Tab

Ticker

6/recent/ticker-posts

UNSANE (2018)

Dalam sebuah film bertemakan thriller psikologis, permainan eksekusi memegang alih kendali. Poin itu sangatlah penting guna menghantarkan sebuah cerita terhadap sebuah keberhasilan dalam mengejawantahkannya. Unsane selaku film hasil garapan Steven Soderbergh (Ocean's Eleven, Ocean's Eight, Logan Lucky) sukses menerapkan pola demikian, di tengah filmnya sendiri menggunakan iPhone 7 Plus sebagai pengganti kamera.
 
 
Bercerita mengenai Sawyer Valentini (Claire Foy) seorang analis finansial-yang kerapkali was-was terhadap apa yang terjadi. Itu disebakan atas sebuah trauma yang dialaminya pasca seorang stalker kerap mengintai hidupnya. Berniat melakukan check up, Sawyer malah mendapati dirinya mengalami gangguan jiwa-yang memaksa dirinya harus menetap di rumah sakit dengan pengawasan-yang senantiasa diterapkan.
 
 
Dari sini, naskah hasil olahan pemikiran Jonathan Bernstein dan James Greer (Max Keeble's Big Move, The Spy Next Door) mulai mempermainkan sebuah pertanyaan: Apakah Sawyer benar-benar mengalami gangguan mental atau dai hanyalah seorang korban? Unsane tak lantas menjawabnya dengan mudah, terdapat kelokan-yang meski terkesan tarik-ulur-tersaji sedemikian intens.
 
 
Perjalanan untuk keluar dari ruangan tersebut semakin sulit kala Sawyer mendapati sang penguntit-yang menurutnya bernama David (Joshua Leonard) ternyata bekerja sebagai dokter-yang menanganinya. Sawyer-yang berusaha meyakinkan pihak rumah sakit tentang David lantas tak di gubris, pasalnya sang dokter yang bernama George Shaw merupakan staf paling tekun.
 
 
Soderbergh bermain-main dengan situasi kecil, namun menghasilkan sebuah impak yang besar. Usaha Sawyer untuk keluar semakin rumit, kala sang penguntit kian menaikkan dosis obatnya. Dari sini pula, Sorderbegh memainkan nuansa psikadelik hanya dengan menggunakan ponsel pintar. Terlebih, penangannya dalam memainkan tensi senantiasa terjalin rapi.
 
 
Menggunakan rasio gambar 1:56:1 (sebelumnya pernah digunakan A Ghost Story) menunjang unsur visual dalam memberikan sebuah kengerian dan kegelisahan. Terkadang, efek kamera cembung memberikan sebuah suasana tersendiri dalam penjelasan narasi. Pun, demikian dengan penggunaan warna gelap-terang yang mendominasi, semakin menekankan sebuah situasi yang selayaknya akan terjadi.
 
 
Claire Foy adalah nyawa utama film ini. Sang aktris piawai dalam memberikan nyawa terhadap karakter, terlebih ketika ia terjebak dalam beragam situasi. Mulai dari raut wajah hingga improvisasi yang Foy lakukan begitu bersinergi. Pun sama halnya dengan Joshua Leonard-yang mampu mengimbangi dalam melakukan sebuah kontradiksi.
 
 
Selama durasi 98 menit, Unsane memang sebuah tontonan yang tampil padat berkat kecermatan Soderbergh dalam menggarap. Sulit untuk tak beranjak dari kursi selama menontonnya, ini membuktikan bahwa Unsane adalah tontonan yang mampu meraih pula menjaga atensi.
 
 
Bukan tanpa isi, kala konklusi diungkap, Sorderbergh turut menyentil isu masa kini, khusus ya hal terkait penculikan dan pemerasan yang kerap terjadi. Terlebih, bagi mereka yang mengatasnamakan pengobatan dan kebaikan. Hingga ketika kedok mulai terbongkar, Unsane melakukan hal berdasar nalar.
 
 
SCORE : 4/5

Posting Komentar

2 Komentar

  1. Thanks for share riviewnya, semoga sukses selalu,.
    Jangan lupa kunjungi juga http://bit.ly/2JF1NJb

    BalasHapus
    Balasan
    1. Thanks juga sudah berkunjung.....sipp

      Hapus