Setiap
sebuah novel yang ditorehkan dari buah pikiran yang kemudian dibukukan
dalam sebuah karya dan kemudian di publish dan mampu menarik pangsa
pasar dan kemudian dibuat untuk kepentingan hiburan dalam sebuah balutan
layar (baca: adaptasi) jelas mempunyai maksud untuk mengulang
kesuksesan yang telah dicapai novelnya terdahulu, trend adaptasi memang
kian marak digunakan oleh para filmmaker
pada saat ini, dengan tujuan seperti diatas, dan tentunya sangat mudah
dalam menarik atensi penonton, terlebih jika penonton telah membaca
bukunya terlebih dahulu. Tak mau ketinggalan dengan trend masa kini,
sutradara Cate Shortland menyadur novel best seller dari Melanie Joosten
yang berjudulsama. Berlin Syndrome it's like "Fifty Shades of Grey"
meets "Room" in one screen.
Clare (Teresa Palmer) seorang
jurnalis yang melakukan perjalanan ke Berlin demi kepentingan kerja, ia
emudian berkencan dengan serang guru bahasa Inggris bernama Andi (Max
Riemelt), setelah berkencan dan memadu kasih selama satu malam, Andi
berubah menjadi seorang pria yang possesive yang kemudian mengurung
Clare di Apartmen tua yang ditempatinya.
Sex, sensualitas,
emosi, dan upaya mencari jalan keluar adalah empat elemen yang coba
digambarkan oleh Shortland. Setelah kamu membaca sinopsis diatas jelas
timbul sebuah pertanyaan terkait siapa jati diri "Andi" sebenarnya.
Jelas memang bukanlah sebuah hal yang baru dalam pioner film thriller,
memasukan karakter dengan penyakit jiwa maupun psycho telah berulang
kali dilakukan oleh para sineas film, namun pertanyannya adalah seberapa
bagus karakter itu diolah oleh sang sutradara?
Cate Shortland
cukup piawai dalam mengolah tensi cerita, sejenak mungkin terlihat
sederhana tapi dibalik semua itu tersimpan sebuah kesan tersendiri yang
bisa dibilang tidak terlalu berambisi layaknya film berjenis sama,
Shortland tahu jelas bagaimana membangun sebuah situasi dan luapan
amarah yang kian merambah naik pada karakter, dan sejatinya tak terlihat
berlebihan dan berada pada mimik yang pas. Begitupun dengan karakter
yang mengidap penyakit jiwa sekaligus BDSM terlihat dingin namun pas.
Dan tentunya semua itu didukung leh kinerja para pemain, terutama Teresa
Palmer dan Max Riemelt.
Yang saya suka dari Shortland disini
adalah ia mampu memanfaatkan tensi thriller dalam sebuah balutan one
place show, ia tahu jelas momen serta pengadeganan bagaimana untuk
membuat kehebohan dan bagaimana untuk berhenti sejenak dan menikmati
situasi tanpa adanya kesan terburu-buru yang menjadi penyakit kebanyakan
film thriller sekarang, itu yang terasa menarik disini dibalik naskah
gubahan Shaun Grant yang memang sangat tipis dan berpotensi untuk
ambruk. Sayangnya ada beberapa karakter yang saya rasa tak cukup penting
dan ikut andil dalam masalah mereka, dan itu memang yang terasa
mengganggu disini, juga sesekali terlihat beberapa adegan tatkala
Shortland lengah dalam membuat situasi yang berujung manipulatif.
SCORE : 3.5/5
0 Komentar