Tab

Ticker

6/recent/ticker-posts

RAFATHAR (2017)

Rafathar jelas adalah sebuah konsep yang bisa dibilang sangat fresh dan baru, sejauh ini jarang ditemukan film bernada sains fisi buatan sineas lokal. Umbara Brothers adalah salah satu sineas yang berani tampil anti mainstream, karyanya selalu tampil begitu menggelegar walaupun sering memunculkan kata "tapi", bekiblat ke ranah Hollywod, Rafathar yang sekilas sebagai usaha Raffi Ahmad menunjukan serta mengenalkan sang buah hati ke ranah publik dengan segala tingkah polah lucunya yang kian menjadi sorotan.


Awal pembuka memperlihatkan cerita yang bisa dibilang high concept, memperkenalkan penonton dengan Profesor Bagyo (Henky Solaiman) yang tengah kabur dari sebuah laboratorium canggih. Di waktu bersamaan, Jonny Gold (Raffi Ahmad) dan Popo Palupi (Babe Cabita) tengah melancarkan aksi perampokan. Akibat kebetulan bercampur kekonyolan, dua peristiwa ini saling bersinggungan, memberi kesempatan Profesor Bagyo meninggalkan Rafathar (Rafathar Malik Ahmad) di depan pintu aktris sinetron asal Malaysia, Mila (Nur Fazura). Bagi Mila beserta sang suami, Bondan (Arie Untung), kemunculan Rafathar adalah anugerah setelah bertahun-tahun pernikahan tanpa dikaruniai anak, tanpa tahu bahwa Rafathar bukanlah bayi biasa.

Kemudian kisah menyoroti Jonny dan Popo menjalankan tugas dari Bos Viktor (Agus Kuncoro) yang kita sudah tahu misinya kali ini adalah menculik Rafathar. Dimulailah aksi kejar-kejaran a la Tom & Jerry dimana sang penculik kalah oleh yang di culik, yang ternyata seorang bayi. Disinilah aksi ditekankan, turut melengkapi dan memfasilitasi penonton lewat tingkah polah yang kemudian berujung ke ranah comedy. Aksi Rafathar melawan sang penculik yang kemudian turut melibatkan sendok dan garfu serta peralatan dapur memang digunaan Bounty Umbara selaku penyulut tawa, yang hasilnya memang tak menyulut tawa menggelegar, sekedar senyum pun mampu tampil.

Naskah garapan Bounty Umbara bersama Bene Dion Rajagukguk memang high concept, namun sekali lagi harus ditekankan ini tak berbanding lurus dengan eksekusi. Cerita memang tampil predictable, namun itu bukan satu-satunya masalah utama. Kala adegan sering di isi kejar-kejaran Jonny serta Popo mengejar Rafathar yang kemudian kena batunya. Itu tampil refetitif dan sedikit melelahkan. Ditambah lagi kehadiran Detektif Julie (Nagita Slavina) bersama sang polisi (Ence Bagus) yang mengejar Jonny dan Popo, aksi tersebut berulang tampil berulang hingga menjelang klimaks.

Klimaks pun diandalkan kala cerita mulai tampil repetitif dan comedy yang jauh dari kesan pas, berujung hit and miss. Melibatkan pertarungan Rafathar bertarung dengan robot ATM dan Kulkas yang berpotensi tampil epic, meskipun polesan CGI masih kurang sana-sini. Saya tak akan membandingkan CGI dengan buatan ranah sineas luar, yang jelas adalah sebuah kebodohan. Klimaks tampil begitu biasa, minim ketegangan, yang kemudian berujung pada pengungkapan fakta sebenarnya tentang Rafathar yang memang seorang bayi mutan.

Walaupun demikian, performa para cast mampu mewadahi, kala Raffi Ahmad sering terlihat menggerutu yang membuatnya tak lucu, porsi dramatik mampu ia fasilitasi dengan baik. Begitupun dengan Agus Kuncoro yang memerankan karakter multi logat dengan sangat mumpuni dan likeable. Sekali lagi, Rafathar jelas patut untuk di apresiasi, meski kualitas urung berbanding lurus dan klimaks yang tampil tumpah ruah begitu saja. Paling tidak, Rafathar jelas bocah yang sangat menggemaskan.

SCORE : 2.5/5

Posting Komentar

0 Komentar