Bagi karyawan swasta seperti Nandan (Kunal Khemu) menemukan koper merah berisi uang tunai sebanyak 10 crore adalah sebuah keberuntungan. Pun, kita sebagai manusia biasa ketika dihadapkan pada situasi demikian-seketika jiwa matrealistis meronta-ronta untuk segera mengambilnya. Opsi yang dilakukan Nandan pun mewakili kebanyakan dari kita yang memanfaatkannya untuk keperluan rumah tangga bahkan demi hidup mewah sekalipun. Namun, terselip pertanyaan: Apakah uang tersebut selamanya milik kita atau terdapat orang lain yang coba untuk mengambilnya?
Bukan tanpa sebab koper merah disembunyikan di dekat toilet pekerja. Nandan pun jelas memahaminya dan apa yang ditakutkan benar terjadi. Perlahan tapi pasti, uang tersebut diduga merupakan milik menteri korup bernama Patil (Gajraj Rao) yang hendak di kirimkan ke menteri lain-namun mengalami insiden tatkala anak buah dari Bala (Vijay Raaz) merebutnya-setelahnya sirine polisi muncul dan kemudian diselundupkan di dekat toilet.
Hal ini menyulut sebuah perdebatan tatkala koper merah dinyatakan hilang. Patil kemudian meminta bantuan Inspektur Kolte (Ranvir Shorey) setelah menekannya dengan penuh kelihaian. Pun, Bala juga tidak tinggal diam dan mengirim dua anak buahnya untuk membuntuti Kolte. Sementara Nandan berusaha menyembunyikan koper merah dari hadapan sang istri, Lata (Rasika Dugal). Lingkaran setan berupa perebutan uang tunai pun dilakukan.
Lootcase menggiring penonton pada komedi situasional yang merupakan poros adegan. Beragam permasalahan seputar perebutan uang mungkin hanya sebatas alasan guna menjabarkan penceritaan di tengah ketidakmampuan penulis Kapil Sawant (Banjo) menghadirkan sebuah relasi bagi konflik yang kentara terasa kasar. Meski demikian, paruh ceritanya mempunyai alasan individual terhadap masing-masing karakternya yang mewakili ragam keserakahan.
Nandan si penemu keberuntungan beranggapan bahwa uang adalah milik para diktator korup dan bukan sebuah kesalahan jika ia memanfaatkannya untuk menutupi krisis finansial keluarga di mana sang istri selalu mengeluh kehabisan gula dan tututan sang anak, Aayush (Aryan Prajapati) yang selalu menekannya. Menteri Patil begitu takut kehilangan citra, Kolte takut kebusukannya terbuka-sementara Bala tidak pernah merasa puas atas pencapaiannya.
Penokohan masing-masing karakter sudah dirasa cukup dalam memainkan sebuah peranan guna membuka kedok komedi hitam miliknya yang sepenuhnya dipusatkan pada komedi situasional. Hasilnya adalah sebuah permainan yang cukup intens-meski tak jarang mengendur. Beberapa informasi tambahan kadang sebatas pernak-pernik belaka ketimbang menguatkan sebuah pengadeganan. Ini termasuk ketika naskahnya mengungkap sebuah file rahasia yang kurang akan sebuah kepentingan.
Untungnya, Lootcase memiliki barisan pemain dengan performa gemilang. Kunal Khemu dengan segala comic-relief-nya menghadirkan lakon bertenaga. Ranvir Shorey bekerja dalam menangani komedi hitam, Gajraj Rao kembali mengukuhkan bahwa dirinya memiliki komedi timing yang kuat dalam menangani beragam situasi, sementara predikat MVP jatuh kepada Vijay Raaz yang selalu memakai nama ilmiah hewan dalam menjabarkan sebuah tindakan berbekal tontonan National Georaphic yang rutin ditontonnya.
Memasuki konklusi, Lootcase menghadirkan sebuah aksi free fire menyenangkan di mana masing-masing karakter dipertemukan dalam satu ruangan, menghadirkan sebuah gelaran komedi deadpan yang sukses menyulut tawa berkat kepiawaian sutradara debutan Rajesh Krishnan dalam menanganinya. Andai momen seperti ini hadir lebih banyak, Lootcase bisa jadi tontonan yang tak hanya sebatas hiburan.
SCORE : 3/5
0 Komentar