Tab

Ticker

6/recent/ticker-posts

NINA FOREVER (2015)

Memang cinta itu adalah sesuatu yang sangat indah, tetapi juga berbahaya, jadi tak heran jika banyak orang yang kita temukan bertindak nekat karena rasa cinta. For example, move on, ketika rasa cinta kamu kepada seseorang ternyata akhirnya kandas, opsi yang kamu miliki hanya dua, melepasnya atau justru memaksanya untuk kembali mendapatkan cintanya. Nina Forever menggunakan hal tersebut sebagai dasar, ditinggal sang mantan kekasih lalu mencoba untuk membangun cinta yang baru, tapi ternyata sang mantan ingin kembali, klasik bukan? Tapi bagaimana jika di tampilkan dalam dunia yang berbeda, satu manusia, dan satu lagi, hantu. Nina Forever is a bloody lovely and fucked up with fairy tale about love.

Setelah sang kekasih Nina (Fiona O'Shaughnessy) tewas dalam sebuah kecelakaan sepeda motor, seorang pria yang tak lain adalah mantan kekasihnya, Rob (Cian Barry) merasa depresi dan mencoba bunuh diri. Sayangnya, usaha Rob tadi gagal, ia kini bekerja di sebuah supermarket, tempat kerja yang kemudian mempertemukannya dengan Holly (Abigail Hardingham) yang tak lain adalah rekan kerjanya. Holly memberikan support pada Rob ketika ia sedang berada dalam tahap sulit ketika kematian Nina, hal yang membuat Rob jatuh cinta pada Holly. Hubungan mereka telah sampai ke dalam tahap yang lebih serius, yakni melakukan hubungan seks. Tapi, dari situ muncul masalah yang mengganggu kisah cinta mereka, Rob punya gairah, Holly juga punya gairah, tapi Nina juga ternyata punya gairah. Setiap kali Rob berhubungan seks dengan Holly, Nina muncul.

Sulit memang jika anda telah membaca sinopsis di atas film ini justru menampilkan sebuah premis yang konyol, begitupun hal serupa saya rasakan. Namun jika anda telah berkenalan dengan karakter Rob dan Holly dan secara mengejutkan bertemu dengan karakter Nina, muncul kekeliruan dalam diri saya yang juga bercampur dengan beberapa sekelumit pertanyaan yang bisa di bilang disturbing, salah satu contoh pertanyaan itu adalah mau di bawa kemana sebenarnya arah film ini? Untungnya, perlahan tapi pasti Ben Blaine dan Chris Blaine dengan sigap menjawab dengan jawaban yang bisa di bilang ragu serta bercampur dengan rasa bingung dan senyum yang kian terjadi ketika menyaksikan film ini.

Bukan konteks rasa bingung tadi tampil dengan konteks yang buruk, tapi sebaliknya. Duo Blaine perlahan membawa kita ke arah film ini yang menceritakan kekasih yang datang "kembali" setelah berada di alam berbeda, dan itu ia tampilkan dengan sukses meski terasa konyol, pasalnya kita akan terus mempertanyakan pada sebuah pertanyaan yan simple, yakni kenapa Nina selalu hadir ketika Rob dan Holly berhubungan seks? menariknya, pertanyaan itu terus kian mantap menuju progres yang bisa di bilang teguh. Ya, memang seks di sini bukan hanya sebagai pemanis belaka tapi sebagai arena bermain bagi karakter untuk menciptakan rasa seram sekaligus konyol, dan yang menjadi fokus utama serta jualan film ini juga.

Unsur duka memang tetap menjadi fokus utama, namun Ben Blaine dan Chris Blaine mengajak anda untuk mencoba merasakan move on dengan karakter, rasa suka, pahit dan manis bercampur dengan baik dan tentu pula di dampingi dengan scoring yang oke. Duo Blaine juga mempengaruhi penonton dengan editing yang manis dengan rasa mondar-mandir yang kemudian di bakar oleh rasa hangat serta gerak variasi scene yang tampil liar namun berisi drama yang kompleks. Nina Forever juga berhasil menjadi drama yang menawan, yang mampu membuat penonton bukan hanya sekedar mengamati, namun ikut merasakan. Nina memang karakter yang aneh, namun kedatangannya justru berhasil menampilkan sebuah sisi gelap cinta dengan pas, sebuah proses melepaskan berisikan kesedihan dan kehilangan lengkap dengan obsesi yang berlebihan dan emosional.

Benar, selain terus tersenyum dan ikut merasakan sisi gelap dari sebuah cinta, Nina Forever juga merupakan sebuah characther study, dan itu pun berhasil dengan menampilkan sebuah penggambaran kesedihan terutama beban emosi yang terlihat real, di balik sebuah sisi gelap cinta yang feminim. Perlahan ini berubah menjadi sebuah observasi tentang cinta dengan bumbu horor dengan komedi lengkap dengan sebuah gore dan erotisme yang pas. Kombinasi absurd itu tentu tak lupa dari peran ketiga karakter yang mampu menampilkan sebuah simpati bahkan juga empati. Overall, Nina Forever sebuah film konyol nan absurd tapi menampilkan sebuah drama yang padat dan balutan horor komedi yang memikat yang mampu mengajak penonton bukan hanya sekedar mengamati namun ikut merasakan apa yang karakter rasa yang disisi lain membuat rasa heartbreaking. Nina Forever memang sebuah kejutan yang manis.


SCORE : 4/5

Posting Komentar

0 Komentar