Semula berjudul Mental Hai Kya-yang dianggap menyepelekan masalah kesehatan mental oleh Indian Psychiatric Society (IPS), pergantian menjadi Judgementall Hai Kya pun sejatinya tak ada bedanya selain lebih sopan tanpa nada sarkastik. Kesalahpahaman mengartikan seperti demikian memang kerap dikeluhkan, dan pada pembuka filmnya, Judgementall Hai Kya memberikan sebuah disclaimer tersebut. Lebih jauh filmnya berjalan, entah ini sebuah kebetulan atau bukan, Judgementall Hai Kya memberikan sebuah sentilan terhadap pelaku penghakiman, yang dewasa ini banyak sekali dilakukan.
Utamanya terhadap mereka yang dianggap berbeda dan mengidap penyakit mental. Alih-alih memberikan sebuah dukungan sebagai upaya pergerakan dan perubahan, para manusia demikian justru mendorong lebih jauh sang pengidap ke lembah keterpurukan, yang tak jarang membuatnya seolah ia adalah sebuah kesalahan yang semestinya dilumpuhkan. Realita memang kejam seiring dengan hati nurani yang perlahan menghilang.
Bobby (Kangana Ranaut) adalah seorang aktris sulih suara terhadap tokoh wanita utama. Setiap peran yang selalu ia berikan suara selalu membuat Bobby layaknya sang tokoh utama dalam hidupnya. Ia bahkan tak lupa untuk melakukan sebuah pemotretan sesuai peran yang ia mainkan, lalu menempelnya di dinding tempat kumpulan peran yang pernah ia mainkan.
Singkatnya, Bobby terobsesi menjadi seorang aktor film sungguhan, yang menurut asisten sekaligus pacar, Varun (Hussain Dalal) adalah sebuah mimpi di siang bolong. Ketimbang melakukan hubungan seksual, Varun lebih sering dijadikan supir belanja mingguan. Pun demikian dengan keputusan Bobby yang lebih memilih masuk rumah sakit jiwa daripada harus meminum pil rutin.
Kepulangan Bobby ke rumah berbarengan dengan datangnya Keshav (Rajkummar Rao) dan Reema (Amyra Dastur) yang menyewa kamar lain di rumahnya. Keshav dan Reema adalah pasangan romantis dan harmonis, yang membuat Bobby rela menguntit demi untuk melakukan kegiatan dan bahkan berimajinasi Keshav melakukan apa yang ia lakukan terhadap Reema. Hingga sebuah tragedi menimpa, Reema tewas terbakar akibat cairan pestisida yang sengaja ditumpahkan. Pertanyaan terkait siapa pelaku utama muncul menuntut sebuah jawaban.
Ada dua tersangka, yakni Bobby dan Keshav. Bobby menganggap Keshav adalah pembunuh yang sebenarnya, pun sebaliknya, Keshav menuduh Bobby yang telah membunuh Reema setelah ia menuangkan cairan pestisida untuk membakar dan membunuh kecoak yang selalu hinggap dirumahnya. Naskah hasil tulisan Kanika Dhillon (Ra. One, Manmarziyan, Kedarnath) menggiring penonton dengan membawa beberapa bukti pula opsi yang memberatkan Bobby hingga kecurigaan terhadap Keshav. Aksi whodunit ini berjalan menarik hingga cerita melebarkan sayapnya ke London ketika Bobby diminta sepupunya, Megha (Amrita Puri) untuk memainkan peran Sita dalam teater Ramayana, sementara ia terkejut mendapati Shravan, suami Megha yang ternyata adalah Keshav.
Ramayana bukan hanya sekedar panggung sandiwara, terhadap sebuah urgensi penting terhadap koherensi cerita pula kaitannya dengan perjalanan Bobby menyelesaikan segala permasalahan utama. Kita tahu bahwa Rahwana menculik Sita, sementara Sri Rama datang menyelamatkannya. Dalam Judgementall Hai Kya epos tersebut diberikan sebuah modernisasi yang turut mencakup para tokoh lainnya, sementara Sita dijadikan tokoh utama, filmnya turut menyentuh ranah pemberdayaan wanita.
Kecakapan tersebut membuktikan bahwa sutradara Prakash Kovelamudi (A Belly Full of Dreams, Size Zero, Once Upon a Warrior) mempunyai sensitivitas tinggi terhadap permasalahan masa kini. Selaras dengan kemampuannya menerjemahkan pikiran Bobby dalam sebuah peleburan sarat makna pula estetika, meski tak sepenuhnya berjalan sempurna. Sisipan komedi hitamnya pun terasa, yang kebanyakan divisualisasikan dalam balutan dialog pula adegan pengambaran ilusi Bobby.
Depresif. Kata tersebut melekat kuat dalam filmnya, Judgementall Hai Kya adalah sebuah penelanjangan moral manusia yang dianggap gila dan berbeda. Filmnya memang tak memborbardir telingan dengan kompas moral-melainkan mengajak kita untuk membuka mata dan melapangkan pikiran demi menjauhkan sebuah anggapan yang tak sebatas berupa bualan. Karakter Shridhar (Jimmy Sheirgill), sutradara drama Ramayana adalah contoh kutub positif filmnya.
Menjelang konklusi, Judgementall Hai Kya bermasalah perihal membuka tabir kebenaran sang pelaku yang terburu-buru ditampilkan tanpa membiarkan penonton mencerna keabsahannya. Simplifikasi pun diterapkan, di mana beragam informasi tersembunyi mendadak dijabarkan secara berurutan. Meski demikian, proses playing victim sejatinya cukup menyenangkan.
Kangana Ranaut adalah bintang utama filmnya, mungkin tanpa Kangana hasilnya takkan berjalan sempurna. Performa sang aktris dalam menampilkan ragam rasa pula tingkah spontan adalah sebuah pencapaian membanggakan. Rajkummar Rao dalam penuh kharismatik seperti biasanya, duet keduanya menghasilkan sebuah tektokan penuh permainan menyenangkan.
Ditutup dengan sebuah voice over penuh kebanggan. Judgementall Hai Kya adalah sebuah perayaan bagi sebuah perbedaan dan keputusan untuk menjadi diri sendiri ketika menapaki jalan kehidupan yang kini diiringi dengan senyuman.
SCORE : 3.5/5
0 Komentar