Tab

Ticker

6/recent/ticker-posts

JUDWAA 2 (2017)


Satu dekade lebih, tepatnya pada tahun 1997 Judwaa yang digawangi oleh Salman Khan meraih sebuah pencapaian yang sukses pada waktu itu, itu pun semua tak lepas dari kinerja sang pencetus sekaligus pembuat, David Dhawan, dimana menampilkan seorang karakter yang memang berwajah sama, namun lain sifat (baca: Kembar/Judwaa). Hendak mengulang kesuksesan tersebut, kali ini David Dhawan menggandeng sang anak, Varun Dhawan yang mana ini adalah kali kedua mereka bekerja sama setelah di Main Tera Hero. Judwaa 2 sebuah film dengan pakem yang sama, namun dengan sedikit modifikasi, khususnya terkait modernisasi masa kini.

Film dibuka dengan sebuah aksi penyelundupan yang dilakukan oleh seorang pria bernama Charles (Zakir Hussain) terkait urusannya dengan Rajiv Malhotra (Sachin Khrdekar) di sebuah penerbangan untuk kemudian menangkapnya bersama pihak yang berwenang, pada saat bersamaan, sang istri, Ankita (Prachee Shah Paandya) sedang melahirkan anak kembar. Charles kemudian melarikan diri ke rumah sait tempat Anita lahir dengan membawa salah satu anak dari Anita. Selang beberpa tahun, Rajiv bersama sang istri kemudian pindah ke London untuk menjalani kehidupannya sekaligus membesarkan sang anak bernama Prem (Varun Dhawan) yang memiliki sifat pemalu dan sering menjadi korban bullying. Sementara itu, Raja (Varun Dhawan) yang tumbuh di kota Mumbai memiliki sifat yang berkebalikan dengan Prem, ia cenderung kasar, agresif dan hobi bertarung, salah satunya dengan Alex (Vivan Bhatena) yang tak lain adalah putra dari Charles. Nasib kemudian mempertemukan keduanya di London.

Menilik sinopsis yang telah saya tulis diatas, Judwaa 2 memiliki cerita yang mungkin telah jamak hadir di perfilman bollywood, fomula tentang seorang yang kembar memang bukanlah hal yang baru. Judwaa 2 garapan sutradara yang sama seperti film sebelumnya, David Dhawan terdiri atas beberapa poin yakni, perkenalan, lelucon serta asmara dengan sedikit sentuhan action. Paruh awal tatkala kamu diajak untuk mengenal sosok Judwaa memang mampu tampil maksimal, namun tatkala adegan per adegan bergulir film ini mulai membawa kamu kepada tumpukan demi tumpukan lelucon sang karakter utama yang digambarkan berperilaku sama tatkala mereka berada dalam jarak yang dekat, yang berarti jika salah satu dari mereka ''memukul'' otomatis itu akan terjadi pada kembarannya, begitupun dengan tatkala mereka ''mencium'' maka otomatis akan terjadi pula pada mereka. Inilah yang kemudian dianda;kan sebagai pemancing saraf tawa penonton.

Memang beberapa jokes itu tampil hit, seperti tatkala mereka mulai berkenalan dan kemudian berpacaran dengan wanita, Prem dengan Samaira (Tapsee Pannu) serta Raja dengan Alishka (Jacqueline Fernandez). Namun tak sedikit pula jokes itu tampil secara miss, lelucon yang dihasilkan memang tak pintar, namun berkat kemampuan serta effort yang dibawakan oleh Varun Dhawan mampu tampil hidup dan mengasyikkan dan mampu menampilkan gelak tawa penonton. Adegan menuju adegan tersebut kian terulang khususnya terkait pertukaran tatkala sang kekasih mendapati tingkah laku sang karakter, dan menghasilkan sebuah momen yang bisa dibilang klise dan cenderung repetitif.

Masalahnya sendiri datang dari naskah garapan Sajid-Farhad yang begitu kurang akan sebuah konflik, memang ia memadukan sebuah sajian comedy yang juga turut didalamnya sentuhan aksi, namun itu semua tak mampu tampil prima. Naskahnya sendiri cenderung terlalu lama bermain di comedy terkait perilaku karakter, sentuhan aksi memang kurang digali lebih dalam lagi sehingga menyebabkan sang villain utama terasa kurang untuk sebuah karakter antagonis, tak lupa yang menjadi sedikit menurunkan tensi adalah penggunaan adegan slow motion hingga suguhan sebuah aksi yang terasa menggampangkan sekaligus kuno (mengancam dengan cara menculik karakter lain), kurangnya kedalaman serta paparan konflik pun menjadi salah satu penyebab utama film ini dan kemudian yang sangat disayangkan adalah kurangnya tampilan layar bagi sang heroine (kalau hanya bukan pelengkap cerita dan lagu). Saya paham betul David Dhawan memang lebih memfokuskan ke ranah comedy yang kemudian menghadirkan sebuah klimaks terkait bersatunya keluarga, tapi bukan berarti paparan aksi dan romansa harus di anak tiri-kan.

Untungnya bidikan kamera dari Ayananka Bose turut bekerja, menangkap sudut demi sudut yang mampu memberikan kontribusi cerita, meski sering berada di kampus dan rumah mewah. Judwaa 2 adalah panggung besar bagi kemampuan kinerja Varun Dhawan, performa yang ia tampilkan disini begitu mumpuni, sayang tidak diikuti dengan sebuah eksekusi cerita yang mumpuni. Penampilan Jacqueline Fernandez serta Tapsee Pannu juga tampil oke meski layar untuk mereka berekspresi sedikit kurang, tak lupa hadir juga para cameo seperti Jhonny Lever dan Salman Khan yang tampil mewarnai layar. Musik gubahan Sajid-Wajid, Meet Bros, Sandeep Shirodkar serta Anu Malik mampu tampil memorable lewat sajian lagu seperti Sunno Ganpati Bappa Morya, Oonchi Hai Building 2.0, Aa Toh Sahi serta Chalti Hai Kya 9 Se 12 yang begitu catchy.

Overall, Judwaa 2 sebuah sajian comedy yang mungkin akan membelah dua persepsi terkait yang menikmati film ini dan sebaliknya, memang sebuah sajian medioker yang mampu melekat pada penonton, namun menurut saya pribadi jelas ini hanyalah sebuah film yang berguna sebagai penggeruk finansial belaka, terbukti dengan opening-nya yang berada pada sebuah angka yang cukup menjanjikan, saya pribadi mungkin berada pada golongan penonton yang mempunyai persepsi yang kedua.

SCORE : 2.5/5

Posting Komentar

0 Komentar