di mana internet sudah menjadi kebutuhan, film menyesuaikannya dengan zaman di mana internet dengan segala fitur didalamnya sudah menjadi obsesi tersendiri yang dapat menguntungkan bahkan merugikan. Jenis film pula kritik semacam ini mungkin sudah lazim dijamah, dan Shook yang disutradarai dan ditulis oleh Jennifer Harrington (bersama Alesia Glidewell) melayangkan kritik serupa dalam ranah thriller ruang sempit beserta kecanggihan internet di dalamnya yang mengancam.
Mia (Daisye Tutor) adalah seorang beauty influncer yang tersohor dengan banyak followers serta tawaran endorsement. Bahkan di menit pembukanya, kita melihat Mia bersama dengan sang rekan, Genelle (Genelle Seldon) tengah melakukan pemotretan dalam rangka mempromsikan produk kecantikan. Hingga kamera menyoroti Genelle yang keluar untuk menuju toilet, thriller mulai diperkenalkan dalam wujud pemburu anjing yang tak segan menghabisi nyawa pemiliknya sekalipun.
Berdasar kejadian itu, Mia pun membatalkan siaran langsung bersama sahabatnya hanya untuk menjaga Chico, anjing peliharaan sang kakak, Nicole (Emily Goss) yang pergi untuk pemeriksaan kesehatan setelah ibu mereka meninggal karena penyakit Livingston (penyakit fiktif dalam film). Bisa ditebak, malam tersebut menjadi bahaya tatkala seseorang meneror Mia lewat ponsel dengan cara melakukan perintahnya dan mengacam akan membunuh sahabatnya.
Satu hal yang saya sukai dari Shook adalah pemanfaatan unsur surealisme yang ditunjukan tatkala protagonisnya mengecek isi ponsel, layar menampilkan isi tersebut dengan teknik zooming secara tak langsung, yang memberikan nuansa khas dengan fitur internet kekinian. Pun, pemanfaatan musik synth metal memberikan nuansa khusus bagi filmnya yang sarat akan grading warna gelap.
Shook memang tanpa basa-basi, kecurigaan penonton akan sang peneror perlahan digiring melalui suara telepon yang berasal dari tetangga rumah, Kellan (Grant Rosenmeyer) yang bercerita mengenai kondisi rumah pula keadaan saat Mia tengah mencari Chico. Sayang, penerapannya formulaik dan gampang ditebak, terlebih terkait timing-nya yang seolah mengkhianati penonton.
Shook tentu akan bermuara pada twist mengenai sosok sang peneror, Harrington menyiapakan 2 twist. Pertama, twist-nya tampil hampa akibat terlalu mencontoh kebiasaan warganet kekinian. Kedua, tersandung pemaparan tiba-tiba, meski terkait motivasinya sendiri sudah lebih dari cukup. Kekurangan yang Shook miliki adalah perihal momentum yang urung diperhatikan, membuat deretan terornya berlalu begitu saja tanpa ada sebuah ketegangan yang benar-benar terasa.
Medioker. Demikian kata yang mewakili keseluruhan Shook yang masih mengkritisi internet dengan segala kebiasaannya. Dan tatkala salah satu perintah peneror meminta Mia untuk mematahkan kakinya atau menusukkan jarum pada badannya, urung terasa spesial karena franchise Saw terlebih dahulu menggunakannya.
Setidaknya, Shook masih memiliky Daisye Tutor yang tampil meyakinkan dalam melakukan gradasi emosi baik di depan layar tatkala dituntut untuk tersenyum maupun tatkala dihimpit ketegangan. Konklusinya mungkin tampil tak mengejutkan, karena sekali lagi, Shook adalah carbon copy dari thriller umum dengan sedikit polesan modernisasi zaman.
SCORE : 2.5/5
1 Komentar
The Best Free Casino Sites in Kenya
BalasHapusPlay the best free casino sites in Kenya. Find top casino sites that accept players from the world. Claim your welcome bonuses here. Best Online Slots Sites. luckyclub.live