Tab

Ticker

6/recent/ticker-posts

MARS MET VENUS - PART CEWE (2017)

Dalam perspektif rata-rata sebuah hubungan (meski tak semuanya) cewek memang selalu benar, pun sebaliknya, cowok selalu salah dan bahkan biang masalah. Cewek menghabiskan waktu berjam-jam untuk mandi dan dandan, cowok mandi dan berpakaian secepat kilat dengan tujuan tak mau telat berada di sebuah acara nge-date maupun ketemuan. Beragam stereotype cewek dan cowok adalah pondasi utama film ini. Membuatnya begitu menarik perhatian bahkan mungkin begitu menggambarkan kehidupan sang penonton kala berpacaran. Seperti judulnya, kita terlebih dahulu menyelami sebuah hubungan lewat sebuah sudut pandang seorang cewek.

Kelvin (Ge Pamungkas) dan Mila (Pamela Bowie) sebentar lagi hendak melanjutkan hubungan ke taraf yang lebih serius. Untuk menghormati hubungan yang telah mereka jalin, maka dibuatlah sebuah video berupa vlog pre-wedding yang mengisahkan perjalanan hubungan mereka. Sesekali penonton di bawa mundur ke belakang guna menyelami kisah mereka yang kemudian diikuti konflik antar keduanya berupa sebuah kesalahpahaman. Mars Met Venus (Part Cewe) memang bak sebuah checklist yang berisi sebuah pertengkaran demi pertengkaran selanjutnya, menyulut sebuah amarah antar keduanya (biasanya Mila yang marah) menciptakan sebuah dinamika yang repetitif nan melelahkan.

Ya, benar memang Mars Met Venus (Part Cewe) tersusun atas elemen di atas selama durasi bergulir, namun itu semuanya tak merusak sebuah esensi kala menontonnya, saya rasa Mars Met Venus (Part Cewe) banyak mewakili tingkah polah remaja milenial dalam menjalin sebuah hubungan. Hal tersebut membuat sebuah koneksi yang bagus, menciptakan sebuah rasa simpati dan terikat akan karakternya sembari mengingat kembali hubungan yang tergambar di layar yang sesekali mungkin tergambarkan yang otomatis menyulut sebuah senyum simpul kala menontonnya.

Momen seperti berboncengan untuk pertama kali, merangkai kata romantis, serta menyiapkan kejutan untuk sang terkasih memang tampil begitu manis dan tentunya mewakili sebagian besar penonton. Sutradara Hadrah Daeng Ratu (Super Didi) yang dibantu sokongan naskah dari Nataya Bagya piawai merangkai demi adegan per adeagan supaya tampil begitu runut meski tuturannya sendiri bukanlah sebuah tuturan yang pintar dalam berdialog dan bertindak, Mayoritas dialognya sederhana pun demikian dengan pengadeganan seperti kala Mila berkumpul bersama dua teman dekatnya Icha (Ria Ricis) dan Malia (Rani Ramadhany) entah itu sekedar membaca kriteria cowok lewat sebuah zodiac.

Sukses tampil manis, Mars Met Venus (Part Cewe) pun mampu melakoni paparan comedy kian mulus untuk tersaji. Pamela Bowie menghidupkan karakter Mila begitu sangat mewadahi, Mila yang sensitif dan posesif, yang kala mendapat sebuah kesenangan atau bahagia seolah lupa diri, berloncat-loncat ria atau sebaliknya menciptakan sebuah transisi yang terhitung mulus. Ge tampil begitu meyakinkan disini, ragam kekonyolan serta sosok lelaki yang dipusingkan akan sebuah cinta, sesekali tampil menggelikan (in a good way) dialog seperti "sate padang" adalah comic timing comedy yang pas berkat kepiawain Ge dalam berkelakar. Kedua karakter yang menjadi pondasi utama ini tampil begitu myakinkan, pula mudah di sukai, memangun sebuah chemistry yang saling berlawanan namun asik untuk disimak.

Memang semua adegan terkesan lebay dan dibuat-buat, tapi bukannya ketika kita menjalin sebuah hubungan bersama pasangan acap kali kita bertingkah aneh dan lebay? Lebay berarti lebih. Dan Mars Met Venus (Part Cewe) memang lebih asik, lebih mengibur dan tentunya lebih untuk disukai meski paparan terkait konflik begitu melelahkan tanpa adanya sebuah intensitas. Namun pesannya tersampaikan secara mulus, mengundang tawa, pun mengundang haru dan kesan damai kala kita bertengkar, ingatlah momen bersama orang terkasih, ingat kebaikan serta perjuangannya. Saya pernah merasakan itu, dan seperti filmnya, Mars Met Venus (Part Cewe) akan selalu diingat, bahkan dalam jangka panjang sekalipun.

SCORE : 3.5/5

Posting Komentar

0 Komentar