Selaku sekuel mandiri bagi Train to Busan, Peninsula menerapkan segala aspek lazim bagi sekuel film laris di mana selain budget ditambahkan ($16 juta sementara film pertama $8.5 juta) cerita diperluas-yang kemudian membentuk sebuah zona bermain baru bagi para zombie haus mangsa. Positifnya, sang kreator mampu menciptakan sebuah dunia baru di mana ia meluangkan waktu untuk memperlihatkan karakteristik berupa aturan main zombie, meski ini dirasa kurang cukup kala guliran pengisahannya mengalami sebuah penurunan drastis.
Mengambil setting empat tahun pasca kejadian di film pertama, kisahnya menyoroti Jung-seok (Gang Dong-won) mantan kapten marinir yang diliputi rasa bersalah atas kematian sang kakak dan keponakannya setelah sebelumnya gagal ia selamatkan di sebuah kapal dan terlanjur terinfeksi oleh zombie. Pertanyaan terkait mengapa bisa terdapat seorang penumpang yang tak diketahui terinfeksi memang mengganjal selain untuk membuka sebuah dobrakan tanpa memperhatikan skema aturan virus yang dapat bereaksi lebih cepat.
Bersama para penyintas lainnya termasuk Chul-min (Kim Do-yoon) sang kakak ipar, Jung-seok yang hidup dalam keputusasaaan di Hong Kong menerima tawaran menggiurkan untuk kembali ke Incheon dan mengambil sebuah truk berisi makanan dan uang senilai US $20 juta di semenanjung (Peninsula dalam bahasa Inggris) yang telah dikarantina. Dari sini, mereka harus berhadapan kembali dengan para zombie haus mangsa setelah menerima uang $2.5 juta yang telah mereka genggam.
Bukan lagi urusan menyelamatkan hidup, Peninsula turut memainkan dan mempertanyakan moralitas Jung-seok yang menurut Chul-min tak lebih dari sekedar brengsek. Misi ini pun bukan hanya sebatas menerima uang saja melainkan pembuktian Jung-seok setelah bangkit dari keputusasaan dan melawan rasa takutnya. Naskah yang ditulis oleh Park Joo-suk (Train to Busan) bersama Yong-jae Ryu dan sang sutradara Yeon Sang-ho (Train to Busan, Seoul Station, Psychokinesis) memberikan sebuah hint tersebut sedari awal durasi dan hanya untuk dijawab ketika filmnya menemui konklusi.
Peninsula penuh dengan ambisi menjadikannya tampil beda dengan pendahulunya di mana guliran aksi dilipatgandakan sementara narasi dilebarkan. Zombie bukan hanya satu-satunya bahaya yang siap menyerang, hantu dalam wujud nyata lain hadir lewat sekelompok milisi nakal yang menamai dirinya sebagai "Unit 631" dengan Sersan Hwang (Kim Min-jae) sebagai pemimpin.
Pun, nantinya Jung-seok akan bertemu dan bergabung bersama Min-jung (Lee Jung-hyun), penyintas dalam wujud ibu tangguh yang pantang menyerah dan berlawanan dengan Jung-seok. Dinamika keduanya urung terasa akibat ketiadaan rasa selain sebatas senasib sepenanggungan. Ini yang sangat disayangkan, kala Peninsula kekurangan ikatan yang mana sangat dibutuhkan, baik itu bagi karakter maupun penonton.
Untuk mengganti itu, Sang-ho melipatgandakan aksi yang bak perpaduan Fast & Furious dengan Mad Max: Fury Road lengkap dengan pertandingan di atas air melawan zombie. Hiburan mungkin di dapat, namun perasaan serupa film pertama tidak. Peninsula begitu mudah dilupakan setelahnya.
Terkait narasi, Peninsula pun tampil klise, diperburuk dengan penerapan CGI artifisial yang mengurangi sebuah kenikmatan. Terlebih menjelang konklusi, Sang-ho memkasakan sebuah melodrama sarat penguluran. Imbasnya adalah sebuah adegan cringey yang jauh dari kesan menyentuh, menyusul setelahnya adalah titik balik instan bagi karakter utama yang membutuhkan sebuah pemaparan ketimbang sebuah jawaban instan. Setidaknya, visualisasi post-apocalyptic-nya tampil memadai daripada aksi zombie yang melayang dalam urutan panjang yang tak pernah saya mengerti.
SCORE : 2.5/5
){kind=link}
0 Komentar