Tab

Ticker

6/recent/ticker-posts

MURDER ON THE ORIENT EXPRESS (2017)

Saya memang belum menonton film terdahulunya maupun membaca novel yang paling fenomenal mengangkat genre misteri gubahan Agatha Christie ini. Menikmati Murder on the Orient Express versi baru ini merupakan pengalaman yang melelahkan namun menyenangkan kala semua misteri telah tersibak. Ya, semua disesuaikan dengan relevansi masa kini, guna mencakup penonton luas maupun yang sama sekali awam terhadap sumber utamanya, sebutlah saya salah satunya.


Jika versi terdahulu ditangani oleh Lumet, kini Kenneth Branagh lah yang memegang kendali yang kemudian merangkap sebagai pemain, memerankan Hercule Poirot, detektif paling cerdas di dunia yang kini tengah memecahkan kasus pembunuhan seorang pebisnis bernama Samuel Ratchett (Johnny Deep) yang terjadi kala kereta Orient Express tengah melaju. Seiring kereta yang berhenti karena terjebak salju longsor, Poirot harus menangani semua itu serta melakukan siapa dalang dibalik pembunuhan Ratchett dengan latar belakang penumpang yang berbeda.

Tentu dalam sebuah film bertemakan sebuah misteri, dialog bernada interogasi menjadi penyokong kuat utama pondasi filmnya untuk tetap melaju. Branagh memang penuh kharisma memerankan Poirot dengan kumis melengkung khasnya, namun kala ia menangani interogasi berupa barter kalimat sedikit turun pesona yang dimilikinya. Ini bukan masalah naskah garapan Michael Green yang dipenuhi dialog dangkal, melainkan penyutradaraan Branagh yang turut kewalahan menangani semuanya.

Alhasil selama durasi 114 menit berjalan momen tersebut berjalan sambil lalu, terasa dangkal dan nihil akan sebuah cengkraman tersendiri kala menikmatinya. Meskipun demikian, dalam Murder on the Orient Express versi terbaru ini turut memberikan ruang personal bagi Poirot terhadap dirinya yang rapuh, membutuhkan cinta, kerap bertingkah jenaka guna menutupi semuanya, yang mana dihantarkan cukup manus meski tak sampai mengena di tataran rasa. Pun sama dengan Branagh, memberikan ruang cukup mendominasi di awal bagi Ratchett guna mengajak penonton mengenal sang korban atau paling tidak memanfaatkan nama seorang Johnny Deep.

Penyutradaraan Branagh memang dipenuhi cacat sana-sini. Namun sulit sekali untuk menyangkal berkumpulnya jajaran aktor kelas wahid dalam satu layar bertukar dialog yang begitu menyenangkan untuk disimak. Semua pemain menampilkan performa yang menawan. Deep dengan gaya penuh kharisma, Michelle Pfeiffer dengan tatapan tajam plus dialog penuh makna, suntikkan energi dari Daisy Riddley, wibawa Judi Dench, serta ungkapan bernada penuh religiusitas dari Penelope Cruz menjadi daya tarik utama film ini, ditengah dominasi terbesar bagi Branagh.

Kala semua jawaban tersibak, saya tercengang mendapati pelaku di balik semua misteri pembunuhan akan Ratchett yang begitu terencana. Ditemani iringan Never Forget dari Patrick Doyle semakin mempertajam suasana, menciptakan sebuah pengadeganan yang indah untuk dilihat. Sulit rasanya untuk memungkiri bahwa film ini begitu melelahkan, meskipun saya sendiri menyukai twist berwarna abu-abu ini. Jikalau tanpa kesan melelahkan diawal, mungkin saya akan begitu mencintai film misteri ini.

SCORE : 3/5

Posting Komentar

0 Komentar