Tab

Ticker

6/recent/ticker-posts

HOMESTAY (2018)

Homestay selaku proyek keluar dari zona nyaman seorang Parkpoom Wongpoom-yang sebelumnya menghasilkan tontonan horor seperti Shutter (2004), Alone (2007) hingga 4bia (2008) adalah proyek ambisius yang menandakan kemampuan sineas Thailand unjuk gigi dalam menata gelaran CGI, pun, disamping sebagai film fantasy pertama buatan GDH, Homestay memadukan beragam elemen seputar isu bunuh diri, keluarga disfungsional hingga misteri dan romantika remaja di dalamnya. Sebuah sajian yang patut diberi kredit lebih atas sebuah keberanian yang berpotensi menambah dinamika utama filmnya.
 
 
Seorang jiwa (Teeradon Supapunpinyo)-yang nantinya menjadi protagonis utama kita baru saja terbangun di sebuah kamar mayat dalam tubuh seorang remaja bernama Min yang tewas akibat bunuh diri. Ditengah kebingungannya tersebut, ia bertemu dengan sosok yang bernama The Guardian yang mengatakan kepada jiwa bahwa ia hidup dalam tubuh yang bukan miliknya. Sang penjaga memberi kesempatan kepada jiwa tersebut untuk "bereinkarnasi" dalam tubuh Min dengan jatah waktu 100 hari dan sebuah jam pasir pengingat, setelah seusainya ia dapat menjawab penyebab Min bunuh diri yang hanya ia bisa jawab satu kali. Jika terbukti benar, ia akan mendapatkan tubuh Min seutuhnya, dan jika salah ia harus merelakan kematiannya selamanya.
 
 
Dimulailah pencarian seorang jiwa atau "Min palsu" dalam menjalani kehidupan Min yang membuat kita untuk melongok masuk ke dalam sebuah misteri yang sebenarnya terjadi. Dalam penanganannya, Wongpoom beserta empat penulis naskahnya (Thodsapon Thiptinnakorn, Jirassaya Wongsutin, Abhichoke Chandrasen, Eakasit Thairaat) memberikan sebuah clue-yang memungkinkan penonton untuk bermain "tebak buah manggis" sembari menanti kebenaran yang terjadi. Penanganan Wongpoom bisa dibilang berhasil memainkan atensi pula warna terhadap filmnya.
 
 
Ya, seiring berjalannya kita mengetahui problema yang dihadapi Min, seperti sang ayah (Roj Kwantham) yang memilih menjadi penjual obat dan keluar sebagai dosen, sang ibu (Suquan Bulakul) yang kerap keluar kota atas tuntutan pekerjaan, dan sang kakak, Meen (Natthasit Kotimanuswanich) yang terlihat jelas tidak menyukainya lantaran ia menganggap sang adik bermasalah. Dari sini timbul sebuah persepsi psikologis yang membuat penonton memungkinkan untuk mengerti dan memahami kondisi Min-yang ditengarai melakukan bunuh diri.
 
 
Namun, itu bukanlah sebuah kebenaran yang seutuhnya, Homestay menyimpan kejutan lain yang membuat Wongpoom melontarkan pesan terkait pentingnya bersosialisasi dan menysukuri diri-yang mana mulus tersampaikan. Terlebih, kala Min mulai menjalin hubungan dengan Pi (Cherprang Areekul, kapten BNK48) dalam debutnya yang cukup meyakinkan sebagai love interest Min sekaligus tutor Min, di samping ia adalah seorang gadis cerdas anggota Olimpiade Sains-yang kemudian menciptakan sebuah romansa menggemaskan yang menunjukan kekutan cinta atas dasar melakukan sebuah perubahan terhadap seseorang.
 
 
Selaku adaptasi novel berjudul Colorful buatan Eto Mori (sebelumnya telah di sadur menjadi sebuah anime sukses pada tahun 2010), Homestay bisa dibilang berhasil dalam penuturannya, terutama berkat kapasitas Wongpoom dalam menjaga sebuah misteri yang perlahan ia sibak. Penggunaan pacing tepat sasaran pun turut berkontribusi, sementara Homestay menunjukan keberanian Wongpoom dalam merangkai sebuah momen bertabur CGI yang kentara terlihat meyakinkan di paruh awal durasi.
 
 
Teeradon Supapunpinyo memberikan sebuah performa meyakinkan sebagai seorang remaja yang dilanda kebingungan yang kemudian menuntutnya untuk melontarkan sebuah jawaban atas kebenaran terhadap kelangsungan kehidupan, sementara nyawa utama film ini adalah Suquan Bulakul sebagai seorang ibu yang kehilangan sang putera (pula hidupnya), kehadiran Saruda Kiatwarawut sebagai Li, sahabat Min yang menyimpan rasa terhadapnya berpotensi menyuntikan bobot emosi-yang kemudian urung terjamah akibat sang sutradara hanya menjadikannya sebagai sempilan belaka.
 
 
Memasuki konklusi, Homestay-yang tadinya penuh akan nuansa ceria dalam balutan romansa banting setir membuka sebuah rahasia masing-masing karakternya yang sesungguhnya, membuatnya kembali ke dalam mode serius nan kelam guna menjawab pertanyaan The Guardian-yang bisa berubah wujud, diantaranya diperankan oleh Nopachai Chainam dan Laila Boonyasak dalam sebuah cameo mengesankan, di samping Homestay kali ini memberikan sebuah kenyataan seputar pahitnya kehidupan Min yang mulus tersalurkan dan bahkan berpotensi merobohkan tembok besar yang bernama perasaan.  
 
 
Sayang, guna menyelesaikan permasalahan dan menuju pada sebuah titik terang membuat kewalahan Wongpoom dalam menangani konklusi yang tersaji buru-buru, yang berdampak pada sebuah twist yang sedikit gagal memberikan sebuah kejutan pasca kehadirannya dengan gampang terendus pula sering digunakan. Ini tentu sedikit mengurangi emosi yang semestinya tersaji, terlebih soal alasan bunuh diri yang dilakukan Min urung bergerak ke ranah sensitif. Homestay memang ditutup sedikit kacau, meski hal ini tak membuatnya tampil meracau.
 
 
SCORE : 3.5/5

Posting Komentar

0 Komentar