Adaptasi novel berjudul sama karya Blanka Lipinska ini bak sebuah hasil replikasi dari Fifty Shades of Grey. Pun, terkait eksplorasi, beberapa adegan dalam 365 Days masing-masing memiliki kemiripian (entah itu di sengaja atau tidak) dengan trilogi novel buatan E.L. James. Sebutlah adegan kamar rahasia yang persis dengan Fifty Shades of Grey, pesta dansa dengan topeng yang mana dimiliki Fifty Shades Darker, serta konklusi inti sama persis dengan Fifty Shades Freed. Apakah ini sebuah kebetulan atau kesengajaan?
Massimo (Michele Morrone) adalah pewaris tahta-pasca sang ayah yang merupakan bos mafia Sisilia dibunuh tepat dihadapannya. Singkatnya, karakterisasi yang dimiliki Massimo tak beda jauh dengan Christian Grey, gemar berpakaian necis pula gemar bermain wanita hanya untuk sekedar mengisap penisnya. Semua terasa mudah di tangannya, sampai ia bertemu dengan Laura (Anna Maria Sieklucka) semuanya semakin sempurna.
Baginya, Laura adalah gadis impian yang selalu membayangi pikirannya. Pertemuan Massimo dengan Laura seketika menghadirkan sebuah impresi kuat-sampai ia meminta anak buahnya untuk menculik sang gadis guna tinggal di tempat tinggalnya. Massimo kemudian meminta 365 hari yang dimiliki Laura untuk perlahan mencintainya. Namun, membuat Laura jatuh cinta kepadanya tak semudah dengan apa yang ia bisa dapatkan sebelumnya.
Sinopsis tersebut memang terdengar klise, tapi itu bukan sebuah permasalahan-mengingat banyak cerita dengan premis klise mampu menghasilkan sebuah pencapaian luar biasa-yang kemudian membuat kita menarik ucapan setelahnya. Itu yang saya tanamkan ketika menonton 365 Days selain hanya untuk melihat aksi panas yang akan ditampilkannya. Setidaknya libido ini terpuaskan-meski imbasnya adalah sebuah kehampaan setelahnya.
Sama ketika kita selesai melakukan hubungan seks, 365 Days sebatas menghadirkan sebuah kesenangan sesaat dan setelahnya tak bertahan lama dalam ingatan. Naskah hasil tulisan Tomasz Klimala (Policewomen and Policeman, W rytmie serca) tak memiliki penceritaan yang kuat selain sebatas menghadirkan adegan penyulut libido dan pemuas hasrat. Praktis, kondisi ini sama seperti yang dimiliki trilogi Fifty Shades of Grey.
Beragam narasi dituturkan secara singkat, misalnya hubungan mafia yang kelewat dangkal hingga permusuhan yang sebatas sebagai bumbu pemanis. Pun, mudah untuk membuat Laura jatuh hati dengan Massimo berbekal segala aset kekayaan pula paras tampan (lengkap dengan kelihaiannya bermain di ranjang). Sebelumnya, Laura berpacaran dengan Martin (Mateusz Lasowski) yang kurang peka terhadap hal yang diinginkan Laura (you know what i mean). Kepasifannya membuat Laura jengah-dan ketika Laura mendapati dirinya terbaring di kasur Massimo, hanya sebuah intensi untuk memenuhi aksi "jual mahal" semata.
Dengan durasi 114 menit, praktis 365 Days adalah sajian tarik ulur-yang kekeringan ide untuk menggerakan cerita. Guna menutupi hal itu, ditampilkanlah trope film romansa biasa (let's call it FTV's formula) di mana ragam permasalahan dengan mudah diselesaikan. Semakin menjemukan kala penyutradaraan Barbara Bialowas (Moscow Wife, Big Love) dan Tomasz Mandes tak memberikan sebuah pembaharuan-selain sepenuhnya mengandalkan persona dua aktris utama.
Pengecualian terhadap keberaniannya menampilkan sebuah sex scene cukup eksplisit-yang salah satunya berlangsung 5 menit tanpa putus. Tingkat vulgarisme-nya pun tak tanggung-tanggung, ragam bentuk variasi sex scene-nya menerapkan gaya yang lazim kita temui dalam kamus tontonan film biru, di mana istilah doggy style, anal sex, woman on top tak ragu dipraktekan. Setidaknya hiburan ini sepenuhnya menghibur (dan mengusik ) ketimbang keseluruhan filmnya, termasuk konklusi utama miliknya.
Konklusinya menerapkan sebuah dramatisasi-yang berpotensi menghadirkan asumsi tersendiri. Sayang, guna menghadirkan sebuah impact besar, 365 Days terlalu dini dalam menampilkannya. Keterburuan ini menciptakan sebuah lubang menganga yang semakin melemahkan cerita, mendorong sebuah penyelesaian yang tak berimbang setelah sebelumnya terlalu lama melakukan sebuah penguluran.
SCORE : 2/5
0 Komentar