Tab

Ticker

6/recent/ticker-posts

THE DEATH OF SUPERMAN (2018)

Sebagai sebuah komik dengan penjualan terbesar sepanjang masa The Death of Superman jelas mutlak mendapatkan semua itu, pasalnya banyak orang-orang maupun penggemar komiknya penasaran bagaimana nasib superhero yang dijuluki Man of Steel itu tewas. The Death of Superman kemudian dibuatkan film oleh Warner Bross Animation guna menampilkannya dalam sebuah layar, sebuah pengejawantahan dari komik yang sukses meraih atensi itu pun sayang harus mendapati filmnya dipenuhi beragam aspek yang kemudian berakibat pada lajur filmnya yang berjalan kasar.


Ya, perpindahan tone film yang digarap oleh Sam Liu dan James Tucker kentara jelas, sang sutradara berambisi memasukan semua unsur dalam komiknya yang berujung pada sebuah kesan jumpy. Terlebih durasi 81 menit terasa kurang jika semua unsur yang terdapat dalam komik mulus terlaksana. Namun sebagai sebuah film hiburan, The Death of Superman jelas mempunyai suguhan aksi yang mampu menarik atensi. Terutama kala para anggota Justice League bertarung bersama melawan Doomsday, monster yang sangat kuat yang hanya dapat dikalahkan oleh Superman (Jerry O'Connell) yang kemudian seperti tertera pada judul, membuatnya meregang nyawa.

Naskah garapan Peter J. Tomasi yang menyadur dari komik berjudul sama rekaan Dan Jurgens, Louise Simonson dan Roger Stern memfokuskan pada sang titular charachter utama, terlebih terkait hubungannya dengan sang kekasih, Lois Lane (Rebecca Romijn) tentang sebuah rahasia besar yang belum Lois tahu jika Clark Kent adalah seorang Superman. Momen tersebut ditampilkan terlampau singkat, namun cukup memberi daya, terutama alasan Superman meregang nyawa.

Mengenai asal-muasal musuh utamanya Doomsday kurang tergali lebih dalam, belum lagi kehadiran musuh bebuyutan dari Superman yakni Lex Luthor (Rainn Wilson) yang kurang elaborasi terkait karakternya sendiri, mengharuskan Lex Luthor hanya berada di Laboratorium ketimbang menyerang secara bersamaan yang mana akan menghadirkan sebuah konflik yang cukup pelik, sedikit perubahan lepas dari adaptasinya jelas akan menambah bobot tersendiri bagi filmnya.

Namun apa yang dimiliki film ini adalah memasukan semua unsur yang acap kali saling distraksi meski tak semuanya berakibat fatal. Sebagai orang yang belum membaca sumber utamanya atau orang awam yang mungkin tak terlalu mengenal seperti saya jelas ini sebuah kondisi yang kehilangan identitas, seolah filmnya sendiri tak mau merangkul arus lain dan berjalan bak sebuah surat cinta bagi penggemarnya saja.

Sebaliknya, bagi para penggemar setia terlebih yang telah merampungkan membaca komiknya film ini jelas mewadahi semuanya. Meski sebgai judul terkait "Kematian Superman" saya rasa sang jagoan Metropolis belum pergi begitu saja, seperti itulah klimaks akhir yang ditampilkan kala peti Superman terbuka dan terguncang hingga hadir bayangan sekelebat yang mirip dengan sosoknya. Mungkinkah demikian?

SCORE : 2.5/5

Posting Komentar

0 Komentar