Tab

Ticker

6/recent/ticker-posts

KOBOY KAMPUS (2019)

Sama halnya dengan PSP: Gaya Mahasiswa yang dirilis awal tahun 2019, menyaksikan Koboy Kampus memberikan kesan serupa-yang secara tak sengaja memiliki kesamaan terkait sumber penanganan pula materi penceritaan, pun beberapa karakter yang turut mengisi jajaran. Merupakan semibiografi seorang Pidi Baiq (turut merangkap sebagai penulis dan sutradara bersama Tubagus Deddy), Koboy Kampus menggulirkan kisah seputar terbentuknya Republik The PanasDalam di tengah kekacuan negeri ini (filmnya bersetting tahun 1995-1998) ketika Rezim Soeharto tengah bergejolak di masa pemerintahan Orde Baru.
 
 
Atheis, Paganisme, Nasrani, Hindu-Buddha dan Islam, demikian kepanjangan The PanasDalam, negara yang diciptakan oleh Pidi (Jason Ranti) guna lepas dari permasalahan dalam negeri, bertindak sebagai Imam Besar The PanasDalam, ia harus mengayomi masyarakatnya yang terdiri dari 4 rekan mahasiswa satu jurusan dengannya: Ninuk (Ricky Harun), Dikdik (Miqdad Addausy), Erwin (David John Schaap), Deni (Bisma Karisma) sembari mencari jalan keluar dari permasalahan yang mereka hadapi.
 
 
Menurut Pidi, The PanasDalam adalah negara penuh kedamaian yang tak mempunyai permasalahan. Permasalahan hanya dimiliki oleh para negara luar yang kewalahan mengatur negara dan rakyatnya sendiri. Dari sini, Koboy Kampus menyentil problema yang terjadi dalam negeri-di tengah permasalahan diri sendiri. Menenangkan hati jauh lebih penting ketimbang mengurus negara yang penuh tragedi, demikian alasan Pidi yang membangun negara sendiri, ketimbang harus repot-repot ikut orasi.
 
 
Koboy Kampus bermain tak jauh dari lingkup kehidupan para mahasiswa Seni Rupa di ITB (Institut Teknologi Bandung) yang permasalahannya sebatas naksir terhadap wanita idaman, ancaman drop out, gesekan sesama mahasiswa dan aktivis serta perjuangan mencari biaya kuliah. Demikian deretan konflik yang ditengahkan-yang hanya tampil sebatas penghias alih-alih pelengkap, di mana rentetan konflik tersebut nantinya akan memunculkan sebuah ide dari buah pemikiran seorang Pidi untuk bernyanyi.
 
 
Ya, Koboy Kampus bermain dalam mode santai-yang saking santainya, semua permasalahan dapat diatasi dan gampang menemukan solusi. Jawabannya adalah senandung Pidi pula petuah yang dihasilkannya-yang berujung menguatkan para masyarakatnya. Tentu dalam aturan narasi, Koboy Kampus jelas kacau. Keseluruhan durasi bak tersusun atas kompilasi video klip maupun sketsa kehidupan sang tituler.
 
 
Seperti yang telah saya singgung diatas, Koboy Kampus adalah sajian yang dekat dengan kehidupan, kedekatan representasi tersebut tentu banyak mewakili perasaan banyak orang (termasuk saya) yang gemar menghabiskan waktu untuk sekedar bersenda gura di tengah tuntutan profesi (atau dalam konteks ini mahasiswa), berbicara ngaler-ngidul setelah sebelumnya berkumpul. Koboy Kampus menampilkan hal demikian, di mana kehangatan para karakternya memberikan nyawa tersendiri.
 
 
Terlebih bagi Jason Ranti yang memerankan Pidi yang tak ubahnya seorang Dilan dengan gombalan yang diganti petuah terhadap kehidupan perihal sosial politis pula gemar memakai jaket jeans. Dalam debut perdananya-yang langsung mengembam tugas sebagai pemeran utama, Ranti tampil luwes, bermain natural seolah ia tengah menjalani aktivitasnya sebagai Pidi. Pun, kala ia bersenandung, sukar untuk tak menolak bahwa hati ini terhibur oleh barisan kalimat lagunya-yang meski bernada politis-namun terasa catchy.
 
 
Seperti yang diutarakan salah satu karakternya, The PanasDalam adalah "kingdom of have fun". Tujuan ini selaras dengan tujuan Koboy Kampus yang sebatas bersenang-senang tanpa terlampau serius, pun sebuah momen dramatik pun dibungkus komedik, kala hujan rintik-rintik mengiringi seorang Rianto (Anfa Safitri) yang selalu sial dalam urusan cinta. Momen tersebut berhasil meraih atensi-yang tak jarang tawa gemuruh turut menghiasi.
 
 
Namun, Koboy Kampus tersandung soal perihal menyampaikan pesan yang semula ditampilkan. The PanasDalam terbentuk sebagai wujud protes mereka terhadap Orde Baru-yang jika kita perhatikan lantunan lagu yang dinyanyikan Pidi, ketimpangan pesan untuk pro atau kontra sejatinya kabur. Kadang mereka seolah mendukung pun tak jarang mengutuk. Ini menandakan kurang cakap dan mulusnya sang pembuat terhadap isu penting yang hendak disampaikan-yang sama tak meratanya dengan cakupan kisah maupun relasi anggota The PanasDalam.
 
 
SCORE : 3/5

Posting Komentar

0 Komentar