Tab

Ticker

6/recent/ticker-posts

TALAK 3 (2016)

Jika dilihat dari trailer-nya Talak 3 tampil begitu biasa bahkan didominasi unsur comedy yang "receh" sekalipun. Saya hanya bisa menulan ludah, sembari berharap bahwa film ini tak sereceh apa yang saya bayangkan setelah melihat nama Hanung Bramantyo dan Ismail Basbeth di bangku sutradara, kolaborasi yang tak boleh saya lewatkan meskipun saya sendiri telat untuk menonton film ini. Hanung yang biasa menggarap film komersil namun mampu menyentil beragam isu secara santai serta Ismail Basbeth yang notabene sebagai sutradara "film festival" tambahkan nama beken Vino G. Bastian, Laudya Chyntia Bella serta Reza Rahadian di jajaran cast maka film ini pun tak seperti yang saya bayangkan.


Bagas (Vino G. Bastian) dan Risa (Laudya Chyntia Bella) adalah sepasang suami istri yang sering bertengkar satu sama lain, hingga tak mengherankan jika keputusan untuk bercerai pun diambil. Namun sebuah proyek besar bernilai milyaran rupiah mengharuskan mereka untuk bersama, disinilah cerita bisa ditebak. Bagas dan Risa kembali akur dan mengungkapkan perasaan mereka satu sama lain hingga pilihan untuk rujuk pun dipilih kembali. Masalahnya, karena terbawa emosi Bagas melayangkan talak 3 kepada Risa yang mana dalam aturan Islam hal itu tak boleh rujuk kembali kecuali melalui Muhalil (pria lain menikahi istri sebelum kemudian bercerai). Guna mengakali hal tersebut, pencarian calon suami pun dimulai dan kemudian dipilihlah Bimo (Reza Rahadian) teman semasa kecil Risa sekaligus rekan kerja Bimo guna menjadi Muhalil.

"Talak 3" sendiri terbagi bak dua bagian, kala paruh pertama diisi lelucon receh yang liar dan absurd hingga nama seperti Dodit Mulyanto beserta Cak Lontong pun turut andil dalam film ini sebagai comic relief, comedy yang receh tersebut sejatinya urung membuat saya tertawa lepas dan terasa dibuat semata-mata sebagai penunjang filmnya sebagai dramedi. Namun dibalik momen receh tersebut Hanung turut berjasa menyelipkan beragam sentilan terhadap isu sosial, sebut saja masalah koriupsi yang tak dijabarkan begitu eksplisit namun terasa relatable bahakn menyentil beberapa pihak.

Paruh kedua giliran duet sutradara ini bermain dalam ranah drama yang menurut saya lebih efektif dan bahkan akan terasa klop jika dibuat pure drama. Kala paruh pertama diisi comedy receh, di paruh kedua segmen drama berupa luapan emosi dimainkan yang mana membuka jalan keahlian para cast yang paiawai melakoni ranah drama. Vino G. Bastian dengan luapan marahnya, Laudya Chyntia Bellla dengan tangisnya serta Reza Rahadian dengan sikap tenangnya, meski melihat mereka bertiga sendiri merupakan sebuah keasyikkan tersendiri, bersama mereka kita tertawa, bersama mereka pula emosi kita tersulut.

Momen terbaik film ini adalah kala tiga karakter utama saling bertengkar dan menyalahkan satu sama lain, seperti yang telah saya singgung diatas semuanya dengan cepat terkoneksi dengan penonton bahkan mampu memnciptakan sebuah koneksi sekalipun. Duet Hanung-Basbeth begitu kentara dalam film ini, Hanung lewat sentilannya sementara Basbeth yang lebih piawai menangani film festival mampu memberikan ciri khas-nya disini.

Dengan pace yang cepat "Talak 3' sejatinya berwarna berkat jajaran cast-nya yang tampil memikat, chemistry yang kuat meski ini ditujukan sebagai film hiburan semata. Hanung-Basbeth mungkin tak mencapai kualitas tertinggi mereka, namun sebagai sebuah sajian tontonan ringan jelas "Talak 3" sendiri berhasil mencapai tujuannya, Meski kita sendiri sudah tahu sedari awal filmnya akan berakhir bagaimana namun saya tak bisa melupakan luapan emosi karakter yang mereka bangun di tengah repetisi yang muncul yang setidaknya mampu saya mafhumi berkat kinerja mereka.

SCORE : 3.5/5

Posting Komentar

0 Komentar