Tab

Ticker

6/recent/ticker-posts

MATA BATIN 2 (2019)

Melalui hasil akhir Mata Batin 2, Rocky Soraya yang melanjutkan kisah film pertamanya, Mata Batin (2017) sepertinya harus beristirahat terlebih dahulu. Rocky memang sutradara yang berbakat lewat Suzzanna: Bernapas Dalam Kubur (2018) yang memiliki teror manusiawi pula berani mengubah formula, di Mata Batin 2 seolah menjadi titik nadir seorang Rocky Soraya perihal menampilkan jump scare, cerita pula eksekusi khas film sebelumnya. Tak perlu jauh-jauh, Mata Batin 2 seperti karya Rocky sebelumnya yang hanya memiliki judul berbeda pula nama tokoh berbeda.



Masih mengisahkan Alia (Jessica Mila) yang harus melanjutkan kehidupan pasca kematian sang adik, Abel (Bianca Hello) di tangan makhluk ghaib. Alia kemudian memutuskan untuk menjadi relawan sosial di sebuah panti asuhan, karena "Panti asuhan adalh tempat bagi orang yang kehilangan" sama seperti dirinya yang kini tak memiliki siapa-siapa.


Panti asuhan bergaya layaknya istana di negeri dongeng tempat Alia bekerja ini adalah milik pasangan suami-istri, Fadli (Jeremy Thomas) dan Laksmi (Sophia Latjuba). Di panti asuhan tersebut, Alia bertemu Nadia (Nabilah Ayu), salah satu anak panti dengan sikap aneh-yang kemudian memiliki mata batin terbuka sepertinya. Bersama Nadia, Alia menyibak kasus mengenai suara anak kecil yang minta pertolongan di balik dinding-yang kemudian memegang kunci terkait kematian Abel.


Walaupun karakter Alia mengalami peningkatan berupa keahlian psikometri (kemampuan menerjemahkan sebuah kisah/tragedi lewat benda yang disentuh)-yang kemudian menambah bobot karakterisasi, naskah garapan Riheam Junianti dan Fajar Umbara-yang merupakan langganan Rocky Soraya tak memberikan sebuah elemen lebih kecuali hal diatas, semuanya bak sebuah carbon-copy film sebelumnya-yang nihil akan sebuah signifikansi pengalaman, tak terkecuali kejemuan yang mendalam.


Saya tahu betul polanya akan berjalan bagaimana, kala Rocky yang dibantu mendiang Khimawan Santosa gemar sekali menaikkan volume scoring-nya, sampai-sampai saya sulit mencerna apa yang karakternya bicarakan. Tambahkan parade kaca pecah, aksi kesurupan Alia yang dimasuki sang hantu bernama Darmah (Hadijah Shahab)-yang kemudian menghantarkan pada adegan sarat gore berdarah-darah khas Rocky dengan tusukan pisaunya, hingga sebuah twist kegemaran Rocky-yang gemar menghukum lelaki sebagai pelaku. Apakah Rocky Soraya penggiat atau aktivis pembela hak perempuan?


Semakin menjengkelkan kala Rocky turut mengenyahkan logika-demi menciptakan sebuah kekacauan miliknya. Perihal astral projection misalnya, saya tak pernah mengerti/paham terkait penggambaran dunia yang diterapkan Rocky di Mata Batin 2. Rocky memang berniat mendeskripsikan surga dan neraka dalam filmnya, namun bukannya penuh akan ketakutan, justru filmnya tampil menggelikan dengan adegan konyol miliknya (clue: Jeremy Thomas dan tombol).


Praktis, Mata Batin 2 adalah karya terburuk Rocky dengan pengulangan yang bertambah kacau dengan kekonyolan miliknya. Walaupun demikian, saya senang kala Jessica Mila dan Sophia Latjuba patut diperhitungkan masuk ke dalam jajaran scream queen dengan ekspresi ketakutan meyakinkan miliknya. Jelas, mereka layak mendapat film yang jauh lebih baik daripada film ini.


Mengenai konklusi, Mata Batin 2 sedikit rewel dalam hal mendramatisasi, kala Rocky yang berniat menyampaikan intisari filmnya bak salah tempat, menjadikan filmnya sejajar dengan tontonan sinetron bertema religius yang membahas mengenai alam baka. Alhasil pesan mengenai "Larangan membalas kejahatan dengan kejahatan" pun bak sebuah ceramah rewel yang tampil terlampau menggurui.


SCORE : 2/5

Posting Komentar

0 Komentar