Rafathar
jelas adalah sebuah konsep yang bisa dibilang sangat fresh dan baru,
sejauh ini jarang ditemukan film bernada sains fisi buatan sineas lokal.
Umbara Brothers adalah salah satu sineas yang berani tampil anti
mainstream, karyanya selalu tampil begitu menggelegar walaupun sering
memunculkan kata "tapi", bekiblat ke ranah Hollywod, Rafathar yang
sekilas sebagai usaha Raffi Ahmad
menunjukan serta mengenalkan sang buah hati ke ranah publik dengan
segala tingkah polah lucunya yang kian menjadi sorotan.
Awal
pembuka memperlihatkan cerita yang bisa dibilang high concept,
memperkenalkan penonton dengan Profesor Bagyo (Henky Solaiman) yang
tengah kabur dari sebuah laboratorium canggih. Di waktu bersamaan, Jonny
Gold (Raffi Ahmad) dan Popo Palupi (Babe Cabita) tengah melancarkan
aksi perampokan. Akibat kebetulan bercampur kekonyolan, dua peristiwa
ini saling bersinggungan, memberi kesempatan Profesor Bagyo meninggalkan
Rafathar (Rafathar Malik Ahmad) di depan pintu aktris sinetron asal
Malaysia, Mila (Nur Fazura). Bagi Mila beserta sang suami, Bondan (Arie
Untung), kemunculan Rafathar adalah anugerah setelah bertahun-tahun
pernikahan tanpa dikaruniai anak, tanpa tahu bahwa Rafathar bukanlah
bayi biasa.
Kemudian kisah menyoroti Jonny dan Popo
menjalankan tugas dari Bos Viktor (Agus Kuncoro) yang kita sudah tahu
misinya kali ini adalah menculik Rafathar. Dimulailah aksi kejar-kejaran
a la Tom & Jerry dimana sang penculik kalah oleh yang di culik,
yang ternyata seorang bayi. Disinilah aksi ditekankan, turut melengkapi
dan memfasilitasi penonton lewat tingkah polah yang kemudian berujung ke
ranah comedy. Aksi Rafathar melawan sang penculik yang kemudian turut
melibatkan sendok dan garfu serta peralatan dapur memang digunaan Bounty
Umbara selaku penyulut tawa, yang hasilnya memang tak menyulut tawa
menggelegar, sekedar senyum pun mampu tampil.
Naskah garapan
Bounty Umbara bersama Bene Dion Rajagukguk memang high concept, namun
sekali lagi harus ditekankan ini tak berbanding lurus dengan eksekusi.
Cerita memang tampil predictable, namun itu bukan satu-satunya masalah
utama. Kala adegan sering di isi kejar-kejaran Jonny serta Popo mengejar
Rafathar yang kemudian kena batunya. Itu tampil refetitif dan sedikit
melelahkan. Ditambah lagi kehadiran Detektif Julie (Nagita Slavina)
bersama sang polisi (Ence Bagus) yang mengejar Jonny dan Popo, aksi
tersebut berulang tampil berulang hingga menjelang klimaks.
Klimaks pun diandalkan kala cerita mulai tampil repetitif dan comedy
yang jauh dari kesan pas, berujung hit and miss. Melibatkan pertarungan
Rafathar bertarung dengan robot ATM dan Kulkas yang berpotensi tampil
epic, meskipun polesan CGI masih kurang sana-sini. Saya tak akan
membandingkan CGI dengan buatan ranah sineas luar, yang jelas adalah
sebuah kebodohan. Klimaks tampil begitu biasa, minim ketegangan, yang
kemudian berujung pada pengungkapan fakta sebenarnya tentang Rafathar
yang memang seorang bayi mutan.
Walaupun demikian, performa
para cast mampu mewadahi, kala Raffi Ahmad sering terlihat menggerutu
yang membuatnya tak lucu, porsi dramatik mampu ia fasilitasi dengan
baik. Begitupun dengan Agus Kuncoro yang memerankan karakter multi logat
dengan sangat mumpuni dan likeable. Sekali lagi, Rafathar jelas patut
untuk di apresiasi, meski kualitas urung berbanding lurus dan klimaks
yang tampil tumpah ruah begitu saja. Paling tidak, Rafathar jelas bocah
yang sangat menggemaskan.
SCORE : 2.5/5
0 Komentar