Setidaknya,
Reva: Guna Guna mempunyai deretan hantu “layak tonton” berkat tata rias Kiki
Aston (Silam, Kuntilanak) dan Dicky Etto (Anak Hoki, Jaga Pocong) yang tak
sekedar menabur bedak lalu membuat riasan asal jadi. Tiga hantu utamanya (Gemet
Aresan, Jurig Jarian, Mak Bongkok) tampil dalam bentuk memadahi. Namun, sebuah
film horor tak hanya dinilai dari sosok hantunya saja, melainkan turut berperan
sebuah penceritaan yang menunjang kehadirannya. Dari sini, Reva: Guna Guna
bermasalah.
Tepat
di ulang tahunnya yang ke-21, Reva (Angel Karamoy) menjadi tersangka atas kasus
pembunuhan keluarganya, kecuali sang ayah (Ferry Salim) yang tak menyangka
bahwa Reva melakukannya. Pasalnya, Reva adalah sosok periang pula penyayang
keluarga. Pun demikian dengan Reva yang menolak bahwa ia merupakan pelaku
utama, ia kukuh bahwa mereka di bunuh oleh tiga hantu yang menyerang
keluarganya.
Dengan
cepat naskah buatan Aviv Elham (Alas Pati, Arwah Tumbal Nyai, Jaga Pocong)
melayangkan kenyataan bahwa Reva mengidap manic depression. Keputusan itu
disampaikan oleh sang psikolog, Dr. Karina (Wulan Guritno) yang kemudian
mengirim Reva untuk melakukan proses rehabilitasi di sebuah rumah sakit jiwa
pasca persetujuan pihak berwenang-yang ditampilkan sekilas nihil kedalaman.
Di
rumah sakit jiwa Reva berada dalam pengawasan Nixon, diperankan oleh Marcelino
Lefrandt lewat akting over-the-top-b-movie yang andai berada dalam jalur film
tak serius akan tampil menyenangkan. Sayangnya, Reva: Guna Guna adalah film
serius yang seiring berjalannya durasi, lambat laun terperosok ke sebuah jurang
serius.
Ya,
penggarapan Jose Poernomo (Gasing Tengkorak, Jailangkung, Silam) memang tak seburuk karya sebelumnya. Tetapi, filmnya
kerap menanggalkan realita yang sukar diterima. Ini sejujurnya dimulai ketika
filmnya di buka lewat pemandangan sel penjara seadanya, semakin jauh filmnya
melangkah, semakin berlipat pula kejanggalan (atau kebodohan) yang menerpa
filmnya.
Namun,
saya masih mengapresiasi ketika Jose tak menjadikan filmnya sebatas kompilasi
jump-scare (meski beberapa diantaranya kerap tampil mengganggu) ada sebuah
jalan menjadikan filmnya sebagai sebuah sajian thriller-psikologis mencekam
lengkap dengan aksi kejar-kejaran yang mendebarkan. Itu terjadi, ketika Reva
diselamatkan oleh sang sahabat, Devi (Pamela Bowie-yang menjadi satu-satunya
pelakon terbaik) guna kabur dari rumah sakit jiwa. Dari sini saya hendak memuji
filmnya-yang kemudian ternodai oleh penyakit utama bawaannya.
Ya,
momen tersebut juga menampilkan kebodohan naskahnya kala Nixon yang digambarkan
sebagai pengawas ketat nan kejam terkalahkan lewat trik murahan. Ketimbang
memeriksa CCTV yang merupakan cara gampang menemukan Reva, ia malah memilih
menyusuri setiap sudut rumah sakit yang berujung pada sebuah kegagalan.
Karakterisasi penokohan filmnya patut dipertanyakan, namun apa gunanya
menanyakan sebuah alasan terhadapa film yang kerap menanggalkan pemikiran?
Deretan
jump scare-nya memang tak banyak, namun ketika Jose memunculkan hal tersebut
ada sebuah kekosongan terkait adegan. Kesan seram yang dimiliki sang hantu
seketika luntur ketika iringan musik pemekak gendang telinga hasil gubahan
Joseph S. Djafar (Suster Keramas, Kain Kafan Hitam, Orang Kaya Baru) menyeruak
masuk memunculkan sebuah gangguan. Gangguan ini lebih menyakitkan daripada luka
tusukan Gemet Aresan yang memunculkan darah tetapi tak berujung merobekan
pakaian.
Jose
memang ingin menampilkan sebuah kesenangan yang kemudian melupakan sebuah
kejelian terhadap detail adegan. Meski di sisi lain, ada sebuah intensi
terselubung terkait kebersamaan Reva-Devi yang menyiratkan sebuah hubungan yang
disajikan amat malu-malu, sementara ia dengan leluasa menangkap kemolekan tubuh
Angel Karamoy yang patut dipertanyakan substansinya.
Konklusinya
luar biasa kacau, keputusan Jose membuka sebuah twist terkait pelaku utama
tampil konyol dalam sebuah adegan tak kalah konyol yang kena tanggung dalam
memasukan unsur gore. Seketika naskahnya menampilkan sebuah kebodohan kembali
yang patut untuk dipertanyakan pula ditertawakan. Dari sini saya mulai memikirkan
apakah Reva adalah titisan Carrie atau Sri Asih?
SCORE
: 1.5/5
0 Komentar