Tab

Ticker

6/recent/ticker-posts

BAD TIMES AT THE EL ROYALE (2018)

Bad Times at the El Royale adalah film dengan sarat kebetulan. Kala film lain menggunakan kebetulan menjerumuskannya pada sebuah pola yang berantakan, tak demikian dengan karya teranyar dari Drew Goddard (The Cabin in the Woods) ini. Kala sebuah kebetulan sarat dengan sebuah kejutan pula kedok rahasia yang tersimpan pada masing-masing karakter. Menyenangkan melihat interaksi mereka yang penuh dengan kemisteriusan, menunggu sebuah penghakiman atas apa yang telah dilakukan.
 
Hotel El Royale adalah saksi bisu bertemunya keempat tamu: Seymour Sullivan (Jon Hamm) si salesman rasis, Daniel Flynn (Jeff Bridges) si pastor katholik, Darlene Sweet (Cynthia Erivo) si penyanyi berbakat yang berkulit hitam, dan juga Emily (Dakota Johnson) si gadis hippie. Mereka mendatangi El Royale secara bersamaan, melakukan interaksi canggung kala menunggu si resepsionis, Miles Miller (Lewis Pullman). Sebelum akhirnya menjalankan sebuah modus operandi terhadap sebuah hotel yang terletak di dua batas wilayah antara Nevada dan California ini.
 
Sampai sini, Drew Goddard membawa karakter misterius ini pada sebuah rahasia hotel El Royale yang turut menelanjangi rahasia para karakternya. Saya tak akan menyebutkan apa rahasia mereka, yang jelas rahasia tersebut berhubungan dengan sebuah masa lalu yang kelam. Penyutradaraan Goddard memang unik, kita turut diperlihatkan sebuah backstory tentang keadaan kamar yang mereka pesan, mengintip, kemudian turut berspekulasi terhadap karakterisasi yang tersaji sedemikian rapi.
 
Narasinya berjalan non-linier, keputusan Goddard memberikan sebuah backstory pula momen flashback dirasa memberikan sebuah pencerahan alih-alih saling terdistraksi. Ini seperti sebuah benang yang perlahan di rajut yang kemudian menghasilkan sebuah kain yang terlihat secara jelas. Pun pengadeganan kaya metafora ini begitu relevan dengan kondisi masa kini, terlebih kala menyentil sebuah alegori terhadap agama, kepercayaan, pula menanyakan keberadaan Tuhan.
 
Masalah yang kompleks itu kian makin lengkap kala Goddard turut memasukkan dua tamu tak diundang, Billy Lane (Chris Hemsworth) sang pemimpin sebuah sekte sesat, pula seorang wanita yang dibawa Emily, Rose (Cailee Spaeny) yang kita lihat terikat di kursi. Hotel El Royale adalah metafora dari surga dan neraka, pun sangat mengsyikkan kala karakter digiring untuk kemudian saling membongkar dosa masing-masing, tak mengira bahwa sebuah penghukuman berupa balasan akan terjadi. Ini salah satu pesan penting yang turut diselipkan oleh Goddard terkait sebuah perbuatan kelak akan menemukan sebuah balasan.
 
Menuju pertengahan durasi Bad Times at the El Royale tak tampil meruncing, melainkan melebar. Ini pula yang sedikit menghasilkan sebuah kendala kala durasi memakan waktu 2,5 jam. Terasa panjang memang, -namun untuk ukuran sebuah pencerahan pula kejelasan karakternya, durasi tersebut di rasa setimpal.
 
Pergerakan kamera dari Seamus McGarvey (The Avengers, Nocturnal Animals) tampil dinamis. Adakalanya kamera tampil pelan, pula dengan cepat bergerak. Alunan musik tahun 1960-an memberikan sebuah nuansa tersendiri, yang paling saya ingat adalah lagu Can't Take My Eyes off You milik Frankie Valli sebagai salah satu pengiring di tengah scoring garapan Michael Giacchino (Up, War for the Planet of the Apes) yang tanpa sadar memberikan nyawa tersendiri dan tak lupa otomatis menghentakkan kaki.
 
Kala tirai rahasia terbuka secara nyata, konklusinya tampil begitu mewadahi, sarat akan sebuah kebrutalan pula ketegangan yang urung berhenti. Terdapat sebuah momen mencekam kala satu-persatu karakter membela diri, terseret sebuah penghakiman kesalahan diri sendiri. Ini yang membuat misteri tersebut kian pasti. Pembayaran setimpal di dapat, pilihan menganga membawa sebuah penebusan dosa yang akan dibayar dengan sebuah pengorbanan yang besar.
 
SCORE : 4.5/5

Posting Komentar

0 Komentar