The Underdogs selaku karya perdana Adink Liwutang yang mana adalah
seorang co-director dari "Ngenest" dan "Cek Toko Sebelah" menyoroti tren
masa kini, yakni mengenai para Youtubers yang memang sedang panas
dibicarakan. Menggunakan tren "Youtubers" sebagai premis utama
yang mana bak jembatan menuju popularitas sekaligus jalan untuk
mengubah nasib, melalui karyanya ini Adink sekaligus mencoba menghapus
pendapat orang-orang yang mencibir bahkan menganggap fenomena Youtubers
seolah terlalu dibuat-buat, mencoba membuktikan bahwa membuat sebuah
konten video di kanal YouTube yang konon lebih dari televisi ini tak
segampang membalikkan telapak tangan, butuh perjuangan serta proses yang
lama juga intinya kekompakan serta kesepakatan bersama. The Underdogs
sebuah kisah mengenai tren masa kini, tentunya dengan selipan kisah
mengenai kesetaraan hak serta kebebasan untuk berekspresi dan
berpendapat lewat pembawaan yang santai nan bermakna.
Empat
sahabat sedari SMA yang kerap menjadi korban bullying dan tak mempunyai
teman lain diluar lingkaran mereka sendiri, mereka adalah Ellie (Sheryl
Sheinafia) yang dianggap aneh lantaran memiliki jiwa seni yang tinggi,
Bobi (Jeff Smith) yang dikucilkan akibat sering melaporkan siswa-siswa
pelanggar aturan, Dio (Brandon Salim) yang kesulitan berinteraksi
disebabkan sifat pemalunya, dan Nanoy (Babe Cabita) yang telah berulang
kali tinggal kelas. Selepas lulus mereka berkeyakinan bahwa masyarakat
akan menerima keadaan mereka, namun justru keyakinan itu urung untuk
terlaksana. Keinginan memperbaiki nasib mulai terjawab tatkala mereka
melihat kesuksesan S.O.L yang terdiri dari Sandro X (Ernest Prakarsa),
Oscar (Young Lex), dan Lola (Han Yoo Ra), trio Youtubers yang sukses
berkat video rap mereka. Terinspirasi dengan kesuksesan mereka yang
sebelumnya memiliki latar belakang yang sama, mereka kemudian mulai
mengikuti jalur serupa, membentuk sebuah channel rap dengan nama "The
Underdogs" sambil berharap mengubah nasib di tengah beragam deraan
masalah pribadi termasuk keluarga.
Bukan semata-mata
kiat-kiat menggapai ketenaran lewat media Youtube, The Underdogs
sejatinya membawa untuk mengenali fenomena Youtubers sendiri yang tengah
booming ketimbang menghakimi tanpa pernah mengerti apa yang sebenarnya
terjadi. Bukannya segampang membuat konten dengan ucapan "bikin ini
yuk?" lalu kemudian upload, lewat The Underdogs Adink Liwutang yang
dibantu sokongan naskah dari Alitt Susanto dan Bene Dion Rajagukguk
membawa kamu menyelami masalah lewat studi kasus para karakter, misalnya
Ellie dengan pertengkaran orang tuanya, Bobi yang dipaksa melanjutkan
pabrik tahu sang ayah, Dio yang sering diragukan sang ibu karena belum
dianggap dewasa, serta Nanoy yang sering dianggap aib keluarga. Semua
itu turut memfasilitasi jalannya cerita, yang mana membuat The Underdogs
sendiri makin punya alasan kuat untuk tampil bersinar, dan itu tampil
memikat berkat sebuah penggarapan yang tak hanya menghasilkan poin untuk
memotivasi, melainkan menjadi sebuah upaya yang kuat atas kesetaraan
hak, kebebasan berekspresi dan tentunya menghilangkan semua noda
sekaligus membuktikan karakternya sendiri bahwa mereka mampu dan layak
untuk diterima.
Alurnya sendiri bergerak rapi serta ikut
mendukung keterikatan akan karakter, sehingga menghasilkan sebuah
chemistry yang kuat antar karakter yang dengan mudah penonton bersimpati
kepadanya, meski beberapa adegan menyulut karakter untuk terpecah
belah, Adink sendiri enggan untuk penonton membenci karakter, ia
kemudian mengajak penonton untuk mengerti akan semuanya. Lawakan humor
yang dilontarkan memang tak tampil pintar maupun kreatif, namun humor
yang dibawakannya itu selalu tepat sasaran yang membuat penonton acap
kali tersenyum lebar sembari ditemani tawa yang tak henti-henti, itu pun
berkat keterampilan Babe Cabita selaku penggerak humor, dan itu pun
berhasil ditemani oleh Sheryl, Jeff maupun Brandon sendiri. Mengejutkan
juga mendapati Babe Cabita ternyata mampu berlakon dramatik, memang
porsinya tak sebesar Sheryl Sheinafia tapi harus saya akui performanya
menawan. Ditemani lagu-lagu yang jenaka nan catchy serta easy listening
seperti, "AZQ (baca: Asik)'', ''Berkarya dan Bergaya", "Lecek tapi
ngetrend", "Harus Kuat" serta lagu lainnya milik The Underdogs dan juga
S.O.L lewat gubahan musik serta ciptaan dari Igor Saykoji menambah AZQ
film ini.
Sayang, mendapati paruh ketiga terutama menjelang
ending "The Underdogs" sendiri meninggalkan sebuah kesan yang luar biasa
kasar, kesan "ujug-ujug" serta konklusi yang tampil secara instan kalau
tidak mau dikatakan dangkal, menyisakan beberapa lubang yang tak
memperlihatkan proses sekalipun, konklusi yang teramat menggampangkan
harus mengganggu lajur film ini dari berbagai aspek. Namun meskipun
demikian, The Underdogs sendiri masih nyaman dan enak untuk diikuti
terlebih karena keberhasilan para cast bermain lewat lakon mereka serta
aspek komedik yang mampu konsisten ditemani lewat iringan lagu yang
catchy, setidaknya mampu termaafkan, terlebih dengan kehadiran para
cameo dalam skala besar yang kehadirannya turut mencuri perhatian
seperti Cameo Project, Ria Ricis, Asri Welas, Amel Carla, Pandji
Pragiwaksono, Soleh Solihun, Ence Bagus, Ghita Bhebhita, Adjis Doaibu,
Arief Didu, Edward Suhadi, Lolox, Aulion, Igor Saykoji, Dodit
Mulyanto,Djaitov Yanda, Dede Yusuf, Feby Febiola, Dorman Borisman,
Bene-Alitt hingga Joko Anwar.
SCORE : 3.5/5
0 Komentar