Tab

Ticker

6/recent/ticker-posts

BEAUTY AND THE BEAST (2017)

Poin terpenting dari sebuah remake adalah mempertahankan esensi film aslinya, bakal tumbuh oke jika sang sutradara mampu menambal kekurangan yang telah terjadi di film sebelumnya, menyesuaikan dan menyelaraskan keadaan pada masa sekaang meski itu mengambil tema klasik sekalipun. Beauty and the Beast garapan sutradara film The Twilight saga : breaking dawn part 1 & 2, Bill Condon mampu merealisasikan apa yang semestinya terjadi.

Saya yakin kalian semua sudah familiar dengan ceritanya, dikisahkan Belle (Emma Watson) adalah seorang gadis cantik di pedesaan Prancis, ia tinggal bersama sang ayah, Maurice (Kevin Kline). Pada saat Maurice pergi ke hutan untuk mengambil bunga mawar kesukaan Belle, ia ditahan disebuah kastil tua oleh sesosok makhluk seram bernama Beast (Dan Stevens), Belle yang berbakti kepada sang ayah, menggantikan tempatnya sebagai tahanan abadi. Namun seiring berjalannya waktu, Belle mulai menemukan sifat Beast yang baik dan empati terhadapnya. Apalagi mengetahui bahwa Beast sebenarnya adalah seorang pangeran yang dikutuk karena memliki perangai yang kurang menyenangkan. Mengetahui Belle memiliki rasa terhadap Beast, pemuda populer di desa yang menaruh hati kepada Belle, Gaston (Luke Evans) menghimpun massa untuk menyerbu istana dan membunuh Beast.

Walau diyakini sebagai kisah klasik, Stephen Chbosky dan Evan Spiliotopoulos menyadati beberapa lubang yang teradi pada film aslinya, dan kini ia melakukan sedikit perombakan kecil namun berdampak cukup besar, misalnya berkenaan timeline yang tak lagi menanyakan berapa usia sang pangeran atau asal muasal keberadaan Chip (Nathan Mack), si cangkir kecil putera dari Mrs. Potts (Emma Thompson), Chbosky dan Spiliotopoulous turut menyelipkan fakta bahwa sejatinya penyihir telah menghilangkan ingatan warga kampung terkait Pangeran dan istana, dan disini narasi berjalan lebih baik ketimbang versi sebelumnya.

Penokohan pun bertambah kompleks, disini karakter Belle memang dianggap seorang gadis yang aneh, yang sering menghabiskan waktunya dirumah untuk membaca, dan itu terasa relevan di jaman sekarang, ia juga berani terang-terangan menolak lamaran dari Gaston, serta tokoh lain seperti Gaston yang diberi bobot cukup menarik serta kehadiran sang ayah dari Belle, Maurice juga tumbuh berkembang menjadi karakter penting bukan hanya sebagai hiasan belaka, turut juga selipan kisah masa lalu terkait sang ibu dari Belle dijelaskan guna menjelaskan terhadap seseorang yang mungkin bertanya-tanya tentang keberadaannya serta asal usul keluarga Beast yang cukup menjelaskan sikap kasarnya, juga disisi lain memberikan sebuah bobot bagi cerita.

Memang sepertiga awal cukup tertatih, namun Bill Condon rupanya cukup lihai serta membalas ketertatihan itu dengan sebuah aksi awal penyelamatan Belle oleh Beast sekaligus sebagai jalan pembuka bagi kisah kedekatan mereka yang kelak berujung sebuah romansa, diiringi sinematografi lewat tata visual yang memikat serta iringan lagu yang begitu catchy menemani dua insan yang sedang dimabuk asmara dan merasakan bagaimana makna dari sebuah "cinta" yang tak hanya harus diutarakan lewat kata-kata saja, melainan cukup bertatap satu sama lain dan saling mengisi dan mengerti perasaan. Emma Watson tampil memukai disini, memerankan karakter Belle sangat pas olehnya, egitupun dengan aksi Dan Stevens dalam balutan sebuah visual CGI yang menawan serta karakter Gaston dan Maurice dan tak lupa perabotan di istana mmberikan sebuah kontribusi yang memadai dan kuat.

Beauty and the Beast memang sebuah sajian klasik yang tampil menawan berkat suguhan naskah dari Chbosky dan Spiliotopoulous serta didukung oleh garapan Condon tampil begitu solid, mampu menutupi kekurangan serta menjabarkan definisi "cinta" yang tak hanya lewat pasangan saja, melainkan disinggug juga terhadap keluarga dan diri sendiri dalam sebuah balutan sinematografi yang menawan dan tata musik yang memukat, Beauty and the Beast adalah sebuah suguhan remake yang sesungguhnya.

SCORE : 4/5

Posting Komentar

0 Komentar