Tab

Ticker

6/recent/ticker-posts

AKU TAHU KAPAN KAMU MATI (2020)

Barangkali, Aku Tahu Kapan Kamu Mati hanya dibuat semata memenuhi selera para remaja yang melangkahkan kaki ke bioskop untuk sekedar ditakuti dan kemudian diberi tawa. Naskah garapan Arumi E yang merupakan penulis asli novel berdasar cerita Wattpad bersama Aviv Elham (Arwah Tumbal Nyai, Roy Kiyoshi: The Untold Story, Alas Pati) sadar betul akan hal itu, Aku Tahu Kapan Kamu Mati memang tak sepenuhnya bermain di ranah horor, selipan komedi slapstick miliknya lebih kental bahkan jauh lebih mengungguli unsur horor miliknya.
 
 
Pasca dinyatakan koma dan kemudian meninggal dunia, Siena (Natasha Wilona) mendapati kesempatan kedua kala dirinya mengalami mati suri. Kepulangannya ke asrama menyulut kehebohan sang sahabat yang terdiri dari Flo (Ria Ricis), Neni (Fitria Rasidi) dan Vina (Ryma Gembala) yang kemudian kembali menerimanya dengan lega. Seiring Siena kembali menapaki hidupnya, ia pun harus menerima kenyataan bahwa dirinya bisa mengetahui kapan seseorang akan mati.
 
 
Dibuka dengan standar menerapkan pola prank layaknya kegemaran para YouTubers masa kini, Aku Tahu Kapan Kamu Mati sudah terlalu dini menanggalkan tanya terkait latar belakang karakter utama yang tak jelas kebenarannya. Itu terjadi kala kehadiran atau respon keluarga Siena urung ditampilkan atau sekedar dijejalkan. Memang tak terlalu penting, namun, keputusan ini sedikit mengganggu-disamping hadir memberikan sebuah ketimpangan tersendiri.
 
 
Setelahnya proses introduksi dilakukan di mana sekolah menjadi lahan. Beragam kematian terjadi-yang mana ditujukan untuk memberikan pernyataan kemampuan Siena. Tak peduli berapa korban berjatuhan sampai turut mengancam sang pria idaman, Brama (Al Ghazali) naskahnya urung memberikan sebuah perhatian lebih, khususnya terkait rasa dan dampaknya terhadap cerita. Penulis naskah memang mengabaikannya, membuat adegan tersebut minim urgensi alih-alih sebatas terjadi sambil lalu.
 
 
Paling parah adalah mengenai modus operandinya sendiri, Aku Tahu Kapan Kamu Mati kebingungan merangkai induk kejadian yang mana sebatas dialihkan dan kemudian dijawab dengan kalimat singkat "kematian adalah takdir". Semua pokok permasalahan kembali ke pernyataan demikian-sementara naskahnya menempuh konflik rumit guna sampai ke titik temu filmnya. Sungguh, sebuah perjalanan yang luar binasa.
 
 
Terkait fokus utama, filmnya sendiri kebingungan menapaki jejak. Kala paruh awal filmnya diisi dengan rentetan jumpscare pemekak telinga, paruh keduanya dijadikan sebagai bahan ngelaba sementara romansa tanggung turut mengisi memenuhi durasi. Paruh ketiganya tersusun mulus, meski meninggalkan perpindahan kasar demi memunculkan sebuah kepedulian-yang telat datangnya.
 
 
Walaupun demikian, sensitivitas penyutradaraan Hadrah Daeng Ratu (Jaga Pocong, #MalamJumat The Movie, Makmum) masih terasa lewat beberapa momen solid atau permainan jumpscare efektif. Namun, itu semuanya terasa kerdil jika dibandingkan dengan kebingungan naskahnya yang tak terbantahkan.
 
 
SCORE : 1.5/5

Posting Komentar

0 Komentar