Berpengalaman menulis naskah komedi hitam untuk Delhi Belly (2011) yang merupakan kali pertama Akshat Verma menulis naskah, Kaalakaandi-adalah debut perdana Verma sebagai sutradara sekaligus penulis naskah-dan masih menggunakan genre kesukaannya. Menempatkan kota Mumbai sebagai peran utama, kisahnya tersusun atas tiga cerita yang saling bersinggungan-pada situasi yang sama dan pada satu malam yang sama.
Seorang pria (Sai Ali Khan) mendapati dirinya mengidap kanker perut setelah kehidupan bersih (baca: tidak merokok, tidak meminum alkohol bahkan tak pernah menggunakan narkoba maupun mentega) gemar ia terapkan. Putus asa karena waktu hidupnya hanya sekitar 3 bulan, ia pun mencoba apa yang tak pernah ia lakukan-yang menurutnya adalah perilaku tak sehat. Sebuah pesta menemukannya dengan LSD yang diberikan salah satu temannya.
Semula memang tak berasa, namun pasca ia diminta sang ibu untuk mengantar sang adik, Angad (Akshay Oberoi) untuk memotong rambut-yang sebentar lagi akan menikah, mulai menunjukan efeknya. Ia kemudian terjebak dalam sebuah kekacauan yang melibatkan polisi dan membawa seorang transgender bernama Sheila (Nary Singh) yang ia jadikan sebagai teman minum dan bercerita,-juga untuk melihat "Belahan Bumi Selatan" tanpa adanya sentuhan atau perasaan.
Di lain kesempatan, Mafia (Deepak Dobriyal) dan Rehmat (Vijay Raaz) tengah melancarkan sebuah rencana untuk memeras sang boss, Raza (Arif Basra) dengan modal cerita kebohongan miliknya-dan mendapati dirinya terjebak dalam sebuah insiden yang melibatkan Ustad (Neil Bhoopalam), kaki tangan sekaligus teman Raza.
Di waktu yang sama, Tara (Sobhita Dhulipala) tengah bersiap untuk melakukan pemberangkatan ke Amerika demi mengejar gelar PhD dan "bercinta" dengan pria kulit putih, menolak ajakan Zubin (Kunaal Roy Kapur), sang kekasih yang meminta Tara untuk mengubah rencananya. Sebelum pemberangkatan, Tara dan Zubin singgah ke sebuah pesta dan menemukan keduanya terjebak dalam penggerebekan polisi, setelahnya mereka terlibat dalam insiden tabrak lari.
Menjadikan malam sebagai teman bercerita di tengah jalanan Mumbai yang sepi akan keramaian, Kaalakaandi menyoroti para manusia yang terlibat dalam masalah pribadi yang kemudian bersinggungan dengan kejadian di luar kendali. Dari sini, elemen black comedy-nya bekerja, membawa sebuah kejutan sarat kekacauan.
Itu berhasil ditampilkan pada paruh pertama filmnya yang merupakan sebuah esensi akan "kegilaan" sebenarnya, terlebih untuk cerita yang dimainkan oleh Saif Ali Khan sebagai sosok pria rapuh yang bertransformasi memainkan sebuah imajinasi, semakin lengkap, kala animasi turut menemani.
Dua kisah selanjutnya tak kalah menarik, di mana salah satu pasangan berpacu dengan waktu sementara akal bulus dipermainkan, menyusul kemudian adalah dua pria gadungan yang mencoba menjalankan penipuan. Tiga cerita tersebut bermuara pada satu kata, yang pada akhirnya akan menemui sebuah "kekacauan", sesuai dengan arti dari judul filmnya yang diambil dari bahasa Marathi.
Untuk itu, narasi non-linier digunakan, di mana rentang tiga kisah saling bergantian menujukan sebuah paralel yang nantinya saling berkaitan. Ini sendiri melatih fokus utama kita dalam menyaksikan, meski kadangkala satu kisah berlalu sebelum kita mencerna kepastiannya.
Menuju paruh kedua, Kaalakaandi mulai menemui sandungan kala konklusi cerita masing-masing ditampilkan. Ketika salah satu kisah (Tara & Zubin) memberikan sebuah twist yang cukup berhasil. Lain halnya dengan dua kisah lainnya yang ditutup kurang mengena-selain dipaksa untuk saling bertautan. Belum lagi jika membahas sub-plot mengenai Angad-yang begitu mudahnya diakhiri, meski dalam satu sisi, memberikan sebuah pencerahan yang paling bisa dimengerti.
Pada akhirnya, Kaalakaandi adalah sebuah komedi yang terlampau tinggi memenuhi ambisi, ketika paruh pertamanya mampu menghadirkan atensi tersendiri, penebusannya tak semulus apa yang semula dihadapi. Ini terjadi kala Akshat Verma terlampau memancing standar tinggi dalam menjalankan komedi-yang berujung hampa ketika semuanya ditutup terlalu dini. Walaupun demikian, Kaalakaandi masih tontonan yang dapat dinikmati, terutama bagi anda yang ingin mencoba sajian di luar arus utama.
SCORE : 3/5
0 Komentar