Tab

Ticker

6/recent/ticker-posts

A GHOST STORY (2017)

Kita semua jelas mengenal yang namanya hantu atau arwah penasaran, jelas itu semua itu berkaitan dengan hal mistik yang sering kita takuti. Tetapi seperti banyak kepercayaan, David Lowery selaku sutradara memanfaatkan kepercayaan tentang hantu yang sering berkeliaran di rumah yang mengamati sosok tercinta di tengah ketertahanan kehidupan. Sesuai judulnya pula "A Ghost Story" Lowery memposisikan penonton pada perspektif sang hantu, menghilangkan sekat antara batas kedua alam. Memposisikan filmnya sebagai sebuah eksistensi terkait "kerelaan" yang tak mengenal batasan ruang dan watu. Khususnya bagi orang seperti saya atau mungkin kamu yang percaya bahwa ada fase pasca kematian bahwa arwah terlebih dahulu singgah di dunia.

Harus di ketahui bahwa "A Ghost Story" bukanlah sebuah film horor konvensional yang tiap penampilannya menebar teror mengerikan, ini lebih ke drama yang turut memasukan isu mistik, terlihat jelas seperti di poster bahwa hantu yang di maksud adalah sesosok hantu dengan balutan seprei dengan dua lubang mata. Sebelum kita mengenal terlebih dahulu sang hantu, Lowery mengajak penontonnya untuk berkenalan pada sepasang suami istri, C (Casey Affleck) dan M (Rooney Mara) yang tengah bergejolak membicarakan hal terkait ''rumah", M ingin segera pindah rumah, sebaliknya dengan C yang terus ngotot ingin bertahan di rumah tersebut. Masalah itu urung untuk terselesaikan, sebab C keburu tewas dalam sebuah kecelakaan mobil. Menjadi hantu, C kemudian kembali ke rumah mengamati sosok orang tercinta serta kehidupan di balik itu semua.

Lowery menggunakan metode meditatif yang mana gerakan kamera berjalan lambat dan cenderung tampil statis, hal ini pun yang sering dibicarakan para orang-orang tatkala premiere film ini di lakukan di sebuah festival bergengsi, Sundance Festival di bulan Januari lalu. Penggunaan metode ini jelas akan membelah dua pendapat, terkait orang yang menikmatinya serta sebaliknya. Saya termasuk golongan orang pertama, bukan tanpa alasan di gunakannya metode ini, ini secara tak langsung membantu filmnya berjalan begitu cerdik yang turut memperhatikan paparan demi paparan rasa karakter, tengok saja di salah satu adegan tatkala M memakan kue pie, momen itu berjalan selama lima menit tanpa putus, kesan pretensius memang sulit dihilangkan. Namun berjalan lambat bukan berarti nihil akan sebuah esensi, penonton di hadapkan pada situasi menyerah atau melanjutkan tatkala momen itu bergulir. Kesabaran akan menjadi ganjaran setimpal tatkala secara pelan Lowery mampu membuat film ini bak sebuah puisi personal terkait legacy, memori, eksistensi, hingga ruang personal bernama rumah.

Aspek rasio 1:33:1 yang dipakai Lowery mewakili karakter sang hantu yang terjeba di keabadian, memang tak sepenuhnya efektif, namun mampu merangkai sebuah bingkai yang cantik dengan sentuhan warna lembut cenderung suram. Perjalanan C yang tanpa batas dibalik balutan seprai memang demikian menyedihkan namun menyimpan sebuah makna indah nan mendalam yang emosinya berkulminasi di paruh akhir yang memunculkan keinginan untuk mendekap orang tercinta selagi masih mampu memanfaatkan waktu bersama-sama.

Casey Affleck memang menghabiskan kinerja aktingnya di balik seprai, yang otomatis performanya kurang terekspos, namun di balik hantu C ia mampu menyiratkan sebuah paparan rasa yang menghanyutkan. Rooney Mara menyuntikkan bobot di tengah diamnya M sepeninggal sang suami, mulutnya memang terkatup rapat, namun batinnya kian berkecamuk dahsyat. Musik gubahan Daniel Hart mengiringi mereka, memang sesekali tampil hangat, sesekali juga tampil misterius, Lowery menekankan sebuah interaksi terkait rasa, biarpun raga mereka sudah berpisah namun koneksi batin mereka tetap terjaga, begitupun dengan salah satu adegan interaksi hantu C dengan hantu rumah tetangga, semua menyiratan sebuah rasa terkait sebuah kerinduan yang urung untuk tersampaikan.

Meskipun menolak jelas terkait aturan main sang hantu (apa yang dilihat, disentuh dan lainnya) yang mana dia akui sendiri, "A Ghost Story" adalah sebuah bentuk orsinalitas sinema, yang mungin bertebaran di luar sana untuk di gali lebih dalam dan kemudian di angkat kembali ke layar sinema. Ini merupakan sebuah uji ketahanan penonton, namun jika kamu melewati semuanya terpampang begitu jelas dan nyata apa yang ingin di sampaikan film ini. "A Ghost Story" adalah sebuah bentuk bagaimana sebuah arthouse di buat, sebagai sebuah gelaran rasa daripada menahannya.

SCORE : 4.5/5

Posting Komentar

0 Komentar